3 Warung Makan Melegenda Tempat Favorit Mahasiswa UIN Jakarta, Porsi Besar Harga Murah
Hal itu karena pembeli utama makanan itu adalah mahasiswa yang masih tergantung pada uang saku dan anak kos yang hidup dari kiriman orang tua.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNKAKARTA.COM, CIPUTAT - Di setiap kampus biasanya memiliki makanan atau tempat makan yang legend. Biasanya yang dijadikan penilaian utama adalah kuantitasnya yang banyak dan harganya yang miring.
Hal itu karena pembeli utama makanan itu adalah mahasiswa yang masih tergantung pada uang saku dan anak kos yang hidup dari kiriman orang tua.
Di bilangan Ciputat Tangerang Selatan, sekitaran Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), juga ada tempat makan yang sudah terkenal karena porsinya yang besar dan harganya yang sangat murah.
Saking populernya, nama tempat jualannya pun memiliki julukan sendiri-sendiri dari para penggemarnya, terutama mahasiswa UIN Jakarta.
TransJakarta.com mengobservasi langsung dan memilihkan tiga tempat makan yang paling legend:
1. Warjok Pak Didi (Warjok)
Warjok Pak Didi ini sering juga disebut Warteg BBS karena letaknya yang juga di pertigaan BBS, jalan Legoso Raya, Ciputat.
Ada yang menyebutnya dengan ‘Warsek’ (warung besek), karena sebagian besar yang beli di warteg itu dibungkus dan terlihat seperti membawa besek atau makanan berkat dari pengajian.
Sekilas rumah makan yang buka sejak jam 09.00 WINlB dan tutup jam 12.00 WIB malam itu hampir sama dengan warteg lain pada umumnya, etalase yang menghadap ke depan, dan tumpukan lauk berjejer di atasnya beraneka rupa.

Namun apabila diperhatikan lebih dekat, di balik etalase tersebut, terlihat antrean yang cukup mengular. Antrean pembeli di warteg ini memang ada hampir setiap saat, terutama di waktu makan siang dan makan malam.
Karena banyaknya pengunjung warteg ini dan tempatnya yang tidak terlalu besar, memang lebih enak dibungkus dan makan bersama kawan di indekos.
Tidak heran dengan pembeli yang ramai, selain karena posisinya yang strategis, warteg ini terkenal dengan harganya yang murah dan porsi nasinya yang banyak.
Dengan kocek Rp 10 ribu dijamin mahasiswa yang datang sudah bisa kenyang dengan lauk macam telur dadar, terong balado, mie goreng dan lain-lain.
Kelebihan lain dari warteg ini adalah, karena pengunjungnya yang banyak, perputaran makanan pun jadi cepat sehingga makanan yang disajikan selalu hangat dan fresh from the oven. Dari segi rasa pun enak dan bumbunya terasa.
"Sudah biasa beli di sini. Iya murahnya, ngantre dikit enggak apa-apa lah," ujar Fawaz, mahasiswa UIN Jakarta, selepas membeli dua bungkus nasi warjok Pak Didi, Rabu (3/4/2019).
2. Warung Ketoprak Pak Salim (Ketoprak Setan)
Sejalur dengan Warjok, di Jalan Tarumanegara, Pisangan, Ciputat, depan SMK Nusantara, terdapat tukang ketoprak yang sudah legend di kalangan mahasiswa UIN Jakarta khususnya.
Ketoprak ini juga memiliki banyak julukan, seperti ‘Ketoprak Chaos’ karena biasa dimakan beramai-ramai sehingga suasana menjadi “chaos”, dan yang paling terkenal adalah sebutan ‘Ketoprak Setan,’ karena dulunya warung ketoprak ini baru buka malam hari sampai subuh.
Namun sekarang Ketoprak Pak Salim buka dari siang, dan sudah habis sore harinya.
Ketoprak yang dikelola pasangan suami istri ini memang terkenal dengan porsinya yang sangat banyak dan harganya yang murah.
Dengan harga tak sampai Rp 15 ribu Anda sudah mendapatkan ketoprak dengan porsi tiga orang. Potongan lontongnya besar dan bahan lain seperti bihun dan tahunya juga banyak.
Namun untuk mendapatkan ketoprak chaos ini butuh perjuangan, paling tidak Anda harus menyiapkan waktu sekitar satu jam cuma untuk mengantre.
Ketoprak ini memang banyak peminat setianya.
Dengan harganya yang murah dan porsinya yang besar ketoprak ini cocok dimakan bareng-bareng bersama kawan dan terutama, dalam keadaan lapar.
Dari segi rasa, Ketoprak Pak Salim tidak terlalu istimewa, namun bumbu kacangnya yang gurih manis cukup memanjakan lidah.
3. Nasi Goreng Brebes (Nasi Goreng Fathullah)
Lapar malam hari sehabis diskusi atau kumpul-kumpul dengan kawan? Jangan khawatir, di depan kampus satu UIN Jakarta, ada Nasi Goreng Brebes.
Nasi goreng yang buka sekitar pukul 19.00 WIB hingga 01.00 WIB dini hari ini sering juga disebut ‘Nasi Goreng Fathullah’ karena posisinya yang berada persis di samping masjid Fathullah.
Selain nasi goreng, tempat makan ini juga menjual mie goreng, mie rebus, dan kwetiau goreng.
Yang istimewa dari nasi goreng ini adalah porsinya yang besar. Dengan harga Rp 15.000, satu nasi goreng Fathullah ini bisa dimakan untuk dua orang.
Dengan porsi sebanyak itu, nasi goreng ini cocok untuk disantap bersama-sama kawan sehabis berkegiatan. Rasanya tidak istimewa, hampir sama dengan nasi goreng gerobak kebanyakan.
Namun, kehadirannya di malam hari seakan selalu menjadi penyelamat di kala lapar melanda, terutama bagi anak-anak kos.