Sampah Kiriman Menumpuk Jadi Alasan Pelajar di Kepulauan Seribu Gelar Gerebek Sampah saat Hardiknas

Sampah-sampah tersebut diduga kuat adalah sampah kiriman dari kota satelit sekitaran DKI Jakarta, utamanya Tangerang.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA/Dokumentasi Sudin Pendidikan Kepulauan Seribu
Guru dan murid di Kepulauan Seribu peringati Hardiknas dengan gerebek sampah, Kamis (2/5/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KEPULAUAN SERIBU - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kepulauan Seribu ditandai dengan aksi gerebek sampah, Kamis (2/5/2019).

Kepala Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Sudin Pendidikan Kabupaten Kepulauan Seribu, Syaifudin mengatakan, ide awal digelarnya gerebek sampah ini usai pihaknya melihat kondisi pantai di tiap pulau saat ini.

Menurut Syaifudin, di musim hujan yang tak kunjung berhenti, pantai di Kepulauan Seribu dipenuhi sampah.

Sampah-sampah tersebut diduga kuat adalah sampah kiriman dari kota satelit sekitaran DKI Jakarta, utamanya Tangerang.

Oleh karenanya, ia menganggap Hardiknas menjadi momen yang tepat untuk mengajak para pelajar dan guru di 10 pulau yang ditempati sekolah untuk gerebek sampah.

"Kita persiapannya memang mendadak, karena memang apa yang mau kita jalanin di Hardiknas itu. Karena kebanyakan kan sampah di musim hujan, kiriman dari Tangerang, yaudah kita lakukan, karena momennya bagus," kata Syaifudin ketika dikonfirmasi TribunJakarta.com.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Guru dan Murid di Kepulauan Seribu Gerebek Sampah di Pantai

Syaifudin mengatakan, kegiatan ini diikuti 23 sekolah.

23 sekolah itu terdiri dari 14 SD, tujuh SMP, satu SMA, dan satu SMK.

"Kegiatan ini dilakukan usai para guru dan murid tersebut mengikuti upacara peringatan Hardiknas 2019 di halaman Plaza Kabupaten, Pulau Pramuka," kata Syaifudin.

Guru dan murid di Kepulauan Seribu peringati Hardiknas dengan gerebek sampah, Kamis (2/5/2019).
Guru dan murid di Kepulauan Seribu peringati Hardiknas dengan gerebek sampah, Kamis (2/5/2019). (ISTIMEWA/Dokumentasi Sudin Pendidikan Kepulauan Seribu)

Menurut Syaifudin, siswa dari masing-masing sekolah dibentuk ke dalam 20 kelompok yang satu kelompoknya terdiri dari 5-6 murid.

Lalu, masing-masing kelompok diberikan satu kantong sampah.

"Pokoknya plastik sampah yang hitam itu. Total 20 kantong sampah dikali 23 sekolah. Satu kelompok isi 5-6 orang. Ada juga yang pake kardus," ucap Syaifudin.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved