Jabodetabek Banjir
Tak Ada Tumpukan Sampah, Pintu Air Manggarai Kembali Normal Pasca-Banjir Kiriman
Pascabanjir kiriman dari Bogor, kondisi Pintu Air (PA) Manggarai sudah kembali normal.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Pascabanjir kiriman dari Bogor, kondisi Pintu Air (PA) Manggarai sudah kembali normal.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (29/4/2019) siang, tampak sudah tidak terlihat lagi tumpukan sampah yang sebelumnya memenuhi pintu air tersebut.
Debit ketinggian di Pintu Air Manggarai pun terpantau terus turun dengan stasus Siaga Empat di ketinggian 700 sentimeter.
Meski demikian, sejumlah petugas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat masih bersiaga di sekitar Pintu Air Manggarai.
Sebanyak dua alat berat jenis ekskavator pun terlihat masih berada di sekitar Pintu Air Manggarai yang terletak di Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.
Tak hanya itu, beberapa truk sampah juga tampak masih terpakir di serkitar area pintu air.
Harlian, operator Pintu Air Manggarai menuturkan, kondisi ketinggian air di pintu air tersebut sudah mulai turun sejak Minggu (28/4/2019) pagi.
"Ketinggian aman di Pintu Air Manggarai itu di bawah 750 sentimeter ya, ini statusnya sudah turun sejak kemarin pagi," ucapnya saat ditemui TribunJakarta.com, Senin (29/4/2019).
• Debit Air Turun, Kondisi Pintu Air Manggarai Penuh Sampah, Sofa Hingga Helm Ojek Online Mengambang
• Pintu Air Manggarai Siaga Empat, Debit Ketinggian Air di Ibu Kota Menurun
Dikatakan Harlian, akibat banjir kiriman dari Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat, ketinggian air di Pintu Air Manggarai sempat menyentuh anggka 890 sentimeter.
"Paling tinggi itu Jumat siang, sekira pukul 11.00 WIB itu air dari Bogor sampai di sini," ujarnya.
Diketahui, sejunlah wilayah di ibukota Jakarta sempat terendam banjir pada Jumat (26/4/2019) dan Sabtu (27/4/2019) lalu.
Banjir disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung yang tidak mampu menampung debit air Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat.
Akibat kejadian ini, sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan orang lainnya terpaksa harus mengungsi.