Pilpres 2019

Data Litbang Kompas Masuk 50% Lebih, Ini Data Update Hitung Cepat 5 Lembaga Survei

Dalam hitung cepat kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel semua pemilih dari 2.000 TPS terpilih yang tersebar di seluruh Indonesia.

Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM/Srihandriatmo Malau
Hitung cepat Litbang Kompas 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH -- Hasil hitung cepat Litbang Kompas untuk Pilpres 2019 sementara diungguli pasangan 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Rabu (17/4/2019).

Data pertama pada pukul 15:03 WIB, Jokowi-Amin unggul dengan perolehan 55,37 persen suara.

Sedang Prabowo-Sandi memperoleh 44,63 persen.

Sejauh ini baru 37,85 persen suara masuk ke pusat data Litbang Kompas.

Suara terus bergerak pada pukul 15:10 WIB, dengan suara masuk 42,80 persen.

Jokowi-Amin masih unggul dengan 55,82 persen, sementara Prabowo-Sandi 44,17 persen.

Kaesang Pangarep: Bapak Terpilih Atau Tidak, Saya Tetap Masih Jualan Pisang dan Kopi

Litbang Kompas menyelenggarakan hitung cepat Pilpres 2019.

"Nah kalau untuk di dalam pusat data ini, ada 210 tenaga--confirmator (penerima data interviewer, dan mengonfirmasi kebenaran dengan memeriksa keberadaan interviewer, apakah dia ada di TPS atau tidak dan memeriksa data interviewer," ujar Kepala Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, Gianie saat ditemui di pusat data Hitung Cepat Litbang Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (17/4/2019). 

"Di atas lagi ada verifikator untuk pemeriksa exit poll, yang sudah kita lakukan tadi pagi. Nah yang bekerja srkarang adalah confirmator dan validator. Validator ini bertugas memeriksa data yang diterima confirmator," jelasnya.

Dalam hitung cepat kali ini, Litbang Kompas mengambil sampel semua pemilih dari 2.000 TPS terpilih yang tersebar di seluruh Indonesia.

Perlu Banyak Waktu Buka Surat Suara, Presiden PKS : Mudah-Mudahan Nggak Salah Coblos

Pengambilan 2.000 sampel dilakukan dengan pertimbangan target toleransi kesalahan (margin of error), kemampuan sumber daya yang ada, dan biaya.

"Dari segi personel, kami siapkan tenaga lapangan 2.000 TPS tersebut. Artinya, tenaga lapangan saja sudah 2.000, plus koordinator untuk mengelola interviewer, disebut koordinator lapangan. Mereka mengawasi 5-7 interviewer. Di atas korlap, ada lagi, koordinator daerah. Total untuk 2000 TPS lapangan adalah 2.387 orang. Itu semua dari jaringan yang kami miliki," jelasnya.

Metode penentuan TPS sampel dengan menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sistematis berdasarkan jumlah data dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam negeri.

Total DPT dari 2.000 TPS sampel Kompas pada hitung cepat kali ini adalah 488.826 pemilih. Dengan tingkat kepercayaan 99 persen dari total maksimal pemilih adalah 185.732.093, maka simpangan kesalahan diperkirakan akan kurang dari 1 persen.

"Margin of error kami diharapkan dibawah 1 persen. Secara umum 2000 TPS yang kami ambil berdasarkan DPT terakhir yang dikeluarkan KPU. DPT kam 180 juta sekian, ketemu intervalnya, nah DPT terpilih ini dilihat, dia di TPS mana. Jadi kami DPT dulu, baru mencari dia di TPS mana. Dari sana ketemu 2.000 TPS itu," paparnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved