Mafia Bola
Eks CEO Persija Jakarta Soal Krishna Murti: Kalau Tak Jalankan Tugas Kita Berhentikan Jadi Polisi
Eks CEO Persija Jakarta Gede Widiade bertemu Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Brigjen Krishna Murti.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Eks CEO Persija Jakarta Gede Widiade bertemu Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Brigjen Krishna Murti.
Ia membuat pengakuan bagaimana peran Satgas Antimafia Bola memburu mereka yang terlibat pengaturan skor dalam sepak bola Indonesia.
Pengusaha asal Surabaya itu berkelakar akan memberhentikan Krishna Murti sebagai polisi jika tak becus bekerja di Satgas.
Gede Widiade datang didampingi eks COO Persija Jakarta Rafli Perdana.
Sebelum pengakuan Gede Widiade, Krishna Murti lebih dulu curhat yang merasa langkah Satgas Antimafia Bola dianggap ingin membunuh Persija Jakarta sebagai klub.
• Jokdri Terpojok, Sang Sopir Beberkan Kelakuan Sang Bos: Termasuk Transfer Rp 5 Miliar
• Olympique Lyon vs Barcelona Tanpa Gol, Lionel Messi Tetap Tampil Menghibur
• Persija Jakarta Tertarik Datangkan Achmad Jufriyanto Gantikan Peran Neguete di Lini Pertahanan
• Liverpool Ditahan Imbang Bayern Muenchen di Anfield
• Manajemen Tim Siapkan Opsi Terburuk Tetap Pertahankan Neguete di Persija Jakarta
Namun, Krishna Murti membantah anggapan demikian pada Rabu (20/2/2019).
Sebagai bukti Satgas Antimafia Bola bersahabat dengan pengurus Persija Jakarta dibuktikan Krishna Murti dengan unggahan video di Instagramnya.
Di video tersebut Krishna Murti bersama Gede Widiade dan Rafli Perdana.
Krishna Murti giliran pertama yang berbicara.
Ia memastikan pengurus Persija Jakarta tak pernah merasa diteror Satgas Antimafia Bola.
"Kita tuh tukar-tukaran informasi mengenai mafia bola. Nah, sekarang yang provokasi Satgas dan lain-lain. Apalagi Pak KM yang TO Persija salah besar," ujar Krishna Murti.
Gede Widiade yang berada di sebelah kiri kemudian menanggapi dan memberikan kesaksiannya soal Satgas Antimafia dan Krishna Murti.
Menurut Gede Widiade, selama ini Krishna Murti dan Satgas Antimafia menjalankan tugas untuk mengusut mafia bola dalam sepak bola Indonesia.
Pria kelahiran Surabaya itu berkelakar akan memberhentikan Krishna Murti jika tak becus menjalankan tugasnya sebagai Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola.
"Kalau beliau tidak menjalankan tugas kita berhentikan jadi polisi. Jadi jangan takut. Jadi kita normal-normal saja," ucap Gede Widiade.
Gede Widiade secara khusus meminta kepada The Jakmania bertindak proporsional menyikapi tugas Satas Antimafia Bola.
Hubungan baik The Jakmania dengan Polri selama ini pun harus dijaga.
"Apa yang sudah terjalin antara Persija Jakarta dengan kepolisian dijaga dengan baik," ungkap Gede Widiade.
"Seperti yang saya rilis selama dua tahun jangan dikorbankan dengan kepentingan-kepentingan kecil," dia menambahkan.
Ia pun memberikan catatan khusus soal Krishna Murti.
"Kalau ada apa-apa mengenai beliau langsung ke saya atau saya ke Anda," ucap Gede Widiade.
Rafli Perdana yang berada di sisi kanan Krishna Murti juga turut berbicara.
"Ya seperti yang sudah dibilang sama Pak Krishna dan Pak Gede teman-teman semua harap berdewasa dirilah menurut saya," kata dia singkat.
Di akhir video, Krishna Murti, Gede Widiade dan Rafli Perdana mengepalkan tangan dan berharap sepak bola Indonesia terus maju.
Tandai akun suporter penyebar bohong
Brigjen Krishna Murti bereaksi keras menandai satu akun medsos suporter yang menyerang Satgas dengan hoax.
Ia menandai akun Instagram @anakjakartaid.
Hal itu disampaikan Krishna Murti melalui keterangan foto unggahannya di akun Instagram @krishnamurti_bd91 pada Rabu (20/2/2019).
Di foto itu Krishna Murti berjalan di samping lapangan sedang memperhatikan bobotoh yang tonton final Piala Presiden 2015 di SUGBK.
Namun, lewat foto tersebut ada oknum suporter yang memelintir seolah-olah Krishna Murti sebagai Capo Persib dengan video editan.
Sejatinya, Krishna Murti saat itu sedang menenangkan suporter yang lempar-lemparan botol di tribun penonton.

"Ada yang memelintir seolah-olah pada saat itu saya adalah Capo Persib dengan video editan ketika kami menenangkan supporter yang lempar-lempar botol di tribun," kata Krishna Murti.
Krishna Murti menilai video editan tersebut bisa membangkitkan kebencian suporter The Jakmania kepada Satgas Antimafia Bola yang dipersepsikan anti-Persija Jakarta.
Ia memastikan Satgas Antimafia Bola bekerja profesional dan tidak sama sekali anti terhadap Persija Jakarta.
Dijelaskan Krishna Murti, Satgas Antimafia Bola selama ini banyak berkomunikasi dengan para pengurus Persija Jakarta.
Di antara hubungan baik itu, Satgas Antimafia Bola dan pengurus Persija Jakarta banyak saling mendukung berbagi informasi tentang mafia bola.
Para pengurus Persija Jakarta pun santai menanggapi langkah Satgas Antimafia Bola membongkar mafia bola.
Selama ini pun tidak ada persepsi di antara pengurus Persija Jakarta jika Satgas Antimafia Bola anti mereka.
"Kenapa supporter berpikir begitu? Ya ini karena provokasi akun-akun bayaran mafia untuk supaya The Jak tidak dukung satgas," duga Krishna Murti.
Ia meminta The Jak percaya selama ini Satgas Antimafia Bola hanya membongkar mafia bola, bukan mematikan klub.
"Kalau ada yang menyerang pribadi, sudah biasa. Tapi kalau anda menyerang Satgas apalagi institusi Polri dengan hoax, maka itu adalah kejahatan," ucap Krishna Murti.
Krishna Murti pun menandai satu akun Instagram @anakjakartaid.
"Nanti yang upload-upload video editan kalau sudah terciduk jangan nangis-nangis. @anakjakartaid #kmupdates," imbuh Krishna Murti lagi.