Gedung Bioskop Tua di Pasar Senen, Harga Tiket Hanya Rp 5 Ribu, Begini Nasibnya Kini
Gedung yang dibangun sekitaran tahun 1920-an tersebut sempat mengecap manisnya kejayaan sebagai tempat hiburan bagi masyarakat di era tahun 1980-an
Penulis: Lita Febriani | Editor: ade mayasanto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Lita Febriani
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Suasana gedung tua yang sudah tak digunakan lagi kental terasa saat awal memasuki bioskop jadul di kawasan Senen Jakarta.
Masyarakat familiar mengenal tempat tersebut dengan nama 'Mulia Agung Theater' dan 'Grand Theater'.
Gedung yang dibangun sekitaran tahun 1920-an tersebut sempat mengecap manisnya kejayaan sebagai tempat hiburan bagi masyarakat di era tahun 1980-an dan 1990-an.

Menampilkan film-film emas pada masanya letak bioskop tersebut berada di persimpangan Senen.
Tribunjakarta.com pada Sabtu (9/3/2019) melihat kondisi bioskop yang sudah dua tahun menggulung layarnya tersebut saat ini dipenuhi mobil-mobil yang biasa digunakan untuk mengisi uang di ATM.

Pedagang minuman di depan Grand Theater menceritakan bahwa usai ditutup bioskop dikelola oleh anak sang pemilik.
"Saya jualan dari tahun 70-an di sini, dulu jaya rame sini, sekarang udah tutup. Kalah sama yang lain kali ya, kan tiketnya cuma Rp 5.000, kalau Sabtu-Minggu Rp 10.000," jelas wanita paruh baya yang tak ingin disebut namanya itu.

Tulisan jadwal jam tayang film pun masih terpasang di beberapa dinding di dalam gedung.
Suasana gelap dan berdebu memang tak bisa dihindari, namun dapat tergambar betapa ramainya bioskop tersebut pada masanya.
Tribunjakarta.com berkesempatan bertemu dengan mantan Proyeksionis dari bioskop Mulia Agung.
Danny Mulyana namanya, dengan terbuka berbagi kisah mengenai bioskop yang dulu tempatnya bekerja.
"Di sini ya dulu ramai tapi karena kemajuan jaman, kan kita masih pakai analog," jelas Danny.
Bangunan yang pagarnya sudah diselimuti karat disebut masih asli sejak pertama dibangun.
Hanya mengalami renovasi pada atapnya saja yang bocor termakan usia.