VIDEO Kisah Petugas UPK Cilincing Manfaatkan Lahan Kosong Tanam Bawang Dayak di BKT
Banyak lahan kosong di bantaran kali Jakarta yang sebelumnya kurang terurus dan kurang dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Contohnya Baran.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Banyak lahan kosong di bantaran kali Jakarta yang sebelumnya kurang terurus dan kurang dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Padahal potensinya sangatlah menjanjikan jika dikelola dengan serius untuk lahan bercocok tanam.
Hal inilah yang dilakukan Baran (57) petugas UPK Badan Air Kecamatan Cilincing.
Selepas membersihkan aliran kali BKT dari sampah, Baran lantas tak berleha-leha memunggu jam pulang kerjanya.
Kakek yang sudah memiliki delapan cucu ini memanfaatkan peluang itu untuk menanam berbagai jenis tanaman.
Pakaian khas petugas UPK Badan Air dikenakannya sambil membungkuk mencangkul tanah.
Gerakannya dan suara cangkul bersentakan dengan tanahpun sangat kontras dengan suara kendaraan yang hilir mudik di jalanan samping bantaran kali.
Banyak tanaman yang ditanam Baran di area lahan bantaran kali tersebut, diantaranya buah-buahan seperti pepaya, melon, semangka, juga termasuk cabai, mentimun, serai, singkong, dan berbagai tanaman lainnya.
Yang paling dibanggakan Baran saat ini adalah dirinya berhasil menanam bawang dayak jenis bawang yang berasal dari Amerika.
Daun bawang dayak berbentuk pita dengan panjang antara 15–20 cm dan lebar 3-5 cm tersebut mirip tanaman palem.
Disebutkan Baran, bawang dayak sudah sjdah ditanamnya sejak 1,5 tahun yang lalu.
"Ini sudah 1,5 tahun yang lalu kira-kira, awalnya dikasih bibitnya, terus teman-teman yang lain pada tanam juga tapi ngak berkembang, pada mati. Saya penasaran saya tanam disini, kebanyakan tahunya ini ngak berkembang, karena dulu sempat kerendam pas air naik," kata Baran kepada TribunJakarta.com saat ditemui, Kamis (28/2/2019).
Bahkan, Baran pun tak menyangka bahwa bawang dayak tersebut dapat tahan dengan banjir saat itu.
"Waktu itu memang sempat kerendam tapi ngak lama, ternyata dia masih tahan," lanjut dia.
Untuk merawat bawang dayak, Baran tidak memerlukan perawatan khusus dan hanya memanfaatkan air dari kali.
Namun, saat musim hujan dirinya hanya memanfaatkan air hujan yang turun saja.
Untuk memastikan tanah tetap gembur, Baran mealakukan pengemburan tanah dengan mencangkul sedikit bagian tanah di sekitar tanaman tersebut.
"Enggak susah ngerawatnya, saya pakai air kali saja, pupuk juga enggak, abu bekas pembakaran saja sesekali, tanahnya paling sebulan sekali saya gemburin lagi," kata Baran.
Tidak digunakan untuk makanan, Pria 57 tahun ini memanfaatkan bawang dayak justru untuk kebugaran tubuhnya.
Setiap hari ia meminum air godokan bawang dayak sebanyak satu gelas kecil.
"Saya manfaatin ini untuk obat, kan liat di internet ini bagus untuk kesehatan, saya rebus airnya terus saya minum. Kebetulan kembangnya juga bisa dijadikan teh," cerita Baran.
Saat melakukan tes kesehatan pada bulan Desember 2018 lalu, Baran menyebutkan dirinya dinyatakan sangat sehat. Padahal dirinya adalah seorang perokok aktif.
"Saya kan perokok aktif, paling tidak sebungkus sehari ada. Saya kira akan dinyatakan apa, ternyata dari sekian orang saya yang dinyatakan paling sehat," ceritanya.
• Pemuda Tani Beri Motivasi Generasi Milenial untuk Bertani
• Sebelum Bentuk Kelompok Tani, Andiya Lebih Dulu Ajarkan Warga Bertani di Bantaran Kali
• Bertani di Lahan Sempit di Jakarta, Pemkot Jaksel Gelar Pelatihan Microgreen dan Hidroponic
Kedepannya, Baran berencana memanfaatkan semaksimal mungkin lahan kosong yang ada di bantaran Banjir Kanal Timur untuk menanam bawang dayak.
"Ya maunya lahan yang kosong kosong juga ditanam yang begini, supaya makin banyak, cuma kan saya sendiri, hanya manfaatkan waktu setelah bersihkan kali, kalau lagi banyak sampah ya ngak kepegang sama saya," kata Baran.
Pantauan TribunJakarta.com, sepanjang bantaran Banjir Kanal Timur tempat Baran bertugas kini nampak bak kebun di sebuah desa.
Baran berhasil menyulapnya dengan sangat baik.
"Ya Alhamdulillah nggak cuma bersih dari rumput, sekarang banyak tanamannya, saya mau kedepannya menghasilkan juga, mungkin bisa dijual," kata dia.