Pilpres

TERPOPULER: AHY Bertemu Jokowi, Roy Suryo: Biarkan Berpikir ke Depan Sesuai Plat Mobilnya

Roy Suryo pun membantah jika Partai Demokrat berpindah dukungan seiring dengan pertemuan AHY dengan Jokowi.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kompas.com
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menghadiri sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2018 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2017). Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato, yakni pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun RI ke 73. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo angkat suara terkait pertemuan antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (2/5/2019).

Menurut Roy Suryo, pertemuan AHY dengan Jokowi memiliki makna yang cukup besar dan strategis.

Roy Suryo pun membantah jika Partai Demokrat berpindah dukungan seiring dengan pertemuan AHY dengan Jokowi.

Dijelaskannya bahwa sejauh ini Partai Demokrat masih menjatuhkan dukungannya untuk pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019.

Mengenai arah ke depan, Roy Suryo menyebut bahwa Partai Demokrat akan berpihak pada pasangan pilihan rakyat.

"Arah ke depan, tentu yang terbaik pilihan masyarakat itu yang akan diambil demokrat," ujar Roy Suryo seperti dilansir TribunJakarta dari tayangan Kompas TV.

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Jokowi.
Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Presiden Jokowi. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Roy Suryo tak menampik bahwa posisi Partai Demokrat selalu berada di tengah.

"Jadi memang posisi Pak SBY dan partai demokrat itu memang selalu ditengah," terangnya.

"Bukan berarti, kalau kita mendukung salah satu paslon, apa pun gerakannya misalnya sampai ada upaya turun ke jalan people power, itu namanya sama seperti asal bapak senang, jangan," tambahnya.

Bawaslu Tangsel Sebut Ada Potensi Pemungutan Suara Ulang Lebih 10 TPS di Ciputat Timur

Sebut Klaim Kemenangan Prabowo Masuk Akal, Rizieq Shihab: Kenapa? Karena Dasarnya Betul-betul Kuat

Rekapitulasi Suara Pemilu 2019 Kecamatan Duren Sawit Baru 39 Persen

Di sisi lain, Roy Suryo meminta agar pertemuan AHY dan Jokowi ini tidak dikaitkan dengan kabar Menpora Imam Nahrawi mengundurkan diri dari jabatannya.

Kabar tersebut sebetulnya telah diklarifkasi dan dinyatakan tidak benar.

Untuk itu, Roy Suryo meminta agar pertemuan AHY dan Jokowi tidak dikaitkan dengan kabar tersebut.

"Mas AHY ini benar-benar murni diminta karena memang beliau yang paling bagus, paling tepat menjadi jembatan," ungkap Roy Suryo.

"Biarkanlah kabinet ini menyelesaikan urusannya sampai 2019 dan biarkan mas AHY berpikir ke depan sesuai dengan plat nomor mobilnya," sambungnya.

Untuk diketahui, AHY menemui Jokowi di Istana Merdeka dengan menaiki mobil berplat nomor B 2024 AHY.

Dikutip dari Kompas.com, tahun 2024 adalah tahun di mana AHY digadang kader Demokrat menjadi pemimpin Indonesia.

Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo
Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo (Kompas TV)

Sebelumnya diwartakan Tribunnews.com, calon wakil presiden Sandiaga Uno mengaku tidak mengetahui pertamuan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dengan Jokowi.

Sandiaga Uno mengaku belum dikomunikasikan oleh AHY mengenai pertemuan tersebut.

"Belum. Belum dikomunikasikan saya," ujar Sandiaga Uno usai menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, (2/5/2019).

Mantan Wagub DKI itu tetap ingin berprasangka baik terkait pertemuan AHY dengan Jokowi.

mungkin, menurutnya pertemuan tersebut hanya silaturahmi saja.

"Saya belum di update pertemuan tersebut dengan mas AHY. Saya khusnuzon saya, itu pertemuan silaturahmi," katanya.

Sandiaga Uno mengaku tidak tahu mengapa AHY bersedia hadir bertemu Jokowi sebelum Pemilu usai.

Jelang Ramadan, BPTJ Serta Dishub Kota Depok Cek Kesiapan Bus dan Sopir di Terminal Jatijajar

TKN Terima 14.843 Dugaan Kecurangan yang Untungkan 02, Sandiaga Uno Ucap Begini

Anies Blak-blakan Puji Ahok BTP Tangani Banjir, Sang Staf Angkat Bicara

Saat ditanya apakah kemauan AHY bertemu Jokowi menunjukkan Demokrat telah menyerah di Pilpres, Sandiaga Uno tersenyum dan menjawab singkat.

"Fight until the end," pungkas Sandiaga Uno.

Naik Mobil B 2024 AHY

Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Terpantau, AHY yang merupakan putra dari Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba di Istana sekira pukul 15.45 WIB dengan mengenakan batik lengan panjang.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Kehadiran AHY ke Istana Kepresidenan Jakarta menarik perhatian awak media.

Bukan ke sosok AHY saja, tetapi mobil yang dipakai AHY.

AHY menggunakan mobil Toyota Land Cruiser hitam dengan pelat nomor B 2024 AHY.

Saat ditanya perihal kedatangannya AHY mengaku ke Istana untuk memenuhi undangan dari Jokowi yang merupakan calon presiden nomor urut 01.

"Iya diundang (Jokowi)," ucap AHY sembari berjalan masuk ke gerbang ketiga komplek Istana.

Sampah Kiriman Menumpuk Jadi Alasan Pelajar di Kepulauan Seribu Gelar Gerebek Sampah saat Hardiknas

Jokowi Diharapkan Berkomitmen Terhadap UU Kepemudaan Apabila Terpilih Kembali Pimpin Indonesia

Saat ditanya pembahasan yang akan dibicarakan dengan Jokowi nantinya, AHY belum dapat menjelaskannya.

"Nanti yah," kata AHY.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pertemuan Presiden Jokowi dengan AHY sebagai upaya merangkul Demokrat masuk dalam koalisi.

"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat). Politik segitu dinamis, jadi menit-menit terakhir berubah sangat cepat, jadi bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," Kata Moeldoko yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

Menurut Moeldoko, pada prinsipnya dalam menjalani roda pemerintahan yang efektif, maka dibutuhkan teman atau dukungan partai yang kuat, meskipun partai pendukung Jokowi-Ma'ruf saat ini sudah banyak.

"Sebenarnya sudah di atas 60 (persen), cukup ya. Tapi kalau bisa di atas 80 (persen), kenapa harus 60 kan, sehingga nanti semua hal-hal yang jadi kebijakan itu lebih mudah," tutur Moeldoko.

(TribunJakarta/Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved