Pilpres 2019
Bandingkan dengan Jokowi, Pengamat Politik Sebut Prabowo Subianto Kurang Berbohong di Debat Capres
Membandingkan dengan Jokowi, pengamat komunikasi politik Effendi Gazali sebut Prabowo Subianto kurang berbohong di debat capres.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali menganalisa mengenai Prabowo Subianto dan Jokowi kala melakukan debat capres kedua di Hotel Sultan pada Minggu malam (17/2/2019).
Dilansir TribunJakarta.com dari saluran YouTube Kompas Tv, hal tersebut disampaikan Effendi Gazali sebagai narasumber di acara Sapa Indonesia Pagi.
Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali itu awalnya menyoroti mengenai tudingan Jokowi berbohong saat debat capres 2019.
Tudingan Jokowi berbohong itu bermula ketika ia menyebut berbagai data yang keliru di debat tersebut.
Satu diantara data yang disebutkan yakni mengenai tak adanya kebakaran hutan selama tiga tahun terakhir.
Namun, berdasarkan sumber Direktorat PKHL Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan (2018) menyebutkan bahwa pada tahun 2016 terdapat kebakaran hutan seluas 14.604,84 hektare.
"Pada tahun 2017 terdapat kebakaran hutan seluas 11.127,49 hektar, dan pada tahun 2018 terdapat kebakaran hutan seluas 4.666,39 hektare," ucapnya.
Dalam pemaparan visi dan misi, Jokowi mengaku selama tiga tahun tidak pernah ada kebakaran hutan dan kebakaran gambut.
• Memaknai Tindakan Jokowi Pegang Telinga di Debat Capres 2019, Pakar Ekspresi Singgung Film Spionase
• Jokowi Dianggap Serang Personal Prabowo Soal Kepemilikan Lahan, Tsamara Amany: Demi Transparansi
• Sebut Prabowo Khawatir, Sandiaga Uno Jawab Pernyataan Jokowi: Bedakan Sikap Koreksi dengan Pesimis
"Kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata Jokowi.
"Dan kami ingin mengurangi sampah di sungai dan laut," ungkapnya.
Data keliru yang disebutkan Jokowi itu membuat capres nomor urut 01 itu dianggap melakukan kebohongan.
Pengamat politik, Effendi Gazali lantas membandingkannya dengan tindakan Prabowo Subianto saat debat capres 2019.
Follow Juga:
"Menyerang tak berarti selalu harus menang, memberikan data berarti tak harus selalu valid," ungkap Effendi Gazali.
Effendi Gazali menilai, Prabowo Subianto lebih tertolong di debat capres 2019 semalam.
"Dari konteks itu, menurut saya Pak Prabowo lebih tertolong ketika kurang mendapatkan data dan klaim maka bisa dianggap kurang berbohong," imbuh Effendi Gazali.
• Muncul #SavePulpen dan Penampakan Pulpen yang Dicurigai sebagai Alat Bantu Jokowi saat Debat
• Said Didu Sebut Jokowi Sampaikan Kebohongan di Debat, Iwan Fals Heran dan Ibaratkan dengan Selingkuh
• Jokowi Akui Bangun 191 Ribu Km Jalan Desa, Dahnil Anzar: Produsen Kebohongan Sesungguhnya Terungkap
Lantas, Effendi Gazali menyoroti klaim Jokowi yang menyebutkan tak adanya kebakaran hutan.
"Misalnya soal data kebakaran hutan itu telak dan juga konflik pembangunan agraria dalam infrastruktur. Soal impor beras juga kita tahu semua banyak yang terjadi di 2018," beber Effendi Gazali.
Effendi Gazali mengaku ia sempat bertemu Menteri Pertanian RI di sebuah kesempatan dan membahas mengenai alasan Indonesia tetap melakukan impor beras.
"Kebetulan saya pernah expo di BPK bareng Kementerian Pertanian mengenai hasil-hasil pangan kenapa impor, Pak Menteri Pertanian bilang 'seharusnya kita hanya impor Rp 60 ribu ton tetapi dibuat Rp 1 juta ton'," tegas Effendi Gazali.

"Rizal Ramli juga sering protes soal itu berarti ada keanehan atau kebohongan disitu," sambungnya.
Pengamat komunikasi politik itu menilai penyampaian data Jokowi yang keliru itu pasti diserang oleh pihak lawan.
"Pasti akan diserang ya tentang kebakaran hutan dan konflik pembangunan padahal kita tahu ada persoalan PLTU Batang dan waduk di Sulawesi Utara yang belum selesai," imbuh pakar komunikasi politik.
Effendi Gazali mengatakan, Jokowi mengklaim menggunakan kata-kata tidak ada saat debat capres 2019 semalam.
"Klaimnya kan menggunakan kata-kata tidak ada didalam pernyataan, sehingga tergantung sekarang kubu 02 dan media sosial, apakah itu bisa dimanfaatkan kubu oposisi dan dikatakan bohong. Disisi lain mungkin keliru," kata pakar komunikasi politik.
• Ramalan Asmara Pekan Ini 17 - 23 Februari 2019, Aries Habiskan Waktu Bareng Orang yang Dicintai
• Jokowi Ngevlog Bareng Boy William, Sandiaga Gandeng Nissa Sabyan, Ini Kata Pengamat Politik
• Sebut Achmad Zaky Salah, Gibran: Saya Cuma Bilang Bukalapak Udah Ngasih Makan ke Banyak Orang
• TERPOPULER: Ramai Kabar Ahok Akan Gantikan Maruf Amin, Mahfud MD Beberkan Aturan Pergantian Cawapres
Selain itu, Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali menyayangkan sikap kubu oposisi yang tidak menanggapi berbagai data tersebut.
"Prabowo dalam konteks penentang juga kurang maksimal, seharusnya lebih maksimal dan pastinya ada yang greget," ucap pakar politik.
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali itu menduga sikap Prabowo Subianto itu memang telah diatur.
"Ini menarik, jangan-jangan ini dibuat seperti bertahap. Tahap pertama Prabowo dibuat tak menyerang, tahap kedua ternyata angkanya tinggi dan tetap tersenyum," imbuh Effendi Gazali.
Simak videonya: