Penganiayaan Siswi SMP
Bantah Benturkan Kepala ke Aspal, Ini Permintaan Maaf dan Pengakuan Terduga Pelaku Penganiaya Audrey
Remaja putri yang diduga pelaku dari kasus penganiayaan siswi SMP di Pontianak memberikan pengakuan, Rabu (10/4/2019).
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ilusi Insiroh
Korban sendiri saat ini masih tergeletak di rumah sakit, menjalani perawatan insentif guna memulihkan fisik dan psikisnya yang mengalami trauma parah.
Kasus tersebut pun tengah ditindaklanjuti kepolisian setempat untuk dikembangkan dalam proses penyelidikannya.
Dikutip TribunJakarta dari TribunPontianak, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Pontianak Selatan pada Senin lalu.
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Untuk mengetahui kasusnya secara komprehensif, berikut TribunJakarta.com himpun sederet faktanya.
1. Kronologis: korban dijebak
Diwartakan TribunPontianak.com, kronologis kejadian diungkapkan oleh Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat melalui konferensi pers.
KPPAD selaku lembaga yang bergerak dibidang perlindungan anak akan memberikan pendampingan baik pada korban maupun pelaku.
Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu yang hadir saat konferensi pers menceritakan kronologi kejadian penganiayaan tersebut.
Tumbur Manalu menjelaskan, kejadian pengeroyokan terhadap korban yang merupakan siswi SMP tersebut dua pekan lalu.
• Tanggapi Kasus Pengeroyokan Audrey, Sarwendah Ungkap Kisah Pahitnya Saat Sekolah: Pernah Dipukulin
• Selain Soal Cowok, Pelaku Diduga Tersinggung Utang Orangtuanya Diungkit Siswi Korban Pengeroyokan
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019) namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4/2019) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan. Kemudian kita dari KPAD langsung menerima pengaduan," ucap Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
Manalu melanjutkan, korban dijemput terduga pelaku yang mencapai 12 orang. Namun sebenarnya, aktor utama hanya 3 orang.
"Korban sebenarnya berada di rumah, kemudian dia dijemput terduga pelaku dari 12 orang itu. Sebetulnya aktor utama 3 orang dan sisanya membantu atau tim hore," ucap Manalu.
Korban dijemput dengan alasan ada yang mau disampaikan dan diomongkan.
Jadi dengan seperti itu, korban bersedia ikut bersama pelaku dan dibawa ke Jalan Sulawesi.