Kabar Artis
Pernyataan Maruf di Debat Cawapres Dipuji, Inul Daratista: Dipikir Umur 70 Gak Bisa Ngapa-ngapain
Pernyataan Maruf Amin di Debat Cawapres, pada Minggu (17/3/2019) dipuji salah seorang netizen. Inul Daratista beri komentar.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Pernyataan Maruf Amin di Debat Cawapres, pada Minggu (17/3/2019) dipuji salah seorang netizen.
Netizen tersebut membandingkan pernyataan Maruf Amin dan Sandiaga Uno.
Hal itu dilakukan netizen tersebut di media sosial, Instagram milik Inul Daratista.
Pantauan TribunJakarta.com, Inul Daratista rupanya langsung membalas komentar itu.
Ia kemudian menyinggung soal usia Maruf Amin yang sudah lebih dari 70 tahun.
Maruf Amin sendiri diketahui berulang tahun ke 76 pada 11 Maret silam.
Awalnya Inul Daratista menyebut, netizen tersebut 'nyasar' karena berkomentar soal politik di Instagramnnya.
• Nurul Arifin Ngaku Puas & Klaim Maruf Amin Ungguli Sandiaga Uno 3-0, Ira Koesno Justru Tertawa
• Effendi Ghazali Sebut Sandiaga Uno Ungguli Maruf di Debat Cawapres, Pembawa Acara: Dibayar Berapa?
TONTON JUGA
"Heheheheh komen kok nyasar ke sini say," tulis Inul Daratista.
Inul Daratista kemudian mengatakan orang-orang berpikir di usia kepala tujuh, Maruf Amin tak dapat melakukan apa-apa.
Namun kenyataannya menurut Inul Daratista orang yang berkata demikian malah gagap saat berbicara.
• Ketagihan Nonton Gen Halilintar, Tingkah Mainaka Buat Nia Ramadhani Terpingkal: Pada Ngefans Banget
• Banjir Hujatan setelah Dukung Seungri, Marion Jola Minta Maaf Lalu Singgung Isu Video Panasnya
"Dipikir umur 70 enggak bisa ngapa-ngapain ya, dia sendiri malah gagap," tulis Inul Daratista.
Inul Daratista lantas mengajak pengikutnya untuk sama-sama mentertawakan orang-orang yang sempat memandang sebelah mata Maruf Amin.
"Ketawain aja yuk ramai-ramai," tulis Inul Daratista.

Debat Cawapres Maruf Amin dan Sandiaga Uno Dianalogikan Bak Film Drama Misteri, Ini Analisanya
Debat cawapres antara Maaruf Amin dan Sandiaga Uno telah selesai dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Kedua cawapres tersebut membahas tema mengenai pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan kebudayaan.
Dalam debat cawapres kali ini, terdapat berbagai istilah yang dilontarkan Maruf Amin hingga aksi Sandiaga Uno.
Istilah-istilah yang dilontarkan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin sempat membuat terenyak.
Selain itu, terdapat entakan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di penutup debat.
Satu diantara istilah yang dilontarkan Maruf Amin di debat cawapres yakni 10 years challenge yang diulang beberapa kali.
Maruf Amin menggunakan istilah yang sempat populer pada Januari 2019 ini saat menyinggung soal riset yang penting untuk membuat perubahan 10 tahun mendatang.
Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menyatakan, lontaran 10 years challenge tersebut mengartikan jika Maaruf Amin menargetkan kalangan milenial.
Secara umum, Arya mengatakan, Ma'ruf cukup bisa mengambil momentum, dengan membalikkan anggapan publik terhadap kemampuannya.
• Ibu Ustaz Abdul Somad Meninggal Jelang Salat Subuh: Sederet Artis Berduka, Jenazah Dibawa ke Asahan
• Pengumuman Hasil SNMPTN 2019 Dimajukan 22 Maret, Simak Langkah Selanjutnya Bagi Peserta yang Lolos!
"Pak Ma'ruf menurut saya bisa membalikkan keadaan, membuktikan bahwa dia mampu. Membuktikan bahwa apa yang dianggap orang selama ini tidak benar soal kemampuannya," imbuh pengamat politik dilansir dari Kompas.com.
Terkait entakkan yang dilakukan Sandiaga Uno di penghujung debat cawapres, pengamat politik itu merujuk pada kebijakan integrasi satu kartu dengan KTP elektronik yang dicetuskan Sandiaga.
Menurut Arya, pernyataan itu membuat masyarakat terenyak sebab seolah mementahkan program berbasis kartu yang ditawarkan petahana.
Follow Juga:
"Sandi mampu mengambil momentum di akhir dengan membuat orang terenyak. 'Benar juga nih, kenapa KTP tidak dimanfaatkan'. Orang berpikir itu," tutur pengamat politik.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menilai debat cawapres Maruf Amin dan Sandiaga Uno bak film drama misteri.
Rico Marbun menuturkan hal tersebut ketika tampil di acara Debat Pilpres 2019, Tv One dilansir TribunJakarta.com pada Senin (18/3/2019).
• Lowongan Kerja BUMN Angkasa Pura Support untuk Lulusan SMA hingga Sarjana, Catat Syaratnya!
• Mau Lapor SPT dan Mendapatkan Efin Tanpa ke Kantor Pajak? Berikut Cara Mudahnya!
Di awal perbincangan, Rico Marbun justru menganggap debat cawapres tersebut akan berlangsung bak film action.
"Kalau kita lihat, ini bukan sebuah kuliah umum tetapi ini show. Tadi saya berpikir debat ini bak film action, yang artinya menit ke menit terbangun ketegangan namun hal tersebut tak terjadi."

"Justru debat ini mirip dengan film drama misteris, jadi lambat sekali dari awal dan diujung baru terasa. Alurnya berlangsung terlalu lambat sehingga kata-kata debat enggak cocok disini karena tak ada perdebatan," tutur Rico Marbun.
Rico Marbun mengungkapkan, adu argumen antar cawapres tersebut baru terjadi ketika di penghujung pelaksanaan debat.
"Misalnya Kyai Maaruf Amin baru mengatakan secara lugas tentang sedekah putih, stunting dan ada istilah mengenai mpd dapodik. Ini kan sebenarnya istilah yang mungkin mau menjebak Pak Sandi tetapi tak dapat," papar Rico Marbun.
• Lowongan Kerja 11 Ribu Posisi di BUMN - Cara Daftar, 2 Tahapan Ujian & Status Pekerja Jika Diterima
• Ada Qlue yang Digarap Ahok, Pengamat Sebut Aplikasi Jakarta Aman yang Diluncurkan Anies Mubazir
Menurut Rico Marbun, kedua sosok cawapres itu berhasil mencapai tujuan.
"Pak Maaruf Amin misalnya, dia mampu menjawab keraguan banyak orang dengan berdebat selama dua jam," imbuh Rico Marbun.
Selain itu, Rico Marbun juga menilai sosok Sandiaga Uno yang konsisten untuk menyampaikan pesannya sebagai oposisi.
"Artinya dari segmen ke segmen, tema pengangguran dan pekerjaan itu disampaikan secara konsisten oleh Sandiaga Uno sehingga tinggal hasil akhirnya seperti apa. Pemilih ini makin galau atau bagaimana," papar Rico Marbun.
Penampilan Ma'ruf Amin Saat Debat Diluar Dugaan
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menyatakan sosok Ma'ruf lebih visioner dibanding calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, memuji Ma'ruf Amin yang memberikan penjelasan detail terkait permasalahan ketenagakerjaan dalam debat Cawapres pada Minggu (17/3/2019) malam kemarin.
"Pemahaman Pak Kiai terhadap pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja yang dimulai dari pendidikan, pelatihan, kerjasama dan kolaborasi, sangat diluar dugaan," ujar Hasto saat dikonfirmasi wartawan, Senin (18/3/2019).
Hasto menilai, penjabaran Ma'ruf dalam meluruskan permasalahan terkait pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dengan paradigma baru, sangat menyentuh hati para pekerja Indonesia.
Sebab, menurut Hasto, Ma'ruf berbicara untuk kebaikan seluruh umat serta memahami dasar-dasar sikap kemanusiaan.
"Dengan tampilan debat tersebut, rakyat melihat bahwa boleh jadi Sandiaga Uno lebih muda namun KH. Ma'ruf Amin jauh lebih visioner. Programnya kongkret dan menjawab kebutuhan," kata Hasto.
Menjadi pemimpin nasional, ucap Hasto, memerlukan kematangan lahir batin serta kedewasaan alam pikir yang digerakkan oleh suara hati pemimpin.
"Kearifan Pak Ma'ruf menjadi daya unggul yang menyebabkan apa yang disampaikan penuh dengan kejujuran dan sebagai saripati suara umat," tutur Hasto.
Dalam pemahamannya terhadap kebudayaan, pentingnya opera house serta pemahaman budaya digital, Hasto menilai, sosok Ma'ruf juga telah mampu melampaui ekspektasi banyak orang.
"Dalam diri Kiai Ma'ruf, nilai-nilai Islami menjadi bingkai kemajuan dan bahasa yang disampaikan pun akrab bagi kalangan anak muda," imbuh Hasto.
Hasto menambahkan, masyarakat Indonesia akhirnya bisa menilai penampilan Ma'ruf dalam debat semalam.
Sosok Cawapres pendamping Jokowi ini telah menunjukkan kapabilitasnya sebagai tokoh yang berpengalaman dan penuh dengan kebijaksanaan.
"Sandi tampil dalam kemudaan secara fisik, namun gagal mengelaborasi visi misi. Sementara Kiai Ma'ruf lebih visioner, berpengalaman serta bijaksana dalam penampilannya," tutup Hasto.
(TribunJakarta/Tribunnews)