Bekraf dan Pemkot Tangsel Dorong Bambu Mendunia dari Tangsel

Mukodas menyebut ABN ingin dijadikan museum bambu nusantara yang pertama di dunia

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
tribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, Pendiri Akademi Bambu Nusantara, Mukodas dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, di Jalan Cendikia, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (14/2/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir 

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Bambu memiliki banyak kegunaan, dari mulai bahan bangunan, alat memasak, dan berbagai bahan alat tumah tangga. 

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pohon bambu terbanyak di dunia. 

Ternyata dari berbagai komunitas pengelola bambu di Indonesia, pusatnya ada di Tangerang Selatan (Tangsel), yakni Akademi Bambu Nusantara (ABN), yang berlokasi di Jalan Cendikia, Serpong. 

ABN berada di bawah pimpinan pendirinya, yakni Mukodas, yang juga Sekretaris Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Tangsel

Setelah tiga tahun menjadi ruang bagi berbagai komunitas dan masyarakat untuk berkarya membuat  dan meneliti bambu, Mukodas menyebut ABN ingin dijadikan museum bambu nusantara yang pertama di dunia. 

"Jadi museum bambu nusantra di Indonesia. Kita butuh tempat display, tempat workshop aula, cogworking space, lab, karena ini material masa depan," ujar Mukodas ditemui di ABN. 

ABN merupakan komunitas pusat dari berbagai pusat-pusat bambu se-Indonesia. 

Mukodas mengatakan, kehebatan bambu sudah dilirik pihak luar negeri. 

Ia menyebut pihaknya sedang mengkaji tawaran Meksiko untuk pemesanan rumah bambu sebanyak 20.000 unit. 

Sedangkan Jerman sudah menawarkan pemesanan 1.000 ton limbah serutan bambu per tahun. 

"1.000 ton setahun itu artinya 2,7 ton sehari, 2,7bton itu membutuhkan 5.000 batang," ujarnya.

Namun bagi Jerman, Mukodas menolak, mengingat kebutuhan sebesar itu menimbulkan konsekuensi yang besar pula. 

"Jadi memang bambu itu semuanya kepakai, bahkan sampai limbahnya pun dicari-cari," ujarnya.

Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany, mengaku akan membantu pembentukan museum bambu nusantara tersebut yanng kelak menghasilkan berbagai kerajinan bernilai tinggi terbuat dari bambu. 

Namun Airin menekankan pentingnya rangkaian program dari mulai jangka pendek hingga panjang.

"Kita akan melakukan penataan dari depan karena ini bagian dari jalan trans. Jalan sudah kita perbaiki, ke sini juga akan kita perbaiki. Potensi wisata juga bisa mengarah ke sini," ujarnya. 

Menggunakan dana APBD 2020, ABN akan didambungkan dengan Taman Kota II sebagai lokasi pariwisata.

Kedai Mamak di Tebet: Konsep Makan Suka-suka Bayar Seikhlasnya dan Porsi Paket Anak Yatim

Misi Persija untuk Marko Simic: Gusti Randa Temui Konjen dan Garuda Hingga Simic Tidak Ditahan

"Itu akan dianggarkan pada 2020. Lanjutan dari detail engineering design, jalan ke arah sini sudah ada. Kita selesaikan di taman kota II dulu," ujarnya. 

Sementara, kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, mendukung penuh upaya mendorong bambu sebagai kerajinan asal Indonesia yang memenuhi pasar dunia. 

"Bambu itu sangat andal. Fungsinya banyak. Ini harus dibuat kekinian. Dibuat sesuai dengan yang ada di pasar. Di tangsel ini daya beli tinggi, tapi kalau gak ada produknya, tak ada gunanya," ujsr Triawan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved