Persija Jakarta
Persija Jakarta Ingin Pertahankan Marko Simic: Sang Bomber Ungkap Kerinduan Bermain di SUGBK
Persija Jakarta ingin mempertahankan bomber maut Marko Simic. Sang pemain juga mengungkapkan kerinduannya.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Persija Jakarta ingin mempertahankan bomber maut Marko Simic.
Namun, manajemen klub berjuluk Macan Kemayoran menunggu hasil sidang kasus dugaan pelecehan seksual di Australia.
Diketahui, kasus dugaan pelecehan seksual terjadi di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA0741 yang melayani rute Bali-Sydney.
Saat itu, Marko Simic dan anggota rombongan Persija Jakarta menuju Australia untuk bermain dalam laga kualifikasi Liga Champions Asia 2019.
Persija Jakarta menjalani laga tandang ke markas Newcastle Jets, 12 Februari 2019.
Kerinduan Marko Simic
Marko Simic pun terlihat rindu bermain bersama Persija Jakarta.
Meskipun berada di Australia, Marko Simic terus mengunggah momen kebersamaannya bersama macan Kemayoran.
Hal itu terlihat dalam akun instagram resmi miliknya @markosimic_77
Marko Simic mengunggah video bertuliskan "Persija menyatukan kita semua"
Netizen pun bereaksi atas unggahan Simic.
chant.jakmania: GUE RINDU LU MIC
yahyakhairani: No Simic No Party
andredwi98_: Pulang a, aing rindu
Tak hanya itu, Marko Simic juga mengunggah video kemeriahan The Jakmania dalam mendukung klub kesayangannya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
"My home," tulis Simic.
Persija Ingin Pertahankan Simic

Klub kebanggaan masyarakat Ibu Kota, Persija Jakarta dipastikan akan tetap mempertahankan penyerang asing Marko Simic di Liga 1 2019.
Kabar kepastian tersebut diutarakan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Persija Jakarta, Ferry Paulus.
Ferry Paulus mengatakan pihaknya bertekad mengamankan jasa sang pemain untuk terus bersama Persija Jakarta di Liga 1 2019.
“Opsi utama kami tetap mempertahankan Marko Simic untuk menjadi striker asing kami di Liga 1 2019,” ujar Ferry Pulus seperti rilis yang diterima TribunJakarta, Jumat (5/4/2019).
Saat ini, Manajemen tim skuat Ibu Kota terus berusaha membantu proses penyelesaian hukum yang dialami Marko Simic di Australia.
Ferry Paulus akan meninjau terlebih dahulu proses dan hasil sidang yang dijalani Marko Simic pada 9 April 2019 di Australia.
Hasil keputusan sidang itu akan menjadi pertimbangan besar bagi manajemen tim Persija dalam menentukan sikap kedepannya.
"Namun itu semua tergantung hasil dari sidang yang akan dijalani Simic pada 9 April di Australia," tutur pria asal Manado tersebut.
Seperti diketahui, Marko Simic dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual pada saat berada di dalam pesawat dari Bali menuju Sydney Australia.
Hal itu menyebabkan pemain berpaspor Kroasia tersebut harus ditahan dan tidak boleh kembali ke Indonesia hingga menyelesaikan proses persidangan kedua pada tanggal 9 April 2019 mendatang.
Simic Bakal Jalani Sidang

Persoalan striker Persija Jakarta, Marko Simic, soal tuduhan pelecehan seksual di Australia belum juga usai.
Sempat dikabarkan kalau Marko Simic akan pulang lebih cepat, tapi belakangan ini Manajer Tim Persija Jakarta, Marsekal Pertama TNI AU, Ardhi Tjahjoko mengatakan kalau Simic akan menjalani sidang keduanya pada 9 April 2019.
Marko Simic sudah menjalani sidang pertamanya di kejaksaan Downing Centre, Sydney, Australia, Selasa (12/2/2019), didampingi pengacaranya, Robert Haralovic.
"Setahu saya sampai saat ini Simic akan jalani sidang 9 April. Kami masih menunggu setelah itu kepastian nasibnya bagaimana," ujar Ardhi kepada Harian Super Ball.
"Tapi saya tidak bisa berspekulasi karena sudah kami serahkan sepenuhnya ke pengacara tim yaitu Pak Gusti Randa yang mendampingi Simic dari sisi hukum," tambahnya.
Ardhi menjelaskan, posisi Simic di Macan Kemayoran masih aman, sebab manajemen Persija belum mencari striker pengganti. "Sejauh ini sih kami belum mencari striker atau pemain pengganti," ungkap Ardhi.
Sebelumnya, Simic dikabarkan akan berdamai dengan korban yang berstatus warga negara Indonesia.
Belakangan, korban tidak mau lagi berdamai dan tetap menuntut Marko Simic diproses secara hukum di Australia.
"Saya kan ada di Indonesia, sementara korban menetap di sana, jadi kalau mau berdamai harus lewat pengacara sana," terang Gusti Randa.
"Sejauh ini korban maunya dilanjutkan ke jalur hukum. Saya juga kurang tahu jalur perdamaian akan terjadi atau tidak karena saya belum bertemu dengan korbannya. Jadi enggak bisa klaim," jelas Gusti.
Gusti yang merupakan anggota Exco PSSI itu juga tidak bisa menjelaskan secara rinci hukuman apa yang akan diterima kepada Simic setelah selesai sidang nanti.
"Keputusannya ada di pengadilan. Yang saya ketahui kalau di Australia hukumannya ada denda dan ada juga kerja sosial. Saya tidak tahu yang mana. Kita tunggu saja hasilnya," ujar Gusti.
Marko Simic Mulai Jenuh

Beberapa waktu lalu, Plt Ketum PSSI Gusti Randa sempat menyampaikan kabar terbaru kondisi Marko Simic di Australia.
Dikutip dari Bolasport.com, Gusti Randa menyebutkan Marko Simic mengalami kebosanan.
Penyerang asal Kroasia itu sudah lebih sebulan dan tak boleh meninggalkan Negeri Kanguru itu.
• Persija Jakarta Sambut Liga 1 2019: Nasib Escobar, Simic Hingga Kejar Pemain Naturalisasi
• Persija Jakarta Bakal Tentukan Sikap Terhadap Marko Simic Usai Sidang 9 April 2019
• Persija Jakarta Ngotot Ingin Pertahankan Marko Simic di Liga 1 2019
• Persija Jakarta Ngotot Ingin Pertahankan Marko Simic di Liga 1 2019
Marko Simic sudah berada di Australia sejak tiba di sana pada 10 Februari dalam rangka Kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) antara Persija dan Newcastle Jets.
"Meski tidak ditahan, Simic merasa bosan. Tentu ada biaya hidup yang ditanggung, kan tinggi juga di sana (Australia)," kata Gusti Randa.
Diketahui, kasus dugaan pelecehan seksual terjadi di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA0741 yang melayani rute Bali-Sydney.
Saat itu, Marko Simic dan anggota rombongan Persija Jakarta menuju Australia untuk bermain dalam laga kualifikasi Liga Champions Asia 2019.
Persija Jakarta menjalani laga tandang ke markas Newcastle Jets, 12 Februari 2019. (Wartakota/TribunJakarta.com)