Tribun Wiki

Sederet Bentuk Cacat Logika alias Logical Fallacies, Kerap 'Dipakai' Orang Indonesia

Di Indonesia sendiri, kesalahan berpikir itu kerap disumbangkan oleh masyarakat bahkan publik figur, mulai dari selebriti hingga politikus.

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
ziliun.com
Ilustrasi pembagian otak kiri dan otak kanan. 

Memilih data secara sebagian, hanya untuk memperkuat argumentasinya saja.

6. Bandwagon

Referensi pernyataan berdasarkan omongan yang populer atau 'fakta' yang digeneralisir.

Semakin banyak orang yang menerima hal itu sebagai kebenaran, maka hal itu adalah kebenaran.

Orang-orang yang melontarkan pernyataan keliru jenis ini kerap mengikuti arus mayoritas.

Potret Gading dengan Gaya Rambut Barunya Jadi Sorotan, Matanya Disebut Sendu, Ayah Gempi: Ngantuk

Tangis Gading Marten Pecah Nyanyikan Pergilah Kasih, Penonton Mendadak Heboh

Sering Dikonsumsi, Ternyata Sederet Makan Ini Bisa Menurunkan Kinerja Otak

7. Burden of proof

Bahwa pembuktian keabsahan sebuah argumen tidak berada di orang yang membuat argumen, namun pada kemampuan orang lain untuk membuktikan argumen tersebut salah.

8. Appeal to authority

Pernyataan yang dilontarkan atasan, publik figur, atau orang yang punya wewenang, hika mengatakan hal itu benar, hal itu benar adanya.

Padahal, sekali lagi, belum tentu benar.

9. Loaded questions

Menanyakan kembali sebuah asumsi kepada orang yang mengkritiknya, ketimbang merespon pernyataan atau pertanyaan yang dilontarkan si pengkritik.

Sering kali, taktik itu justru tak bisa dijawab si pengkritik.

10. Tu Quoquo

Berbeda tipis dengan sebelumnya, pada kasus ini, seseorang menghindari kritikan dengan cara mengkritik kembali orang yang mengkritiknya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved