Penuturan Warga Saat Penangkapan Teduga Teroris di Bandung: Ribut-ribut Kemudian Ada yang Teriak
Mamad menceritakan, sempat melihat sejumlah petugas mondar-mandir sembari mengamati rumah Salim pada malam hari sebelum penggerebekan
TRIBUNJAKARTA.COM- Tim Densus 88 Antiteror Polri membekuk suami istri terduga teroris di rumahnya, Kampung Cibungur, RT 02 RW 11, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (4/4/2019) pagi.
Sang suami yang dikenal bernama Salim Hadi Suci melakukan perlawanan sengit dengan menyabetkan pisau ke arah petugas yang berupaya menangkapnya.
Akibatnya, tiga petugas mengalami luka dan harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.
"Kejadian penangkapan pukul 07.30 wib saat SHS pergi ke warung bersama anaknya yang kecil usia 3 tahun. Lalu, ketika ada penangkapan terduga melakukan perlawanan terhadap petugas menggunakan pisau sambil mengatakan Allahu Akbar dan anaknya menangis," ujar saksi mata, anggota Linmas Desa Batujajar Timur, Mamad Ahmad Dadan (41) di lokasi.
Meski begitu, lanjut Mamad, petugas berhasil melumpuhkan dan mengamankan Salim.
"Pelaku sempat melukai petugas tapi berhasil ditangkap dan langsung dimasukan ke dalam mobil. Setelah itu, sekitar pukul 12.30 WIB istrinya kemudian dibawa petugas pakai mobil Avanza," ujarnya.
Salim diketahui warga sehari-hari berprofesi sebagai pekerja mebel. Sementrara, istri sebagai ibu rumah tangga.
Mereka mempunyai empat anak. Keduanya diketahui jarang bergaul dengan warga sekitar.
Mamad menceritakan, sempat melihat sejumlah petugas mondar-mandir sembari mengamati rumah Salim pada malam hari sebelum dilakukan penggerebekan.
Pada pagi harinya, sejumlah petugas berusaha menangkap Salim yang saat itu baru pulang dari warung bersama anaknya.
Di tempat yang sama, Daryati (57) mengaku kaget mendengar tetangganya ditangkap oleh Densus 88.
"Saya dengar ribut-ribut, lalu terdengar ada teriakan. Pas lihat ke luar rumah banyak orang dan katanya ada yang ditangkap sambil melawan," kata Daryati, tetangga terduga teroris.
Daryati tidak menyangka tetangganya yang dibawa itu adalah terduga teroris.
Menurut dia, SHS cenderung tertutup dan jarang bergaul sehingga kesehariannya tidak terlalu diketahui dengan jelas.
"Kalau begini takut lah kalau benar dia teroris," katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan ada anggota Polri terluka karena serangan pisau saat hendak menangkap terduga teroris di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jabar pada Kamis pagi.
"Ya, jadi ada anggota Polri yang terluka pada saat melakukan tindakan upaya paksa melakukan penangkapan terhadap beberapa tersangka terduga pelaku terorisme di Jabar," ujar Dedi.
Laporan yang diterimanya, sebanyak empat petugas mengalami luka sabetan pisau pelaku. Mereka dirawat di RS Dustira dan RS Kasih Bunda Bandung.
"Jumlah anggota 4 yang terluka pada saat penangkapan. Terluka akibat sajam yang sengaja sudah dipersiapkan pelaku terorisme pada saat dilakukan upaya paksa penangkapan," jelasnya.
• 8 Besar Malaysia Open: Fajar/Rian Penasaran Kalahkan Marcus/Kevin, Ahsan/Hendra Vs Dua Menara
• TVRI Hanya Siarkan Lapangan 1 Malaysia Open: Ini Link Live Streaming Marcus/Kevin di Lapangan 2
Dedi mengatakan awalnya para tersangka ini pura-pura menyerah dan tak melawan.
• Terungkap Isi Chat WhatsApp Guru Honorer yang Mayatnya Ditemukan Tanpa Kepala di Koper
Polri sendiri mengedepankan langkah persuasif kepada para tersangka. Namun, kata dia, melihat kesempatan melawan, para tersangka kemudian melakukan perlawanan.
"Ya pura-pura menyerah, tidak melakukan perlawanan. Jadi kita mengedepankan langkah-langkah persuasif terlebih dahulu, tanpa istilahnya mengedepankan langkah represif," ujarnya.
"Kita persuasif, para tersangka ini baik, tahu-tahu melihat kesempatan melawan, dia melakukan perlawanan. Kepada pelaku dilakukan dengan terpaksa yakni dilumpuhkan," imbuhnya.
Jenderal bintang satu itu menuturkan pula bahwa para terduga teroris ini sudah mengikuti latihan serta terpapar paham radikal, sehingga melakukan perlawanan kepada aparat penegak hukum.
"(TKP, - red) Di Jabar lah, antara Bandung dan Cimahi. Kan ada beberapa tersangka yang ditangkap. Kelompok mereka kan saya sampaikan sekitar 8 orang," kata dia.
Sementara itu, Kepala Seksi TUUD Rumah Sakit Dustira, Mayor Bambang W, membenarkan salah satu petugas yang dirawat merupakan anggota Polda Jawa Barat.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto juga telah datang ke RS Dustira untuk membesuk anggota tersebut.
Densus 88 mengintensifkan penangkapan terhadap sejumlah terduga anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sejak penangkapan di Lampung, Densus 88 Antiteror sudah menangkap 11 orang terduga teroris yang merupakan jaringan JAD.
Penangkapan dilakukan karena para terduga teroris tersebut terdeteksi berencana menyerang polisi di Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Dari 11 tersangka yang sudah dilakukan upaya paksa dari penyidik dari Densus, indikasi-indikasi penyerangan atau fai dengan sasaran aparat kepolisian itu sudah sangat jelas," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, 1 April 2019.
Salah seorang terduga teroris yang ditangkap adalah WP alias Sahid yang ditangkap di rumah kontrakannya di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jabar, pada 28 Maret lalu.
Dedi mengatakan WP alias Sahid merupakan anggota JAD jaringan Bandung. WP alias Sahid berkoordinasi dengan jaringan Lampung dan Sibolga untuk menyerang aparat di Jawa Barat dan Jawa Timur lewat media sosial atau WhatsApp. Polisi masih memburu otak kelompok ini, yang berinisial A.
"Kelompok mereka kurang-lebih ada 6-8 orang. Ini masih dilakukan pengejaran oleh Densus 88. Kemudian rencana serangan juga adalah di beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, khususnya di Jawa Timur mereka sudah mempersiapkan rencana-rencana tersebut," kata dia.
Namun, sebelum melakukan penyerangan, kelompok ini tengah mengumpulkan dana.
Dedi mengatakan kelompok ini mengincar mobil pengisian ATM untuk diambil uangnya hingga kemudian dibelanjakan peralatan dan bahan peledak untuk menyerang aparat.
Dedi mengatakan Densus 88 bersama Satgas Antiterorisme dan Radikalisme terus berupaya mengungkap tuntas jaringan ini karena ada upaya menyerang aparat.
Temukan Pistol dan Amunisi
Selain di Batujajar, sehari sebelumnya, tim Densus 88 juga mengamankan dua orang terduga teroris, yakni terduga teroris berinisniall TK di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, dan berinisial A di Karawang, Jabar.
Keduanya merupakan anggota jaringan JAD Kabupaten Bandung dan aktif dalam sejumlah kajian.
TK (33) diamankan di kediamannya di salah satu kompleks di Desa Sindangpanon, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Ketua RW 15 Ikhsan Yuniwar (52) membenarkan peristiwa penangkapan terduga teroris tersebut. Penangkapan sekaligus penggeledahan tersebut berlangsung sekitar dua jam.
"Iya kemarin ikut menyaksikan bersama dari Tim Mabes Polri (Densus 88). Penggeledahan dari jam 17.30 sampai 19.30 WIB," ujarnya saat ditemui di kediamannya.
Setelah melakukan penangkapan, Tim Densus 88 langsung melakukan penggeledahan di kediaman TK. Dari dalam rumah TK, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya senjata api.
"Iya saya diminta menyaksikan penggeledahan tersebut. Disana saya lihat mereka mengamankan pistol, ada senapan laras panjang, mungkin juga ada buku dan ada kaset DVD," katanya.
Ikhsan mengatakan terduga teroris TK memiliki seorang istri berinisial YF (35) dan dua orang anak yang masih kecil-kecil.
Keluarga TK mulai tinggal di kompleks tersebut pada tahun 2012. Namun, TK baru ulai mengurus data kependudukan secara resmi pada 2014.
Keseharian TK adalah sebagai pengusaha pakaian jadi. Selain menjual secara online, TK dan keluarganya juga memiliki sebuah toko pakaian sebagai tempat usahanya.
Ikhsan mengaku tidak menyangka jika warganya tersebut terlibat dengan aksi terorisme. Pasalnya TK terkenal baik di kompleks tersebut.
"Iya tidak menyangka seperti itu, orangnya juga baik. Setahu saya usahanya di bidang pakaian," ujarnya.
Ikhsan mengatakan dia kerap bertemu dengan TK saat melaksanakan salat Maghrib, Isya, dan Subuh. Bahkan dirinya pernah bermain bulutangkis bareng.
Namun, Ikhsan menuturkan TK mulai mengalami perubahan sikap yang sangat signifikan.
Perubahan tersebut dirasakannya setelah TK aktif menjadi jemaah di Masjid Darulrohman (setempat) yang sekarang berubah menjadi Al Huda.
"Iya saat saya masih jadi RT tahun 2013. Dia jadi beda bahkan ketemu saja seperti tidak kenal. Kalau ngobrol sama dia, dia jadi fanatik, tidak menerima sistem negara kita," ungkapnya.
Ikhsan mengaku terakhir bertemu dengan TK sekitar dua minggu lalu di lingkungan kompleks perumahan tersebut. (tribun network/coz)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Terduga Teroris Batujajar Pura-pura Menyerah Sebelum Sabetkan Pisau