Pilpres 2019
Akui Kalah Total Menarik Perhatian Media & Singgung Aksi 212, Timses Prabowo-Sandi 'Diskakmat' Rosi
Tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengaku kalah total dari kubu Jokowi-Maruf Amin dalam menarik perhatian media.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Drajad Wibowo mengaku kalah total dari kubu Jokowi-Maruf Amin dalam menarik perhatian media.
Drajad Wibowo bahkan sampai menyinggung soal aksi 212, pada 12 Desember 2018 silam.
Hal tersebut disampaikan Drajad Widodo saat menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV.
Rosiana Silalahi selaku pembawa acara langsung menyampaikan sebuah pernyataan yang berhasil membuat Drajad Wibowo terdiam.
Kejadian itu bermula saat narasumber yang hadir di acara itu membahas 5 poin yang menjadi tema dalam perbincangan saat tersebut.
Yang pertama adalah berusaha mendapatkan perhatian media dari pernyataan dan tindakan yang konyol dan mengundang kontroversi.
Dalam poin tersebut, Drajad Wibowo mengatakan kalau pihaknya kalah telak dalam mendapatkan perhatian media.
• Dikenal Sebagai Pendukung Prabowo, Rocky Gerung Kerap Acungkan 1 Jari Simbol Jokowi, Ini alasannya
• Prabowo Sebut Anggaran Negara Bocor, TKN Jokowi-Maruf Sindir Skandal Panama Papers
TONTON JUGA
"Faktanya kami kalah total dalam perhatian media," kata Drajad Wibowo dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas TV, pada Jumat (8/2/2019).
Pasalnya menurut Drajad Wibowo beberapa media besar tak meliput reuni aksi 212 kala itu.
"Bahkan para kelompok 212 yang banyak berpihak kepada Prabowo-Sandi, bikin acara besar seperti itu, media black out," ucapnya.
Mendengar pertanyaan seperti tersebut, Rosiana Silalahi langsung membantah pernyataan Drajad Wibowo.
• Prabowo Sebut Ada Kebocoran Anggaran Rp 500 Triliun, KPK: Kami Akan Lindungi Pelapor
• Kabar Anggaran Bocor Rp 500 Triliun: Prabowo Ditantang Jokowi, Mardani Ali Sera Bereaksi
Menurutnya, tak semua media yang tak meliput aksi reuni Akbar 212.
Rosiana Silalahi menyebut Kompas TV ikut meliput acara Reuni Akbar 212 secara terus menurus.
"Gak juga sih mas Drajad, kalau anda mau me-rise itu, saya bisa mengatakan even Kompas TV meliput itu secara terus menerus," jawab Rosi.
Mendengar hal tersebut Drajad Wibowo langsung kehilangan kata-kata.
"O..lah nanti oke," kata Drajad Wibowo.
Pengusaha Takut Sumbang Prabowo di Pilpres 2019, Timses Jokowi Ungkap Hal Ini
Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 dirasakan sebagai Pilpres terberat bagi calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/10/2018).
"Dari tiga kali maju Pak Prabowo sebagai presiden, yang kebetulan saya tetap jadi sekjen partai yang mengusung Beliau, kami merasakan terus terang (Pilpres) ini adalah bobot terberat Beliau menjadi calon presiden," ujar Muzani.
Pernyataan Ahmad Muzani itu dibenarkan oleh Juru Bicara Koalisi Adil Makmur, Andre Rosiade.
Andre Rosiade lantas membeberkan alasan Pilpres 2019 menjadi yang terberat bagi Prabowo Subianto.
Menurut Andre Rosiade, frekuensi pemberitaan antara Prabowo Subianto dan Jokowi di media tidak seimbang.
"Kalau kita melihat media Pak Prabowo hanya 20 sampai 30 persen, 70 sampai 80 itu di Kubu Pak Jokowi," ucap Andre Rosiade dikutip TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas TV, pMinggu (14/10/2018).
Tak cuma ketidakberimbangan dari media, Andre Rosiade juga mengungkapkan sulitnya memperoleh dukungan pengusaha.
Andre Rosiade mengatakan hal tersebut karena para pengusaha takut terhadap Jokowi sebagai petahana.
Para pengusaha yang ingin menyumbang dana ke kubu Prabowo-Sandiaga bahkan harus sembunyi-sembunyi.
"Lalu terus terang pengusaha pun takut menyumbang ke kita, karena mereka takut diancam anggarannya, sembunyi-sembunyi sumbangan ke kita," jelas Andre Rosiade.
