VIDEO Melihat Wajah Terminal Terpadu Pulo Gebang di Jakarta Timur

Terminal Terpadu Pulo Gadung diresmikan sejak 28 Desember 2016 lalu dan merupakan salah satu terminal terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Terminal Terpadu Pulo Gadung diresmikan sejak 28 Desember 2016 lalu dan merupakan salah satu terminal terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Namun, baru pada akhir Januari 2017 seluruh bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), kecuali tujuan Jawa Barat diwajibkan ke terminal yang terletak di ujung Jakarta ini.

Berada di samping Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), terminal dengan atap berwarna biru muda ini nampak berdiri dengan megah.

Terminal Terpadu Pulo Gebang
Terminal Terpadu Pulo Gebang (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Arsitektur terminal berlantai 4 ini sendiri merupakan rancangan dari arsitek Paul Tanjung Tan pada 2001 silam, namun baru mulai dibangun pada 2009 lalu.

Dibanding terminal tipe A lainnya yang ada di DKI Jakarta, terminal ini terasa sangat modern.

Seperti saat TribunJakarta.com coba menelusuri tiap sudut terminal tersebut pada Sabtu (9/2/2019) siang.

Saat pertama memasuki terminal ini, nampak deretan pertokoan berada di lantai satu Terminal Terpadu Pulo Gebang.

Terminal Terpadu Pulo Gebang
Terminal Terpadu Pulo Gebang (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Deretan penjual asesori, makanan, dan pernak-pernik lainnya berada di sisi kanan dan kiri lorong tersebut.

Lantainya pun nampak bersih dan spesialnya ada jalur disabilitas bagi warga berkebutuhan khusus.

Pendingin yang ada di terminal tersebut juga terasa sejuk sehigga para penumpang bus atau pengantar tak perlu takut kepanasanan.

Terminal Terpadu Pulo Gebang
Terminal Terpadu Pulo Gebang (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Terminal ini juga nampak modern dengan sentuhan berbagai teknologi, seperti papan petunjuk digital, eskalator, dan adanya lift bagi para penumpang.

Sejumlah fending machine juga terlihat ada di beberapa sudut terminal sehingga memudahkan masyarakat yang ingin membeli minum.

Masyarakat semakin dimanjakan dengan adanya perpustakaan dan ruang bermain bagi anak di ruang tunggu keberangkatan yang berada di lantai 2.

Terminal Terpadu Pulo Gebang
Terminal Terpadu Pulo Gebang (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

"Disini kami memiliki sejumlah fasilitas unggulan untuk memanjakan penumpang, seperti taman bermain anak, ruang ibu menyusui, fending machine, dan ruang baca di ruang tunggu keberangkatan," ucap Kepala Seksi Operasional Terminal Terpadu Pulo Gebang Noviesa Pinem, Sabtu (9/2/2019).

"Lift dan eskalator juga kami siapkan untuk memudahkan para penumpang," tambahnya.

Untuk masalah keamanan, penumpang bus tak perlu khawatir karena ada 84 kamera pengawas (CCTV) yang akan mengawasi selama 24 jam non-stop.

Sebanyak 84 kamera tersebut tersebar diseluruh sudut Terminal Terpadu Pulo Gebang yang dianggap rawan.

Dari jumlah tersebut, 20 diantaranya bahkan tersambung oleh Kantor Wali Kota Jakarta Timur.

Meski nampak megah dan modern, namun sejumlah kekurangan juga nampak terlihat di terminal ini.

Seperti beberapa deret pertokoan yang nampak masih kosong, bau pesing di toilet, dan masih buruknya kondisi terminal dalam kota.

Bahkan, lantai 3 Terminal Terpadu Pulo Gebang ini belum dimanfaatkan sama sekali dan masih terlihat kosong.

"Pembangunan sebenarnya belum 100 persen, masih sekira 90 persen lah. Hanya tinggal dipercantik saja sih," ujarnya.

Terminal Terpadu Pulo Gebang
Terminal Terpadu Pulo Gebang (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Dijelaskan Pinem, menurut rencana, lantai 3 tersebut akan dimanfaatkan sebagai area food court yang menjual beragam aneka makanan.

"Rencananya lantai 3 akan selesai akhir tahun ini, jalur pipa gas dan keramik baru akan kami pasang tahun ini," kata Pinem.

Selain itu, pemandangan berbeda juga sangat terasa di bagian terminal dalam kota.

Tak seperti di bagian terminal bus AKAP, pada bagian terminal dalam kota nampak tak terurus.

Meski beralas keramik sama seperti di bagian terminal bus AKAP, namun debu tebal terlihat di lantainya.

Belum lagi, tidak adanya pendingin ruangan yang menyebabkan terminal dalam kota ini terasa sangat panas pada siang hari.

Pemandangan kumuh juga terlihat di sepanjang lorong terminal dalam kota, dimana banyak para sopir angkutan kota (Angkot) yang nampak berbaring di lantai sambil asik menonton televisi.

Tak hanya di bagian lorong, beberapa sopir dan kernet metromini juga nampak duduk dan tidur di area tangga menuju jalur pemberangkatan.

Menanggapi hal tersebut, Pinem pun tak menampiknya, ia menyebut, masih ada perbedaan yang cukup signifikan di terminal bus AKAP dan dalam kota.

"Sopir kan memang butuh istirahat, kalau di terminal AKAP ada ruang khusus buat sopir, mereka bisa beristirahat disana. Sementara di terminal dalam kota tidak ada ruang seperti itu," ucapnya.

Harga Tiket Pesawat Meroket, Penumpang Bus ALS di Terminal Pulo Gebang Meningkat 70 Persen

Polisi Tangkap Calo Tiket yang Meresahkan Masyarakat di Terminal Pulo Gebang

"Disini saya sebenarnya ingin mengajukan ruang bagi sopir di terminal dalam kota ke bagian infrastrutur," tambahnya.

Dikatakan Pinem, meski sudah beroperasi sejak 2017 lalu, namun ia tak menampik bahwa perawatan dan pemeliharaan belum dilakukan secara maksimal.

"Berlahan-lahan akan kami benahi, mulai dari yang prioritas utama dulu, seperti mempercantik ruang keberangkatan dan perawatan lift agar penumpang merasa nyaman disini," kata Pinem.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved