Tersingkap Kematian Caleg Golkar Diracun: Motif Sang Dosen, Asmara, Hingga Ancaman 

Perlahan tersingkap kasus pembunuhan anggota DPRD Kota Sragen dengan racun tikus.

Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Ilustrasi 

TRIBUNJAKARTA.COM, WONOGIRI - Perlahan tersingkap kasus pembunuhan anggota DPRD Kota Sragen dengan racun tikus.

N, pelaku sekaligus dosen salah satu universitas di Kediri membunuh Sugimin, anggota DPRD Sragen, karena sakit hati.

Pelaku mengaku dimintai uang Rp 750 juta yang akan digunakan untuk membiayai Sugimin sebagai caleg.

"Berdasarkan keterangan tersangka, korban meminta kepada N uang sebesar Rp 750 juta. Korban meminta tersangka mencarikan pinjaman untuk modal nyaleg DPRD," kata Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya Mulya Ramadani, saat dihubungi Kompas.com, Kamis ( 18/4/2019) malam.

N mengaku mendapat ancaman dari korban yang akan menculik anaknya yang masih sekolah dasar jika tidak bisa mencarikan pinjaman uang yang diminta.

"Yang pasti tekanan kuat itu masalah uang," ungkap Aditya.

Di depan penyidik, N menyatakan korban menjanjikan akan menikahinya secara resmi.

Pasalnya baik N maupun korban sama-sama sudah memiliki pasangan resmi.

Janji korban tidak pernah terwujud.

Tak tahan dengan ancaman dan desakan korban, N akhirnya merencanakan membunuh korban dengan racun tikus.

Polres Wonogiri memastikan kematian anggota DPRD Kabupaten Sragen, almarhum Sugimin, murni pembunuhan berencana.

Almarhum meninggal akibat diracun.

Penyidik mendapat petunjuk dari hasil autopsi beberapa organ dalam korban.

"Organ tubuh apa saja, tidak bisa kami sebutkan," ujar Aditya melalui telepon, Kamis (18/4/2019) siang.

Pelaku perempuan

Tim penyidik pun mengundang sejumlah orang dekat korban untuk diperiksa. 

Salah satunya seorang perempuan berinisial N (41).

"Ada kejanggalan dari keterangan N. Tim penyidik pun mengungkap pembunuh korban adalah N. Statusnya kami tingkatkan menjadi tersangka," beber Aditya.

N sudah ditahan Polres Wonogiri di kantor kejaksaan setempat.

"Kami titipkan di kejaksaan, karena tersangka perempuan. Tidak bisa dicampurkan dengan laki-laki," imbuhnya.

Tersangka dosen universitas swasta di Kediri

Sebagai informasi, tersangka N merupakan perempuan kelahiran Wonigiri.

Aditya mengatakan profesi N seorang dosen di sebuah universitas swasta Kediri.

"N itu juga seorang pengusaha konveksi. Ada kedekatan dengan korban sekitar dua tahun lebih," ujar dia.

Adit menambahkan pihaknya belum bisa menghadirkan tersangka dalam gelar perkara.

Tersangka mencoba bunuh diri

Hingga kini, AKP Aditya menyebut kondisi kejiwaan tersangka masih labil.

"Tersangka berupaya bunuh diri. Jadi jangan diwawancara dulu," imbuh Adit.

Selain itu, dia mengatakan masih menunggu hasil visum Labfor dari Semarang.

Sugimin tewas karena racun tikus

Kasat Reskrim Polres Wonogiri mengungkap kematian almarhum Sugimin karena racun tikus.

Dia berujar racun itu diberikan tersangka melalui kapsul obat diare yang rutin diminum korban.

Racun dimasukkan dalam kapsul obat bermerk diapet, dengan cara mengeluarkan sebagian isi obat.

Motif sakit hati

"Motifnya sakit hati," kata Adit.

Aditya menambahkan mobil korban dijual tersangka seharga Rp 98,5 juta.

Mobil itu Isuzu Panther seri Grand Touring tahun 2002 Nopol AD-9210-RE.

"Kami akan gelar perkara menunggu hasil visum dari Labfor Semarang," tandasnya.

Mayat korban ditemukan di pinggir jalan

Sugimin ditemukan meninggal dunia di  Wonogiri, Selasa (16/4/2019) dini hari.

Jasad warga Karangnongko RT 10, Kecamatan Masaran, Sragen, itu ditemukan tergeletak dalam posisi tengkurap di tepi jalan raya.

Tepatnya sebelah utara SMP Negeri 1 Wonogiri, Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.

Saat ditemukan warga, korban mengenakan kemeja berwarna kuning berlogo Partai Golkar.

Jenazah korban diterima petugas jaga IGD RSUD Wonogiri sekitar pukul 00.30 WIB, diantarkan penemunya.

Korban anggota Komisi III DPRD

Sugimin merupakan caleg petahana, saat ini duduk di Komisi III DPRD Sragen periode 2014-2019.

Dia kembali mencalonkan diri dari Partai Golkar Dapil 1 meliputi Kecamatan Sragen, Masaran, dan Sidodadi.

Keluarga dan kolega telah meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus penemuan jasad Sugimin ini.

Termasuk penyebab kematiannya agar tidak menimbulkan spekulasi yang negatif.

Putra korban pernah bertemu terduga pelaku

Deni Gian Kurniawan, anak pertama korban, saat ditemui mengaku cukup lega setelah polisi menangkap tersangka.

"Iya kami mendengar kabar semalam bahwa pelaku pembunuhan ayah saya sudah ditangkap," ujar Deni kepada Tribunjateng.com, Kamis (18/4/2019).

Deni mengatakan untuk mobil almarhum ayahnya sudah dijual oleh pelaku.

Saat ditemukan jasad almarhum ayahnya hanya ditemukan bersama dompet dengan uang Rp 170.000 dan tanda pengenal.

Ia pernah bertemu dengan pelaku lebih dari satu tahun lalu di rumah sakit ketika ayahnya dirawat.

Dirinya berharap proses penyelidikan yang dilakukan Polres Wonogiri dapat berjalan dengan lancar.

Deni berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena sudah membunuh ayahnya.

"Kami sekeluarga tidak ada yang menyangka atas kejadian ini, dua minggu yang lalu saya terakhir bertemu dengan bapak," lanjut Deni.

"Saat bertemu itu ya kami ngobrol seperti biasa tanya pekerjaan, keluarga, anak, cucu," lanjutnya dengan mata berbinar.

Deni memang jarang bertemu almarhum dikarenakan sibuk dengan masing-masing urusan.

Dengan suara sedikit serak Deni menceritakan almarhum ayahnya yang memiliki sifat tegas, pemberani, dan energik.

Dirinya juga menyampaikan sejak kecil telah dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan kuat.

"Saya ingat sekali pertama merintis usaha dari nol pertama jualan toko kelontong sebelum buka konvensi, pergi keluar Jawa kulakan kain dibawa kerumah ditenteng, seminggu sekali baru pulang," lanjut Deni.

Deni mengatakan almarhum membuka usaha konveksi dari 1999. Dia juga mengatakan merasa sangat kehilangan dengan figur ayahnya.

Dia menambahkan masih perlu bimbingan dan banyak belajar dari ayahnya.

"Namanya juga anak sampai kapanpun sosok orang tua tetap dibutuhkan," lanjutnya.

Untuk usaha konveksi ayahnya dia mengatakan kini dikelola istrinya Dwi Astuti.

Sedangkan dirinya mengaku sedang mengelola tempat fitness di Solo.

"Saya tetap memantau, jika diminta beli kain ya tetap saya belikan," pungkasnya. (dna/uti)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul FAKTA BARU: Dosen Racuni Anggota DPRD Sragen, Dari Ancaman Anaknya Akan Diculik hingga Dana Caleg

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved