Hari Buruh Internasional

Massa Berbaju Hitam Diduga Picu Kericuhan dengan Buruh di Gedung Sate: Ada Pengangguran dan Pelajar

Ratusan orang terlibat gesekan dengan buruh yang sedang menyampaikan aspirasi di depan Gedung Sate. Bagaimana kronologinya?

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema saat ditemui di Monju sesaat setelah mengamankan ratusan orang yang diduga menimbulkan keresahan, Rabu (01/5/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG - Ratusan orang terlibat gesekan dengan buruh yang sedang menyampaikan aspirasi di depan Gedung Sate.

Ratusan orang yang diduga berasal dari satu kelompok itu ikut menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di sekitar Gedung Sate, Rabu (01/5/2019).

Anggota kepolisian dari Polda Jabar dan Polrestabes Bandung pun mengamankan ratusan orang tersebut.

TribunJakarta.com merangkum persitiwa tersebut yang dikutip dari TribunJabar.id.

Penemuan Anggur Merah

Ilustrasi Keributan
Ilustrasi Keributan (Istimewa)

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema, membenarkan bahwa ratusan orang tersebut diduga menimbulkan gesekan dengan buruh yang sedang menyampaikan aspirasi di depan Gedung Sate.

"Kami menindak cepat untuk memisahkan mereka dengan buruh, agar kegiatan May Day bisa berjalan lancar dan aman," kata Kapolrestabes Bandung, Rabu (01/5/2019).

Kombes Pol Irman Sugema menjelaskan bahwa kelompok tersebut menggunakan identitas pakaian yang dominan berwarna hitam.

Ia juga menyampaikan bahwa anggota kelompok tersebut terdiri dari berbagai usia. Beberapa di antaranya pelajar, mahasiswa, dan bahkan ada yang berstatus pengangguran.

Dari ratusan orang tersebut, polisi sudah menyita sejumlah barang semisal piloks, double stick, dan beberapa botol anggur merah.

Sebanyak 40 orang yang diamankan di awal kejadian, masih diperiksa oleh kepolisian.

Saat ini, ratusan orang sudah diamankan Polrestabes Bandung setelah didata di sekitar Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Kronologi Versi AJI

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung menyampaikan kronologi kekerasan yang menimpa wartawan saat meliput aksi buruh di Hari Buruh, di depan Gedung Sate, Bandung, Rabu (1/5/2019).

Dalam keterangan tertulisnya, AJI Bandung menuliskan tindak kekerasan yang menimpa dua wartawan peliput aksi buruh, fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza).

Kekerasan yang menimpa wartawan itu, diantaranya, kamera wartawan dirampas, kaki wartawan diinjak berulang-ulang.

Berikut kronologi kekerasan yang menimpa dua wartawan tersebut:

Rabu, 1 Mei 2019, fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) sedang meliput peringatan hari buruh internasional yang berpusat di Gedung Sate.

Sekitar pukul 11.30, Reza dan Prima berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau kondisi pergerakan massa buruh yang akan berkumpul di Gedung Sate.

Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam.

Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi.

Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut.

Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi.

Menurut Reza, polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Menurut Reza anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor Klx berplatnomor D 5001 TBS

Saat dipiting, Reza dibentak dengan pertanyaan “dari mana kamu?” Reza langsung menjawab “wartawan”.

Lalu menunjukan id pers nya.

Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.

“Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya mempertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis,” kata Reza.

Kaki kanan Reza menglami luka dan memar.

Peringatan May Day, Polwan Jakarta Barat Bagikan Bunga Mawar untuk Buruh di Jalan

Peringati May Day, Presiden KSBSI Minta Para Buruh Siapkan Konsep Revisi PP 78

Dihadapan Buruh, Prabowo Sebut Media Perusak Demokrasi

Peringati May Day, Pemkot Jakarta Barat Silaturahmi dengan Serikat Pekerja dan Buruh

Hari Buruh, Kapolrestro Bekasi Kota Ikut Joget dan Sumbang Satu Lagu

Setelah menguasai kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.

Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama.

Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi.

Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi.

Dia diancam dan foto-fotonya dihapus.

Salah satu polisi itu mengatakan “Mau diabisin?”

“Rombongan pertama pendemo di Jalan Bagus Rangin tiba-tiba rusuh. Massa kocar kacir. Polisi tangkepin demonstran sambil dihajar. Saya sama Reza bisa masuk untuk ambil gambar kekerasan oleh polisi. Wartawan lain dicegat gak boleh masuk area kerusuhan. Polisi ngehajar demo strange sambil nembak senjata ke udara berkali kali ke udara, saat ngambil gambar itulah saya ditangkep 3 orang polisi preman sambil ngancam. Dan minta gambar dihapus. Dari situ Saya liat Reza mengalami kekerasan fisik dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus,” kata Prima.

Tanggapan Kapolrestabes Bandung

Saat perayaan Hari Buruh Internasional di Kota Bandung berbagai peristiwa muncul, salah satunya aksi pencoretan kendaraan yang ditumpangi buruh oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sedikitnya 25 unit kendaraan yang dipakai buruh menjadi korban pencoretan oleh kelompok yang belum diketahui namanya tersebut.

Selanjutnya beredar rilis yang pada bagian akhirnya bertuliskan AJI Bandung.

Rilis ini menuliskan adanya kekerasan yang dialami wartawan saat meliput polisi yang menyisir kelompok yang didominasi pakaian berwarna hitam tersebut.

"Tadi memang banyak yang menggunakan pakaian hitam-hitam, memegang kamera, dan mengaku wartawan. Jika ada info dugaan kekerasan terhadap wartawan, nanti saya akan periksa kebenarannya. Nanti dikoordinasikan," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema di lokasi penyisiran, Rabu (1/5/2019).

Kapolrestabes Bandung meminta kerjasama semua pihak jika ada dugaan kekerasan terhadap wartawan segara melaporkan ke pihak kepolisian.

Kapolda Jabar Siapkan Kantin Gratis

Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto dan tersangka kasus miras oplosan Samsudin Simbolon, Cicalengka, Kamis (19/4/2018). TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto dan tersangka kasus miras oplosan Samsudin Simbolon, Cicalengka, Kamis (19/4/2018). TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto memfasilitasi ribuan buruh yang sedang melakukan aksi Hari Buruh dengan menyiapkan kantin yang didirikan di depan Gedung Sate, Rabu (01/5/2019).

"Kami fasilitasi teman-teman Buruh, kalau ada yang haus, lapar, silahkan ke kantin yang kami sediakan. Mau makan nasi goreng, mi goreng, minum, silahkan ke kantin, semuanya gratis," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto didampingi Pangdam III / Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono, Rabu (01/5/2019).

Kapolda mengatakan bahwa esensi dari ulang tahun Hari Buruh ialah suatu kebahagiaan dan harus bahagia.

Jendral bintang dua tersebut juga menyampaikan bahwa setelah menyampaikan aspirasi di Gedung Sate, sejumlah Buruh akan melakukan kegiatan lainnya seperti berwisata dan mengikuti pelatihan.

Kapolda Jabar, Pangdam III/Siliwangi dan sejumlah perwakilan Buruh secara langsung duduk di meja kantin yang disiapkan Polda Jabar untuk menikmati Nasi Goreng petai.

Nasi goreng tersebut langsung dimasak oleh seorang anggota Brimob Polda Jabar Bripka Endang Yoga. (TribunJabar.id)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved