Pemilu 2019
Tak Bisa Dapat Formulir A5, Banyak Calon Pemilih Merasa 'Digolputkan'
Di KPU Jakarta Barat misalnya, dari ratusan pemilih yang mengantre tak semuanya bisa mendapatkan A5.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Hari terakhir pembuatan formuilir A5 banyak pemilih yang tak bisa mendapatkan formulir tersebut sebagai syarat untuk pindah Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Alhasil, kini pun banyak pemilih yang terancam golput pada pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang.
Hal itu lantaran persyaratan yang mereka bawa untuk mengurus A5 dianggap tak memenuhi persyaratan.
Di KPU Jakarta Barat misalnya, dari ratusan pemilih yang mengantre tak semuanya bisa mendapatkan A5.
Seperti yang dialami Robei (22), warga Papua yang kemungkinan besar tak bisa menggunakan hak suaranya karena surat A5 yang diajukannya tak bisa dikeluarkan.
• Maraknya APK Bertebaran Jelang Pemilu, Ketua Panwaslu Kebon Jeruk: Hari Tenang Akan Kami Turunkan
Sebab, surat keterangan yang ia bawa dari kantornya bekerja berbeda dengan yang dimaksud KPU.
"Saya bawa surat keterangan dari kantor, tapi ternyata yang diminta itu surat tugas yang menunjukan bahwa saya di tanggal 17 itu memang bekerja," kata Robei kepada TribunJakarta.com di Kantor KPU Jakarta Barat, Jalan C, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (10/4/2019).
Robei pun mengaku harus rela tak berpartisipasi dalam pemilu 2019 karena sangat tak memungkinkan untuk pulang ke kampungnya di Papua demi untuk mencoblos.
"Ya mau gimana lagi. Enggak mungkin kan saya pulang ke Papua, ongkosnya sudah berapa. Belum lagi waktunya," keluh Robei.
Tak hanya Robei, nasib serupa dialami Amelia (35). Ia tetpaksa hanya menjadi penonton saat pesta demokrasi berlangsung.
"Katanya harus ada cap stempelnya di surat tugasnya. Masak saya harus ke kantor lagi sekarang. Sudah enggak keburu," kata Amelia yang sudah mengantre di Kantor KPU Jakarta Barat selama hampir 4 jam.
Seperti Robei, Amelia pun merasa 'digolputkan' dalam pesta demokrasi tahun ini karena saat ini ia sedang bekerja di Jakarta dan tak memungkinkan pulang ke kampungnya pada 17 April nanti.
"Saya dari Lampung, tapi emang kerja disini. Enggak mungkin kan pulang cuma buat nyoblos. Jadinya terpaksa golput bukan atas kemauan saya," ucapnya.
Lebih lanjut, ia pun merasa KPU kurang sigap selaku penyelenggara pemilu.