Ramadan 2019
Kisah Masjid Al-Hikmah Sarinah yang Berdiri Sejak 1968, Dibangun Hanya Tiga Bulan
"Pembagunannya hanya sekitar tiga bulan saja itu," kata Karso, seksi dakwah sekaligus humas Masjid Al-Hikmah Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019)
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Sebuah tempat ibadah berada di dalam gang kawasan Sarinah, Jakarta Pusat.
Tempat ibadah ini juga berada di dekat area Jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Adalah Masjid Al-Hikmah Sarinah yang sudah dibangun sejak 9 Oktober 1968 sampai 27 Desember 1968 silam.
"Pembagunannya hanya sekitar tiga bulan saja itu," kata Karso, seksi dakwah sekaligus humas Masjid Al-Hikmah Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).
Semula, Masjid ini memiliki luas lahan 25 x 25 sentimeter.
Namun, sekarang memiliki lahan seluas 1600 meter.
• Wakili Anies Baswedan, Wali Kota Jakarta Selatan Hadiri Tabligh Akbar di Masjid Al Hikmah
"Waktu itu dibiayai oleh PT DSI Sarinah sebesar Rp 4,5 juta ditambah dengan ex proyek vital Sarinah seperti kayu, seng, soft board, dan lain-lain," jelas Karso sambil duduk.
"Pembuatan menara masjid ini dapat sumbangan dari toko buku Sari Agung sebesar Rp 500 ribu," lanjut Karso.
Seluruh pembangunan Masjid Al-Hikmah Sarinah, kata Karso, dilakukan oleh bagian pemeliharaan PT DSI Sarinah.
"Waktu itu dipimpin sama bapak Bahtiar Mustafa dengan arsitektur saudara Mulia Karya dari Adikarya," jelas Karso.
"Kemudian, Masjid ini disahkan langsung pada hari Jumat tanggal 27 Desember 1968 oleh bapak Letjen Tirto Sudiro dan sebagai khatib Jumat, Sekjen Departemen Agama, bapak Bahrum Rangkuti," sambungnya.
Kata Karso, Masjid Al-Hikmah Sarinah ini telah mengalami beberapa kali pindah lokasi.
"Awalnya ini Masjid ada di belakang Hotel Sari Pan Pacific. Dan akhirnya pindah ke area tanah milik PT Sarinah Persero. Yang sampai sekarang ini ada di Parkir Selatan Sarinah, begitu," jelas Karso yang lahir sejak 1940.
"Lokasi dan biaya pembangunan Masjid ini juga ditanggung seratus persen oleh PT Sarinah," lanjut Karso.
Selama Ramadan, Ada Acara Buka Bersama
Karso melanjutkan, selama bulan Ramadan ini ada acara buka puasa bersama di Masjid Al-Hikmah Sarinah, Jakarta Pusat.
Setiap harinya, pihak Masjid berupaya untuk menyediakan sekitar 250 nasi kotak atau nasi bungkus.
"Tapi alhamdulillah, kadang ada sponsor dari restoran yang mau nyumbang makanan. Jadi uang kas yang dari Masjid, tidak keluar banyak. Dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan Masjid juga," jelas Karso.
Seperti hari ini, kata Karso, ada restoran yang ingin menyumbang sekitar 200 nasi boks.
"Kayak hari ini, nanti kita bakal dapat sponsor dari Garuda, restoran Padang. Dari mereka dua ratus nasi kotak. Nah, nanti bakal kita tambahin lima puluh (50) nasi boks lagi dari uang kas Masjid," lanjut Karso.
Karso melanjutkan, terkadang jumlah nasi boks tak sebanding dengan para jemaah yang hadir guna mengikuti buka puasa bersama.
"Pada hari keempat dan kelima bulan puasa, pernah kejadian kita sudah siapkan 250 nasi nih. Tapi jemaahnya lebih dari 250, kita bingung kan. Jadi tidak enak hati juga sama jemaah," ucap Karso.
Dia pun berharap, semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi untuk hari-hari berikutnya.
"Semenjak kejadian itu, ya kami mengupayakan agar jumlah nasinya pas sama jemaah. Ya minimal kalau tidak dapat nasi, kami kasih takjil," ujar Karso yang rambutnya sudah memutih.
"Alhamdulillah, sampai hari ini semoga persiapan makanan buka puasa bersama ini bisa seimbang dengan jumlah jemaah," lanjutnya.
Karso menambahkan, para jemaah yang hadir di Masjid ini rata-rata orang dari kelas pekerja.
Mereka semua, kata Karso, memakai kemeja dan celana panjang yang tampak rapi.
"Kebanyakan orang kantor yang pada ikut bukber (buka bersama). Soalnya memang lokasi Masjid ini kan dekat dengan perkantoran. Itu makanya, yang sering datang ya orang kantoran," jelas Karso.
Karso menambahkan, tidak ada syarat khusus untuk mengikuti acara buka bersama di Masjid Al-Hikmah Sarinah.
"Ya siapa saja boleh kok datang. Nanti kalau datangnya duluan, bakal dapat makanan," tutur Karso.
"Bebas siapa saja. Mau orang kantoran, pengangguran, siapa pun datang saja. Kita selalu terima," tambahnya.