Rupanya bukan hanya media dan pengusaha, pendeklarasian dukungan sejumlah kepala daerah di Indonesia juga membuat Pilpres 2019 semakin sulit bagi Prabowo Subianto.
Namun meski begitu, Andre Rosiade yakin Pilpres 2019 adalah akan menjadi momen kemenangan Prabowo Subianto.
"Dan kepala daerah nyatakan dukungannya ke Pak Jokowi," kata Andre Rosiade.
"Ini tantangannya memang berat, tapi kami menyakini ini momentum kemanangan Prabowo," tambahnya.
• Andi Arief Tak Khawatir Kritik Prabowo Jarang Turun Temui Rakyat, Jangan Terlalu Banyak di Sarang
• Pembelaan Gerindra dan PKS, Prabowo Disindir Andi Arief Malas Hingga Tak Serius Mau Jadi Presiden
• Bukan Prabowo, Inilah Sosok Prajurit Kopassus Pertama di Puncak Everest
Juru bicara (jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Maman Abdurrahman lantas berkomentar.
Menurutnya bila memang terasa berat sebaiknya Prabowo Subianto tidak usah kembali mencalonkan diri di Pilpres 2019.
"Kalau sudah tahu berat ya jangan maju," celetuk Maman Abdurrahman.
Ia menyindir kubu Prabowo-Sandiaga yang lebih banyak memberikan sindiran kepada pemerintahan Jokowi.
"Yaa narasi yang dibangun cuma narasi menyindir terus," ucap Maman Aburrahman.
• Rupiah Terus Melemah, Prabowo Subianto: Kita Tambah Miskin
• TERPOPULER - Polemik 15 Menteri Dukung Jokowi-Maruf, Timses Prabowo-Sandi: Coba Bagi Kami Biar Adil
Maman Abdurrahman menyarankan kubu Prabowo-Sandiaga untuk lebih mengdepankan ide dalam pembangunan.
Tak hanya itu ia juga mengaku sedih saat mendengar keputusasaan dari kubu Prabowo-Sandiaga.
"Makanya maksud saya biar enak, tugas kita yang kita kedepankan itu ide-ide pembangunan kerja, biar engga sedih," kata Maman Abdurrahman.
"Saya kan jadi nelengso," tambahnya.
Maman kemudian mengatakan dalam sebuah pertandingan tantangan dan hambatan pasti akan ada.
• Prabowo Subianto Sebut Ada Elite Bangsa yang Melakukan Pengkhianatan
• Samakan Kasus Ratna Sarumpaet dengan Arcandra Tahar, Timses Prabowo-Sandi Disemprot Ruhut Sitompul
"Dalam pertarungan pasti ada tantangan dan hambatan, jadikan itu sebagai proses yang kita jalani," jelas Maman.
Andre Rosiade menanggapi ucapan Maman yang mengatakan Prabowo tak usah maju kembali di Pilpres 2019.
Menurut Andre Rosiade Prabowo kembali maju karena ia merasa prihatin dengan kondiri bangsa.
Andre Rosiade menekankan Prabowo mencalonkan diri hingga tiga kali bukan karena ambisi.
"Karena Pak Prabowo melihat kondisi bangsa ini memprihatainkan, Pak Prabowi maju bukan karena ambisi beliau," ucap Andre Rosiade.
"Ini desakan masyarakat, inilah keinginan masyarakat yang menginginkan menyelamatkan bangsa ini," tambah Andre Rosiade.
Terpisah Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, mempertanyakan pernyataan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang melihat Pilpres 2019 merupakan pemilu terberat bagi calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
• Prabowo Mengaku Tidak Pernah Minta Dukungan ke Pesantren, Hanya Berharap Doa
• Kubu Prabowo-Sandi Apresiasi Pembatalan Kenaikan Harga BBM
"Loh enggak kebalik nih? Bukannya justru terberat sepanjang masa? Apalagi bagi Jokowi," kata Irma dalam pesan singkat, Kamis (11/10/2018).
Irma menyatakan, Jokowi sering kali diterpa hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah sejak Pilpres 2014 lalu. Ia juga menyinggung beberapa aksi massa yang dinilainya menekan Jokowi.
"Selain dikepung hoaks, dikepung fitnah, juga dikepung demo berjilid-jilid," kata dia.
Ia juga menyoroti kasus Ratna Sarumpaet yang sempat dimanfaatkan oleh pihak oposisi dalam menyerang Jokowi.
Apabila kasus itu tak terbongkar, serangan itu akan berdampak buruk bagi Jokowi-Ma'ruf.
"Bayangkan saja. Jika tipu muslihat kasus Ratna Sarumpaet tidak terbongkar, pasti kami babak belur," ungkapnya.