Guru yang Disawer Murid Ingin Ada Efek Jera Bagi Anak Didiknya
Meski mengaku bersyukur atas keputusan Sudin, dari lubuk hatinya yang paling dalam Tini ingin supaya para murid mendapatkan efek jera
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erlina Fury Santika
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Suhartini alias Tini, guru yang disawer muridnya, memberikan tanggapan atas keputusan Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara yang tak memberikan sanksi terhadap 11 murid kelas 9 SMP Maha Prajna yang melakukan aksi tersebut.
Meski mengaku bersyukur atas keputusan Sudin, dari lubuk hatinya yang paling dalam Tini ingin supaya para murid mendapatkan efek jera atas apa yang mereka lakukan.
"Kalau saya sih bersyukur sebenarnya, senang (murid tak disanksi. Tapi di satu sisi, saya sebenarnya menginginkan supaya mereka ada efek jera gitu walaupun Sudin katakan ini tidak ada hukuman," kata Tini, Jumat (29/3/2019).
Tini memahami bahwa para murid yang melakukan hal tidak terpuji kepadanya sudah mendapatkan hukuman secara psikologis.
Mereka, lanjut Tini, sudah ketakutan atas kejadian itu dan mengakhirinya dengan permintaan maaf secara resmi.
Tini, yang hanya guru honorer, menyerahkan segala keputusan atas kasus ini kepada pihak SMP Maha Prajna dan Sudin.
Kendati demikian, tetap saja perlu adanya sanksi dari pihak sekolah untuk menumbuhkan efek jera kepada para murid itu.
"Tapi kalo keinginan saya pribadi ada lah efek jera untuk anak-anak ini seharusnya," ucap Tini.
Pemberian efek jera kepada sedikitnya 11 murid kelas 9 yang terlibat, lanjut Tini, supaya bisa memberikan contoh kepada adik kelas mereka bahwa segala perbuatan mesti ada pertanggungjawabannya.
• Alarm Bunyi, Pemuda Gagal Curi Motor di Kebon Jeruk
• Bertemu Direktur Eksekutif C40, Anies Bahas Rencana Pembangunan Jakarta Kota Ramah Lingkungan
Hal itu supaya ke depannya aksi tidak terpuji terhadap guru tidak terjadi lagi di sekolah tersebut.
"Jadi efek jera yang bisa menjadi contoh untuk adek-adeknya ketika mereka melakukan kesalahan ini loh ada hukumannya. Nggak lepas-lepas aja. Tapi tergantung kebijakan sekolah juga sih," ucap Tini.
Diberitakan sebelumnya, 11 siswa kelas 9 SMP Maha Prajna terlibat dalam rekaman video pelecehan guru PLBJ sekolah tersebut.
Ketika melakukan aksi sawer terhadap guru tersebut, satu dari 11 pelajar itu merekam video itu dan menyebarkannya ke media sosial. Video itu tersebar dan viral di media sosial pada Jumat (22/3/2019) lalu.
Adapun 11 murid tersebut didampingi orang tua mereka sudah memberikan permintaan maaf secara resmi kepada pihak sekolah.