Cerita Atok Jadi Pengepul Besi Tua Keliling Hingga Berhasil Punya Toko Sepeda di Pasar Lontar

Atok pemilik toko sepeda di Pasar Lontar, Lagoa, Jakarta Utara, menceritakan pengalaman pahitnya. Atok memiliki toko sepeda sejak tahun 2006.

TribunJakarta.com/Afriyani Garnis
Atok, satu diantara pemilik toko sepeda di Pasar Lontar, Lagoa, Koja, Jakarta Utara saat ditemui, Sabtu (16/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Atok pemilik toko sepeda di Pasar Lontar, Lagoa, Jakarta Utara, menceritakan pengalaman pahitnya.

Atok memiliki toko di pasar tersebut sejak tahun 2006.

Ceritanya ia mulai pada 2001 lalu, ketika pertama kali ia mulai bergumul dengan peralatan sepeda.

Saat itu ia masih bekerja dengan saudaranya yang juga merupakan memiliki toko sepeda lebih dulu sebelum dirinya.

Seringnya mengurus sepeda membuat Atok berkeinginan memiliki toko sendiri untik meningkatkan taraf hidupnya.

Merasa tertantang untuk mewujudkan keinginannya itu, Atok pun kemudian memilih pekerjaan lain.

"Awalnya kan kerja sama saudara, kemudian saya berpikir ngak bisa saya begini terus, saya harus maju, akhirnya saya pindah profesi jadi pengumpul besi tua gitu, beli kerangka, keliling wilayah Tanah Merah Kelapa Gading sana," cerita Atok pada wartawan TribunJakarta.com, Sabtu (16/3/2019).

Pada saat itulah, dirinya diuji dengan berbagai situasi sulit.

Mulai dari keinginan berhemat agar modal membuka toko segera terkumpul hingga memutuskan untuk makan pecel lele seporsi bertiga bersama istri dan anaknya.

Tak kuasa menahan haru mengingat pengalamannya itu, mata Atok pun memerah hingga ia pun sempat menangis.

Diatas kardus-kardus sepeda tokonya, ia menceritakan bagaimana ia begitu keras mengejar keinginannya.

"Kalau ingat dulu saya suka sedih, makan pecel lele bertiga, satu lele dibagi tiga, saya kebagian kepalanya, uang seadanya, belum lagi harus menabung," ucap Atok sambil mengelap air matanya.

Disaat seperti itu, diceritakannya anak semata wayangnya bahkan tak tega hingga memberikan sebagian dari daging lele untuk dimakan Atok.

"Saat itu juga anak saya liat saya makan kepala lele, dia ngasih daging lele bagian dia tapi saya tolak, mending dia yang kenyang saya ngak apa-apa," ucapnya lirih.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved