Mahfud MD Kenang Mahadi Sinambela Pernah Berseberangan dengan Gus Dur: Banyak Mengira Musuh Berat
Menteri Pemuda dan Olahraga era KH Abdurrahman Wahid, Mahadi Sinambela, meninggal di usia 71 tahun di Jakarta, Jumat (1/3/2019) pukul 11.15 WIB.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga era KH Abdurrahman Wahid, Mahadi Sinambela, meninggal di usia 71 tahun di Jakarta, Jumat (1/3/2019) pukul 11.15 WIB.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD turut mengucapkan duka atas meninggalnya Mahadi yang juga tokoh Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) itu.
Ada memori yang masih Mahfud MD simpan tentang sosok Mahadi yang juga dikenal sebagai politikus senior Partai Golkar.
Karangan bunga berisi ucapan duka cita berjejer di depan kediaman Mahadi di Jalan Rapih, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Pantauan Tribunnews.com, karangan bunga datang dari Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia Jusman Syafii Djamal, Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 Agung Laksono, dan Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto.

Sedikit masuk ke dalam rumah yang bernomorkan 10 itu, berdiri karangan bunga yang lebih kecil dibanding dengan karangan bunga di depan rumah.
Tertulis karangan bunga itu berasal dari Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar periode 1998-2004.
Menurut penuturan anak kedua Mahadi, Reza Sinambela, sang ayah wafat setelah menderita penyakit usus buntu serta gagal ginjal.
"Sebenarnya sudah mau diambil tindakan (operasi), dikeluarkan racunnya ini. Tapi kalau diambil tindakan, umur beliau 71, risiko jantung sama paru itu besar," sambung Reza.
"Kami sekeluarga sudah diedukasi soal itu, kami sepakat untuk mengambil tindakan karena tidak mungkin membiarkan beliau kondisinya begitu terus kan," tambahnya.
Reza melanjutkan, operasi rencananya dilakukan hari ini sekitar pukul 11.00 WIB, namun takdir berkata lain.
"Tapi sebelum tindakan beliau berpulang. Jadi belum sempat operasi. Mungkin beliau sudah enggak kuat," ujar Reza.
Jenazah Mahadi dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta timur, Sabtu (2/3/2019) pagi.
Kesaksian Mahfud MD
Mahfud MD sekian tokoh yang melayat almarhum Mahadi di rumah duka.
Ia pun memberikan kesaksian di Twitter terkait persinggungannya dengan Mahadi semasa di pemerintahan.
Era pemerintahan Gus Dur, Mahfud MD menjabat sebagai Menteri Pertahanan, jauh sebelum itu ia sudah dekat dengannya sejak 1983. Setelah itu sampai 1999 tidak pernah lagi.

Mahfud MD mengaku pernah menjadi lawan politik Mahadi karena berbeda pilihan strategi perjuangan, namun tetap bersahabat.
"Ta'ziyah atas wafatnya mantan Menpora Mahadi Sinambela. Sy dan dia pernah menjadi lawan politik krn beda pilihan stategi perjuangan," cuit Mahfud MD di akun Twitternya, Sabtu (2/3/2019).
"Tp kami trs bersahabat, terutama lewat HMI dan KAHMI, sampai akhir hayatnya. Selamat jalan, Bang Mahadi. Damailah menghadap Allah Sang Khaliq," sambung mantan Koordinator Presidium KAHMI ini.
Mahfud MD mengingat ketika Gus Dur dilengserkan pada 2001 karena mengeluarkan Dekrit Presiden, Mahadi berada di kubur berseberangan melawan Gus Dur.
Posisi yang berbeda itu membuat Rosiana Silalahi sewaktu itu mempertemukan Mahfud MD dan Mahadi di forum yang sama di SCTV, sehingga banyak orang menilai keduanya bermusuhan.
Kenyataannya, kata Mahfud MD, tidak demikian. Ia mengakui Mahadi Sinambela sebagai senior sekaligus sahabat dan aktif di wadah yang sama: HMI dan KAHMI.
"Saat Presiden Gus Dur dilengserkan pd th 2001 sy di kubu Gus Dur, Mahadi di kubu lawan2 Gus Dur. Sy dan Mahadi pernah diadu dlm debat panas oleh Rosiana Silalahi di SCTV shg bnyk yg mengira kami musuh berat. Padahal kami sangat akrab. Sy memanggilnya Abang, dia memanggil sy Dinda," cuit Mahfud MD kemudian.
Bakti Mahadi sebagai aktivis terus terjaga sampai meninggal. Menurut Mahfud MD, almarhum aktif berjuang untuk kemajuan bangsa.
"Sampai akhir hayat, Mahadi masih aktif berjuang utk kemajuan bangsa, antara lain, ikut mencetak kader bangsa dgn mengelola Yayasan yg memberikan beasiswa kpd anak2 HMI di berbagai kampus. Almarhum sangat humanis, humoris, dan betanggungjawab. Allahumma ighfir lahu warhamhu," kata Mahfud MD.