Cerita Pendy, Pemilik Mie Ayam Bakso yang Melegenda di Kemanggisan Hingga Jadi Langganan Pelajar

Warung Mie Ayam Bakso Pendy sudah cukup melegenda di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Pendy, pemilik Mie Ayam Pendy yang cukup melegenda di kawasan Kemanggisa, Palmerah, Jakarta Barat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Warung Mie Ayam Bakso Pendy sudah cukup melegenda di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

Lokasinya berada di pojok Jalan Kemanggisan Ilir Raya, tepat di seberang Toko Kemanggisan.

Setiap harinya, Mie Ayam Bakso Pendy buka dari Pukul 08.00 WIB hingga Pukul 19.00 WIB.

Warung Mie Ayam Pendy yang berdagang ala kaki lima ini hampir tak pernah sepi pengunjung.

Pendy (56) pemilik mie ayam ini telah berjualan mie ayam dan bakso di kawasan Kemanggisan sejak tahun 1980-an.

Mie Ayam Pendy yang cukup melegenda di kawasan Kemanggisa, Palmerah, Jakarta Barat.
Mie Ayam Pendy yang cukup melegenda di kawasan Kemanggisa, Palmerah, Jakarta Barat. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Kala itu, ia masih berjualan keliling menggunakan gerobak, belum mangkal seperti sekarang.

"Dulu itu masih keliling pakai gerobak tahun 1980-an. Satu mangkuknya masih Rp 100 perak," kata Pendy saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Selasa (2/4/2019).

Sebelum berjualan bakso dan memiliki lapak seperti sekarang, sudah beberapa dagangan yang dijual Pendy sejak ia merantau ke Jakarta dari kampungnya di Cirebon, Jawa Barat.

"Awalnya saya dagang ketoprak karena banyak kan orang Cirebon yang jualan ketoprak, tapi ternyata kurang laku hingga akhirnya coba jualan mie ayam. Setelah dagang mie ayam dituntut sama pembeli untuk ada bakso makanya saya juga jual bakso," kata Pendy.

Saat ini, usaha Mie Ayam Pendy sudah cukup terbilang sukses. Ia memekerjakan sekitar lima anak buah untuk membantunya.

Dagangannya pun lebih beragam, tak hanya mie ayam bakso, namun ada juga gado-gado hingga aneka es seperti es kelapa hingga es campur.

Harganya pun masih tergolong bersahabat yakni Rp 15 ribu untuk seporsi mie ayam dan Rp 25 ribu untuk mie ayam bakso atau pun mie ayam ceker.

Bahkan, untuk makan di tempat ini, pembeli juga bisa membayar secara non tunai atau menggunakan aplikasi.

Namun, seperti umumnya para pedagang, Pendy tak menyebut secara rinci berapa omzet yang didapatnya dari berjualan ini.

"Kalau pendapatan itu kan naik turun namanya dagang. Yang penting alhamdulilah masih bisa buat bayar karyawan dan ada tabungan," kata Pendy.

Banyak Langganan Pelajar

Puluhan tahun berjualan mie ayam bakso membuat Pendy telah memiliki banyak langganan.

Tak hanya masyarakat umum, namun banyak juga para pelajar yang menjadi langganannya.

Hal itu karena lokasinya yang dekat dengan beberapa sekolah yang ada di wilayah Kemanggisan.

Biasanya anak sekolah itu makan dan nongkrong di tempatnya ini seusai mereka pulang sekolah hingga petang hari.

"Ya banyak anak sekolah yang pada makan karena kan disini banyak sekolahan mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA," kata Pendy.

Bahkan, seperti bapak asuh dari para pelajar itu, Pendy menyebut sudah banyak dari para pelajar yang dulunya kerap nongkrong di lapaknya kini sudah sukses.

Mereka pun tak lupa dengan mie ayam racikan Pendy. Sesekali para 'alumni' itu datang dan makan di tempatnya.

"Wah banyak yang udah pada sukses kaya jadi pengacara, polisi, pilot, pns sampai yang jadi pengusaha. Jadi biar kata saya bukan siapa-siapanya tapi bangga juga mereka yang dulu pada makan disini sekarang upah pada jadi orang dan enggak lupa sama saya," katanya.

Mau Nikmati Mie Ayam Sambil Baca Buku Langka dan Lawas? Datang Saja Kesini

Kisah Diana Jual Mie Ayam Rp 5 Ribu Tiap Jumat: Mie Buat Sendiri, Niat Beramal Justru Dapat Untung

Pendy tak menampik suka lupa dengan wajah para mantan pelajar tersebut yang kini datang ke lapaknya dengan penampilan baru.

Biasanya, mereka terlebih dahulu yang menegur Pendy dan memperkenalkan dirinya bahwa dulu mereka kerap nongkrong di tempat ini.

Setelah itu, barulah mereka saling berbincang dan mengenang kejadian puluhan tahun silam.

"Kalau yang bekas nongkrong disini tuh bayarnya suka kasih lebih, enggak mau dikembaliin. Yasudah mau enggak mau saya terima dan doain dia semoga makin sukses," kata Pendy.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved