84 CCTV di Terminal Pulo Gebang, Kepala Operasional: Jadi Orang Mikir Kalau Mau Berbuat Kriminal
Guna memberikan rasa aman bagi penumpang bus, sebanyak 84 kamera pengawas (CCTV) dipasang di setiap sudut Terminal Terpadu Pulo Gebang.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Guna memberikan rasa aman bagi penumpang bus, sebanyak 84 kamera pengawas (CCTV) dipasang di setiap sudut Terminal Terpadu Pulo Gebang.
Dari 84 CCTV tersebut, 20 diantaranya bahkan terhubung dengan Kantor Wali Kota Jakarta Timur.
"Disini seluruh bagian dipantau oleh CCTV, pergerakan mereka dipantau. Jadi orang mikir juga kalau mau berbuat kriminal disini," ucap Kepala Seksi Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang Noviesa Pinem, Sabtu (9/2/2019).
Tak hanya mengawasi tindak kriminal, CCTV tersebut juga dipasang untuk mengawasi kerapian dan ketertiban di terminal terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
"Kerapian dan ketertiban juga kami pantau dari CCTV, jadi enggak ada satu pun yang lolos dari pantauan," ujarnya.
Dikatakan Pinem, setiap harinya ada dua orang petugas yang selalu mengawasi dan memantau CCTV di ruang kontrol.
"Setiap harinya ada dua petugas yang mengawasi, mereka dibagi dalam dua shift," kata Pinem saat ditemui TribunJakarta.com di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
"Satu shift-nya mereka bekerja selama 12 jam," tambahnya.
Untuk itu, Pinem berani menjamin keamanan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang.
"Tidak kriminal jarang ya. Walaupun ada mereka juga sering tertangkap karena bantuan CCTV yang kami miliki," ucapnya.
Meski kamera CCTV juga dipasang untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di Terminal Terpadu Pulo Gebang, namun beberapa sudut terlihat kurang terawat.
Seperti di area pertokoan yang ada di lantai satu Terminal Terpadu Pulo Gebang, dimana masih ditemui banyak orang yang merokok di ruang ber-AC.
Padahal di sejumlah sudut ruangan tersebut sudah terpasang larangan dilarang merokok.
Tak hanya itu, area terminal dalam kota juga nampak kumuh lantaran banyaknya debu di lantai keramik dan beberapa sopir angkutan kota (angkot) yang terlihat berbaring sambil menonton televisi.
"Secara operasional memang sudah berjalan, tapi masih ada beberapa hal yang harus dievaluasi dan perlu adanya pembinaan yang harus kami lakukan karena masyarakat beranggapan ini terminal baru jadi ada harapan adanya perubahan besar terkait pengoperasian terminal," ujarnya.
Dikatakan Pinem, pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap para sopir angkot dan karyawannya yang sebagian besar masih terbiasa dengan kebiasaan lama di terminal pada umumnya.
"Kami akan bina berlahan karena pegawai disini sudah puluhan tahun di Terminal Pulo Gadung dan Rawamangun. Selama ini mereka beranggapan terminal merupakan tempat bebas," kata Pinem.
• VIDEO Melihat Wajah Terminal Terpadu Pulo Gebang di Jakarta Timur
• Harga Tiket Pesawat Meroket, Penumpang Bus ALS di Terminal Pulo Gebang Meningkat 70 Persen
Meski demikian, ia mengatakan akan tetap memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar para penumpang bus merasa nyaman selama berada di Terminal Terpadu Pulo Gebang.
"Kami tidak pungkiri banyak kekurangan dan banyak penumpang kurang puas, tapi tetap kami evaluasi berlahan," ujarnya.