Ponsel Guru Honorer Masih Aktif Pukul 4 Dini Hari Saat Mayatnya Dalam Koper Ditemukan, Ini Faktanya

Terkuak ponsel guru honorer masih aktif pukul 4 dini hari saat mayatnya dalam koper ditemukan.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ilusi Insiroh
Istimewa via Sriwijaya Post
Ilustrasi Ponsel 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus mayat dalam koper yang menewaskan seorang guru honorer, Budi Hartanto mulai menguak berbagai fakta.

Pihak Polda Jatim mencurigai adanya dua orang terduga pelaku yang melakukan pembunuhan dan mutilasi Budi Hartanto

Hal tersebut lantaran, Polisi menduga pembunuhan Budi Hartanto tak mungkin dilakukan seorang diri.

Melansir Surya.co.id, polisi menduga pelaku mutilasi berasal dari teman komunitas Budi Hartanto.

Tak hanya itu, pelaku juga mengenal korban secara dekat.

Hubungan kedekatan tersebut lantaran adanya kesamaan komunitas atau lingkungan sosial. Dan pelakunya tidak sendirian, alias lebih dari satu orang.

"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," ucap Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, Sabtu (6/4/2019) dikutip dari Surya.

Bahkan, terduga pelaku merupakan berasal dari komunitas korban yang sedang digeluti korban.

Terbongkar Penyebab Mayat dalam Koper Tanpa Kepala, Jeritan Hati Ibunda: Anak Saya Salahnya Apa?

6 Fakta Mayat dalam Koper di Kediri: Kronologi, Meringkuk Tanpa Busana hingga Gurauan Terakhir

Pihaknya mencurigai dua orang teman korban di luar dari 16 saksi yang sudah diperiksa.

Dua orang yang dicurigai itulah diduga kuat sebagai pelaku mutilasi guru honorer Budi Hartanto.

"Saat ini kami sedang lakukan pengejaran terhadap dua orang itu," beber Barung.

Polisi ketika mendatangi lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).
Polisi ketika mendatangi lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019). (TRIBUNMADURA/IST)

Barung menambahkan, pelaku tidak mungkin melakukan proses pembunuhan dan pembuangan mayat seorang diri di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar.

"Artinya pembunuhan itu ada yang membantu dan ada yang memperlancar," tandasnya.

Kejar terduga pelaku

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Burung Mangera mengatakan, penyidiknya melakukan pengejaran terhadap kedua terduga pelaku pembunuhan di kasus mayat dalam koper.

"Iya saat ini kami sedang kejar 2 orang," ucap Frans Burung Mangera dilansir dari TribunJatim.com.

Pengejaran tersebut berawal dengan penemuan ponsel korban yang sempat aktif setelah jasad Budi Hartanto ditemukan.

Ponsel  Aktif

Ponsel Budi Hartanto sempat teridentifikasi aktif atau online pada 04.00 WIB di kawasan Kediri, Jawa Timur, di mana koper berisikan jasadnya ditemukan pada Rabu (3/4/2019).

Lowongan Kerja Kereta Bandara PT Railink, Cek Formasi dan Syaratnya di Sini!

Cek Jumlah NIP CPNS 2018 di Laman Ini, 161.417 NIP Ditetapkan di 550 Instansi, Intip Gaji Mereka!

"Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu, on terakhir," ucap Frans Barung Mangera.

Barung menuturkan dugaannya mengenai ponsel korban saat insiden pembunuhan terjadi, masih dikuasai oleh pelaku.

"Karena Hpnya (red: korban) masih dikuasai oleh seseorang," tegasnya.

3 Polres dan 1 Polda Terlibat

Tiga polres dan 1 polda saling berkolaborasi untuk mengungkap pelaku dan motif perkara pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Penyelidikan itu awalnya dilakukan oleh Polres Blitar Kota karena lokasi penemuan mayat korban di sana.

Kemudian, Polres Kediri Kota bergabung karena korbannya merupakan warga Kota Kediri.

Untuk memudahkan koordinasi antar-yurisdiksi, Polda Jawa Timur, selaku motornya.

Belakangan, Polres Kediri turut bergabung dalam penyelidikan kasus tersebut.

Namun, alasan Polres Kediri dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan tersebut belum diketahui.

Adian Napitupulu dan Mardani Ali Bahas Pembangunan Papua, Najwa Shihab Kewalahan Stop Debat

Ditanya Soal Biaya Sekolah Mikhayla Capai Rp500 Juta, Nia Ramadhani: Yang Penting Bapaknya Mampu!

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Ajun Komisaris Ambuka saat dikonfirmasi enggan berkomentar panjang lebar.

Dia hanya mengatakan kalau pihaknya sekadar membantu pengungkapan saja.

"Kami membantu saja. Kalau ada info, kami sampaikan ke Polda," ujar Ambuka, Jumat (5/4/2019).

Sebelumnya, penyelidikan itu telah berjalan di masing-masing polres.

Follow Juga:

Polres Kediri Kota misalnya, telah memanggil hingga 9 orang untuk dimintai keterangannya.

Hanya saja, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri Kota Ajun Komisaris Andy Purnomo enggan membeberkan siapa saja saksi itu dan dari latar belakang apa.

BERITA FOTO Lautan Manusia Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di SUGBK

5 Tahun Menikah dengan Nagita Slavina, Raffi Ahmad Mendadak Teringat Yuni Shara Gara-gara Ini

Andi hanya menyampaikan bahwa para saksi itu adalah pihak-pihak yang dianggap tahu peristiwa pembunuhan itu.

"Maaf, nanti saja kalau sudah selesai semuanya akan disampaikan oleh Polda," ujar Andi, Jumat.

Polres Blitar Kota juga terus bergerak. Selain pemeriksaan saksi, juga melakukan penyisiran lapangan, Jumat (5/4/2019), untuk mencari keberadaan organ tubuh bagian kepala korban yang masih hilang.

Kasatreskrim Polres Blitar AKP Heri Sugiono mengatakan, penyisiran itu dilakukan secara massal menggandeng berbagai elemen.

Pencariannya dilakukan di 3 titik sekitar lokasi penemuan awal hingga pada aliran sungai di dekat penemuan mayat itu.

(TribunJakarta/TribunJatim/Surya/Kompas)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved