Pilpres 2019
SBY Nilai Kampanye Akbar Prabowo Terlalu Ekslusif, Aa Gym Malah Kagum dan Beberkan Fakta Lain
SBY menilai kalau kampanye akbar Prabowo Subianto dinilai terlalu eksklusif, namun Aa Gym malah beberkan fakta lain.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Rr Dewi Kartika H
Apa Yg terpikir dan terasa menurut sahabatku sekalian ?," tulisnya.
• Tak Bisa Daftar Sekolah Kedinasan Karena NIK Bermasalah? BKN Berikan Solusinya
• Penemuan Mayat di Taman Kota Tol Jagorawi, Warga: Bukan yang Pertama
Benar saja, potret itu pun tampak langsung dikomentari banyak netizen.
Baru satu jam diposting, unggahan tersebut sudah disukai lebih dari 82 ribu kali dan dikomentari lebih dari 3.000 kali.
Dari ribuan komentar tersebut, tampak istri Ahmad Dhani Mulan Jameela ikut berkomentar.
Ia menyatakan kekagumannya, dan menyebut Indonesia rukun dan damai.
"MaasyaaAllah tabarakAllah..
Indonesia rukun damai..," tulisnya.

Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, SBY beranggapan kalau set up acara, rundown acara hingga tampilan fisik kampanye tidak menunjukkan kampanye nasional yang inklusif, melainkan terkesan eksklusif.
"Menurut saya, apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di SUGBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Minggu, (7/4/2019) .
SBY juga berpendapat pelaksanaan kampanye pemilu nasional sepatutnya melingkupi seluruh pihak. Artinya, tidak memunculkan satu identitas tertentu.
"'Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal "set up"nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau "All For All"," kata Presiden ke-6 RI tersebut..
• Jadwal Liga Champions Babak 8 Besar Leg 1: Tottenham vs Man City, MU vs Barcelona
• Tersisa Tulang dan Kaki saat Ditemukan Hari ke 108 Bikin Orangtua Pendaki Tak Berani Melihatnya
Kepada Paslon nomor urut 02 dan juga paslon nomor urut 01, SBY mengimbau agar memerhatikan hal tersebut.
Karena menurutnya, calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya untuk menjadi pemimpin bagi semua ialah pemimpin yang layak dipilih dan akan kokoh dalam menajalankan tugasnya.
"Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh. Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa," ungkapnya.
"Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo," dia menambahkan.