Ayah Pukuli Anak Kandung Usia 3 Bulan Hingga Tewas: Bogem di Kepala, Gigit Pipi dan Reaksi Istri
Seorang sopir angkot berinisial MS (23) memukuli anaknya hingga tewas. Korban berusia tiga bulan berinisial KQS. Berikut deretan faktanya.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Seorang sopir angkot berinisial MS (23) memukuli anaknya hingga Tewas.
Korban berusia tiga bulan berinisial KQS.
MS menganiaya bayinya di rumahnya di Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Kamis (2/5/2019) siang.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta mengenai peristiwa tragis tersebut.
Penjelasan Polisi

Kapolsek kebon Jeruk AKP Erick Sitepu membenarkan peristiwa penganiayaan yang menewaskan bocah berusia tiga bulan tersebut.
"Iya benar," kata Kapolsek Kebon Jeruk, AKP Erick Sitepu saat dikonfirmasi, Jumat (3/5/2019).
Erick menuturkan korban tewas jadi bulan-bulanan pelaku yang belum diketahui motifnya hingga tega berbuat demikian.
Korban dipukuli oleh pelaku tepat di kepalanya.
Pelaku juga mengiggit pipi korban, memelintir tangannya sampai patah.
Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Irwandi mengatakan, pihaknya masih mendalami keterangan pelaku yang merupakan sopir angkot ini.
Saat ini pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Kebon Jeruk.
Bongkar Makam Korban
Polisi berencana menggali kembali makam bayi berinisal KQS (3 bulan) yang menjadi korban pembunuhan dan penganiayaan ayahnya sendiri.
Kapolsek Kebok Jeruk AKP Erick Sitepu mengatakan, langkah itu dilakukan untuk mencari bukti dalam menetapkan sang ayah, MS (23), sebagai tersangka.
"Rencana begini, gara-gara puskesmas enggak lapor polisi bayinya ini sudah keburu dikubur. Rencananya minggu depan mau ada buka makam diotopsi," kata Erick saat dikonfirmasi wartawan seperti dikuti dari Kompas.com, Jumat (3/5/2019).
Namun, menurut dia, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut.
Polisi pun akan melakukan gelar perkara dalam menentukan cukup atau tidaknya alat bukti untuk menjerat terduga pelaku sebagai tersangka.

Adapun MS diduga menganiaya anaknya, KQS, hingga tewas.
Hal itu disimpulkan dari bekas luka pukulan dan gigitan di kepala korban serta kondisi tangan jenazah bayi yang patah.
"Jadi si bayi ini meninggal hari Sabtu (27/4/2019) dibawa ke puskesmas, cuma orang tuanya minta puskesmas surat kematian. Sama puskesmas ditolak. Salahnya dia (pihak puskesmas) enggak lapor (polisi)," ujar Erick.
Namun, pada Selasa (30/4/2019), pelaku kembali datang ke puskesmas untuk meminta surat kematian KQS. Barulah pihak puskesmas melaporkan masalah ini ke polisi.
Akhirnya, polisi mengamankan pelaku di kediamannya yang berada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Rabu (1/5/2019).
Kecurigaan Petugas Puskesmas
Kasus kematian tak wajar KQS, bayi berusia tiga bulan terungkap setelah ayah korban yang juga pelaku berinisial MS (23) hendak mengurus surat kematian di puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Namun pihak Puskesmas tidak mau mengeluarkan surat kematian karena kematian korban dianggap tidak wajar," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Irwandy Idrus di kantornya, Jumat (3/5/2019).
Irwandy menuturkan kejadian penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya korban dilakukan MS di rumahnya di wilayah Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Sabtu (27/4/2019).
Saat itu, pelaku memukuli korban tepat di kepalanya.
Tak hanya itu, pelaku juga menggigit pipi dan memelintir tangan korban hingga patah.
Sedangkan pelaku datang kembali ke Puskesmas Kebon Jeruk untuk meminta surat kematian pada Selasa (30/4/2019).
Saat pelaku datang ke dua kali ke Puskesmas Kebon Jeruk itulah pihak Puskesmas baru melaporkan kematian tak wajar KQS ke Mapolsek Kebon Jeruk bukan pada hari saat tewasnya korban.
"Jadi pas hari Sabtu itu korban setelah dibawa ke puskesmas kemudian dibawa pulang oleh pelaku dan langsung dikuburkan," kata Irwandy.
Irwandy menuturkan pelaku ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya pada Rabu (1/5/2019).
"Saat ini kami masih lakukan pemeriksaan intensif untuk mengetahui motif pelaku tega menewaskan anaknya sendiri," kata Irwandy.
Dalam waktu dekat, polisi juga akan membongkar makam korban untuk dilakukan autopsi.
Reaksi Sang Istri

Siti Khalifa (22) sama sekali tak menyangka bahwa pelaku pembunuhan bayinya adalah suaminya sendiri yang notabebe ayah kandung korban.
Ditemui di rumahnya di Gang Bijaksana, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Siti menceritakan secara gamblang kejadian yang dialami keluarganya.
Siti menuturkan, sang anak berinisial KQS yang masih berusia tiga bulan tewas saat ditinggalnya berbelanja pasar pada Sabtu (27/4/2019).
Saat itu, sang anak ia tinggal bersama suami berisinisal MS (23) dan ibunda Siti yang tuna netra sehingga tak bisa menyaksikan apa yang sedang terjadi di Sabtu pagi itu.
Siti mengatakan bahwa sang ibu memang sempat mendengar ada suara pukulan dari arah kamar anaknya.
"Pas saya pulang ke rumah, saya lihat keadaan anak saya udah terbaring lemas sama ada luka lebam di jidat dan luka gigitan di pipi. Sedangkan suami saya lagi tidur di samping anak saya," kata Siti, Jumat (3/5/2019).
• Suami Dosen Jadi Tersangka Baru Kasus Pembunuhan Anggota DPRD Sragen Pakai Racun Tikus, Ini Perannya
• Kronologis Pembunuhan Wanita di Basement Hotel: Pelaku Mencuri Demi Bayar Cicilan Kendaraan
• Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Dugaan Pembunuhan Perempuan Hamil yang Dikubur Dekat Tol Jagorawi
• Penasihat Hukum Upayakan Haris Simamora Terhindar Dakwaan Pembunuhan Berencana
• VIDEO Kronologi Pembunuhan Sadis 33 Tusukan Seorang Pemuda di Ciputat
Melihat sang anak sudah dipenuhi luka lebam, Siti dan suami pun membawanya ke Puskesmas Kebon Jeruk untuk diberikan pertolongan.
Namun sayang, nyawa sang buah hati tak dapat tertolong.
"Di situ suami ngurus surat kematian tapi nggak diproses karena ada kejanggalan dengan kematian anak saya. Tapi anak saya tetap dibawa pulang dan langsung dikubur," kata Siti.
Menaruh Curiga ke Suami
Setelah pemakaman anaknya, Siti yang masih menaruh curiga atas kematian anak pertamanya itu terus mencecar suaminya.
Namun MS tak mau menjawab dan mengaku tak tahu kejadian yang mengakibatkan korban tewas mengenaskan.
MS berdalih dirinya tertidur sewaktu diminta menjaga korban pada Sabtu pagi itu.
"Karena suami ditanya diam aja dan keluarga enggak mau makam anak saya dibongkar makanya kita pergi ke orang pintar. Orang pintar bilang itu bukan karena ulah manusia," kata Siti.
Rasa penasaran Siti pun terjawab saat anggota Polsek Kebon Jeruk menciduk MS di rumah mereka pada Rabu (1/5/2019) setelah menerima laporan dari Puskesmas Kebon Jeruk tentang adanya bayi Meninggal tak wajar.
"Di kepolisian baru ketahuan kalau dia pelakunya. Saya sama sekali enggak nyangka dia tega bunuh darah dagingnya sendiri," kata Siti. (TribunJakarta.com/Kompas.com)