Remaja di Tangerang Tewas Digigit Semut: Alami Sesak Nafas dan Pernah Syok Akibat Gigitan Tomcat

Rizki Ananda (21) tewas usai digigit semut di kediamannya di Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.Berikut sejumlah fakta mengenai kejadian itu.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribunnews.com/Ilustrasi
Ilustrasi Semut 

Hendra Tarmizi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan jenis semut apa yang sampai merenggut nyawa Rizki pada Rabu (25/4/2019) kemarin.

Sebab, jajarannya hanya menerima foto semut yang mengigit korban dari sisi punggung semut, dimana bagian tersebut tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi spesies semut.

"Kebetulan yang foto semutnya itu korban, cuma yang difoto bagian punggung waktu itu. Bukan foto perut, untuk menentukan spesiesnya itu ahli serangga perlu perut jadi kita tidak bisa memastikan, tapi itu semut biasa," beber Hendra.

Korban Merasa Gatal

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Malang nasib Rizki Ananda yang meninggal setelah digigit semut di kawasan Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang pada Rabu, (24/4/2019).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi menerangkan, kejadian terjadi rumah korban yang berlokasi di Rajeg, Kabupaten Tangerang.

Hendra menjelaskan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Rizki sempat merasa gatal dan panas di seluruh tubuhnya yang disertai sesak nafas akut.

"Kejadian di rumahnya di Rajeg, lalu saat udah gatal dan panas langsung dibawa ke Puskesmas Sepatan. Kebetulan saya yang datang ke lapangan, itu saya tanya ke bapaknya," kata Hendra kepada TribunJakarta.com, Kamis (25/4/2019).

Namun, nyawa Rizki tidak terselamatkan lagi saat tiba di Puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Karena penasaran dan bekerja di RSUD Tangerang, sang ayah langsung melarikan anak perempuannya tersebut ke rumah sakit milik pemerintah tersebut.

"Meninggalnya sewaktu di puskesmas dan bapaknya ini sudah sadar anaknya meninggal di puskesmas. Tapi karena dia kerja di RSUD Tangerang jadi dibawa ke sana," terang Hendra.

Sebelumnya, Hendra mengatakan bahwa korban diketahui menderita penyakit bernama Shock Anafilaksis.

Di mana, penyakit tersebut merupakan sebuah reaksi alergi yang parah terhadap sesuatu dan berpotensi mengancam nyawa.

"Sebenarnya bukan semutnya yang bermasalah, jadi meninggalnya karena Shock Anafilaksis. Jadi sebuah keadaan yang reaksi alergi hebat. Memang korban alergi dugaan kita di kabupaten dugaan kuat dia alergi terhadap zat yang ada di dalam semut yang mengigit," jelas Hendra.

Ia juga meyakinkan bahwa reaksi tersebut tidak terjadi kepada semua orang melainkan hanya terjadi per-individual yang mengalami alergi yang berlebihan terhadap sesuatu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved