Blak-blakan Pernah Ditawari Presiden Jokowi Jadi Menhan, Gatot Nurmantyo Respons Begini
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan pernah ditawari Jokowi jadi menteri.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ilusi Insiroh
"Saya nolak, saya bilang saya ini tidak ada satu orang Panglima TNI pun tidak memilih untuk menjadi Menteri Pertahanan," ucapnya.
"Tetapi sisa waktu saya di Panglima TNI, saya akan menularkan tentang moral dan etika," tambahnya.
Bongkar Anggaran TNI-Polri di Acara Prabowo, Gatot Nurmantyo: Ini Mengecilkan Tentara Indonesia
Hadir di acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan soal anggaran pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto digelar di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Pada kesempatan itu, Prabowo Subianto memberikan kesempatan kepada Gatot Nurmantyo untuk bicara di podium.
Gatot Nurmantyo berbicara soal masalah kebangsaan di hadapan pendukung Prabowo Subianto.
Awalnya, Gatot Nurmantyo menjelaskan maksud kedatangannya ke acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto.
"Saya datang ke sini tidak ada lain karena Merah Putih karena negara dan bangsa memanggil," ujar Gatot Nurmantyo seperti dikutip TribunJakarta dari tayangan YouTube Digdaya TV, Sabtu (13/4/2019).
Gatot Nurmantyo pun mengaku mendapat telepon dari Prabowo Subianto yang memintanya hadir di acara pidato kebangsaan.
"Untuk negara bangsa rakyat Indonesia atas telepon dari Pak Prabowo meminta saya hadir untuk bicara masalah kebangsaan di sini," kata Gatot Nurmantyo.
• Tanggapi Komentar Nyinyir Soal Massa di GBK, Gibran Rakabuming Pertanyakan Satu Hal: Penasaran Saya
• Diundang Tampil di Kampanye Jokowi-Maruf, Hellcrust Band Harap Acara Musik Indonesia Semakin Banyak
Ada tiga poin yang disampaikan Gatot Nurmantyo dalam pemaparannya.
Pertama terkait masalah internasional, nasional dan perorangan.
Terkait dengan kondisi nasional, Gatot Nurmantyo mengungkapkan suatu hal yang saat ini tengah kritis.
"Ada satu hal yang kritis bahwa kekuatan inti bangsa Indonesia itu adalah bersatunya TNI dan rakyat."