Tanggapan Masyarakat Soal Isu Harga Tiket MRT yang Dipatok Rp15-20 Ribu, Terjangkau hingga Keberatan
Harga tiket Mass Rapid Transit (MRT) belum ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Harga tiket Mass Rapid Transit (MRT) belum ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Namun isu yang berhembus, harga tiket MRT bakal dipatok seharga Rp15 ribu sampai Rp20 ribu.
Tentu, isu tersebut mendapat tanggapan dari masyarakat.
TribunJakarta.com telah mewawancarai empat orang penumpang kereta MRT, di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3/2019).
• Beda Pendapat Gubernur Anies Baswedan dan DPRD DKI Soal Penentuan Tarif MRT Jakarta
• Jelang Peresmian MRT Jakarta Besok, TransJakarta Buka 5 Rute Baru Terintegrasi
Keempat narasumber ini terdiri dari latar belakang pekerjaan yang berbeda, yakni guru, karyawan swasta, wiraswasta, dan mahasiswa.
Gunawan (34), yang menjadi seorang guru menyebut, kalau harga Rp15 ribu atau Rp20 ribu untuk kereta MRT masih bisa dijangkau.
"Kalau harga segitu masih bisa lah dijangkau," kata Gunawan.
Soni (42), seorang karyawan swasta mengatakan, jika harga tiket MRT Jakarta seharga itu, dia enggan memilih naik kereta MRT.
"Wah ngga deh, mending naik motor lebih hemat," kata Soni sambil tertawa.
Berbeda lagi dengan Yusron (33), selaku wiraswasta asal Jakarta ini menyebut, harga tiket MRT Rp15 ribu atau Rp20 ribu masih wajar.
"Wajar sih kalau segitu, soalnya kan sesuai sama fasilitas, kereta cepat dan ngga makan waktu lama," kata Yusron.
• Simpang Siur Harga Tiket Kereta MRT, Warga: Kelamaan dan bikin bingung
• Petugas Bisa Bantu Secara Manual Jika Tiket Online MRT Calon Penumpang Bermasalah
Namun, berbeda pendapat lagi dengan Ginanjar (19), yang sebagai mahasiswa menyebut, jika harga MRT Jakarta Rp15 ribu atau Rp20 ribu, dia tak ingin naik kereta MRT Jakarta setiap hari.
"Sebetulnya kalau saya ke kampus naik kereta MRT, lebih cepat, soalnya kampus saya ada di Blok M. Tapi kalau harganya segitu nantinya, pikir-pikir lagi deh saya," kata Ginanjar.
Beda Anies, beda DPRD DKI
Diwawancarai terpisah, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M.Taufik tampak tak setuju dengan besaran tarif Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang kini tengah ramai diperbincangkan.
Sebab, sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memperkirakan berapa besaran tiket MRT saat beroperasi secara komersial tersebut.
Menurut Anies Baswedan, harga tarif MRT Jakarta diperkirakan sekitar Rp 1000 setiap kilometernya atau per stasiun.
"Agak susah kalau perhitungannya begitu, bagaimana kalau dari Lebak Bulus ke bundaran HI, itukan 13 Stasiun. Berarti Rp 13 ribu, berat. Kalau misalnya perkilometer, berarti Rp 16 ribu dong. Makanya kita mau kaji dahulu APBD dan Masyarakatnya," kata Taufik pada wartawan, Sabtu (23/3/2019).

MRT Jakarta fase I sendiri, melewati 13 stasiun dengan rute Bundaran HI ke arah Lebak Bulus.
13 Stasiun tersebut adalah Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir (Benhil), Istora, Senayan, Sisingamangaraja, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati, dan Lebak Bulus.
Menurut Taufik, dalam menentukan besaran nominal tarif MRT Jakarta harus menengok tingkat kemampuan masyarakat dalam membayar.
Ia pun mempertanyakan angka nominal yang disebutkan Anies tersebut.
"Apakah tarif yang dibicarakan itu meringankan masyarakat? Atau malah justru memberatkan masyarakat? Makanya kita harus mengadakan survei. Kita harus lihat dulu kemampuan masyarakat membayar," tuturnya.
Sebagai informasi, penentuan besaran harga tiket MRT Jakarta hingga kini belum disepakati. Padahal, Minggu 24 Maret 2019 besok moda transportasi baru itu akan segera diresmikan.
• Tanggapi Postingan Leonardo DiCaprio Soal TPST Bantar Gebang, Ini Respon Gubernur Anies Baswedan
• Reaksi Anies Dicurhati Warga Soal Program OK OCE, Klaim Sandiaga hingga Penjelasan Pemprov DKI
Kendati demikian, Anies Baswedan memastikan bahwa pengoperasian MRT Jakarta secara komersial baru akan berlangsung pada 1 April 2019 mendatang.
"Kan seperti yang sampaikan kemarin, kita MRT operasionalnya terus jalan. Tapi secara komersial baru tanggal 1 April, jadi 1 April baru komersial. Warga masih bisa secara cuma-cuma, (dari tanggal 24 Maret) hanya dibatasi jamnya, itu sampai dengan tanggal 31 Maret. Sesudah itu nanti operasional," kata Anies Baswedan tadi malam, Kamis (21/3/2019) .

Anies pun meyakini bahwa sudah ada besaran tarif yang telah disepakati Pemprov DKI Jakarta dengan anggota dewan.
Menurut Anies, tarif tersebut hanya tinggal menunggu keputusan yang diperkirakan bakal jatuh pada Senin mendatang.
"Dengan dewan juga alhamdulillah sudah ada kesepakatan, tinggal diketok aja nanti hari Senin," kata Anies Baswedan.
"Kira-kira tarifnya itu per kilometer, ya tentu nanti harganya per stasiun. Udah ada tabelnya, tapi nanti diketok sama dewan dari sasiun A ke stasiun B berapa, dr stasiun C ke stasiun D berapa, jadi harganya itu berdasakan dari titik kemana ke titik mana. Jadi bukan satu harga untuk semua, tapi bila itu dihitung rata-rata maka keluar rata-ratanya kira-kira Rp. 1000 perkilometer atau Rp.10 ribu kalau dirata-ratakan keseluruhannya," kata Anies Baswedan. (TribunJakarta.com, Muhammad Rizki/Pebby Ade Liana)