Pilpres 2019

Habis Dihujat Akibat Dukung Paslon Ini di Pilpres 2019, Dokter Ani Hasibuan: Masa Enggak Boleh?

Dokter spesialis syaraf, dokter Robiah Khairani Hasibuan atau yang kerap disapa Ani Hasibuan mengaku habis dihujat.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Ilusi Insiroh
Youtube TV One
dr. Ani Hasibuan Tanggapi Soal Pemanggilan Dirinya Dalam Kasus Hoaks 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Dokter spesialis syaraf, dokter Robiah Khairani Hasibuan atau yang kerap disapa Ani Hasibuan mengaku habis dihujat.

Hujatan itu datang, akibat Ani Hasibuan mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.

Terkait permasalahan tersebut Ani Hasibuan akhirnya buka suara di acara Fakta, TV One, pada Senin (20/5/2019).

Ani Hasibuan belakangan menjadi pembicaraan publik lantaran pernyataannya mengenai banyak petugas Kelompok Panitia Pemunggutan Suara (KPPS) yang meninggal selama Pemilu 2019.

Akibat pernyataannya, Ani Hasibuan dilaporkan ke pihak kepolisian dengan dugaan ujaran kebencian.

Awalnya Ani Hasibuan mengaku akibat pilihan politiknya ia habis di-bully di Instagram maupun Facebook.

Namun Ani Hasibuan mengucapkan syukur lantaran Facebooknya kini disuspen sehingga ia tak dapat menyaksikan bully-an itu.

Disebut Angkuh Batalkan Ceramah Cuma Karena Pengeras Suara, Ustaz Yusuf Mansur Minta Maaf & Akui Ini

Pamer Video Ustaz Arifin Ilham Pelukan dengan Istri Pertama, Alvin Faiz Minta Doa: Abi Sedang Kritis

TONTON JUGA

"Pertama tentang preferensi politk saya itu yang paling banyak di bully saya, di Instagram di Facebook," ucap Ani Hasibuan dikutip TribunJakarta.com dari TV One, pada Selasa (21/5/2019).

"Tapi Alhamdulilah Facebook sudah disuspen, jadi saya enggak pernah lihat," tambahnya.

Ani Hasibuan menegaskan pilihan politiknya di pilpres 2019 tak memiliki relevansi dengan pernyatannya terkait anggota KPPS yang meninggal dunia.

"Orang kemudian memperbincangkan persoalan saya mempertanyakan masalah penanganan korban kematian dengan preferensi politik saya dalam pemilu," ucap Ani Hasibuan.

BPN Bereaksi Ini Saat TKN Ajak Berpelukan Setelah KPU Umumkan Hasil Pilpres, Peserta Rapat Heboh

Sang Adik Bagikan Potret Ultah Ibunya Bareng Keluarga, Keberadaan Ahok dan Puput Jadi Sorotan

"Yang menurut saya tidak relevan, jadi itu yang saya alami, bully yang tidak habis-habis tentang saya adalah pendukung dari paslon tertentu," tambahnya.

Ani Hasibuan menilai ia memiliki hak untuk mendukung salah satu paslon di Pilpres 2019.

Ia lantas menganalogiknnya dengan pertandingan sepak bola.

Harry Tjahaja Purnama Pajang Foto Ultah Ibunya Bareng Keluarga, Keberadaan Ahok & Puput Jadi Sorotan

Kriss Hatta Tak Bantah Lakukan Kekerasan, Hilda Vitria: Dia Nonjok Mata Saya, Pokoknya Kayak Setan

"Padahal itu hak saya, ini ada pertandingan kalau saya analogikan Barca lawan Real Madrid," kata Ani Hasibuan.

"Saya penggemar Barca masa enggak boleh?"

"Setelah itu saya bicara lain masa jadi salah, apa urusannya?" tambahnya.

Dihujat Curi Foto Selebgram Ukraina di IG, Ayu Ting Ting Akhirnya Buka Suara: Saya Juga Kaget

Akan Lakukan Ini di 22 Mei, TKN Singgung Hubungan Prabowo & Ahok: Dulu Dukung, Kini Musuh Bebuyutan

Siapa Sebenarnya Dokter Ani Hasibuan?

Ani Hasibuan adalah seorang dokter syaraf yang sempat menjadi sorotan atas pernyataannya yang menyinggung penyebab kematian petugas KPPS bukan karena kelelahan.

Hal itu disampaikannya dalam acara "Catatan Demokrasi Kita", tvOne, seperti yang diunggah pada Youtube Channel Indonesia Lawyers Club, Selasa (7/5/2019).

Dikutip www.tribunnews.com, Ani awalnya mempertanyakan mengapa banyak petugas KPPS yang meninggal dunia di sela kerja.

“Saya sebagai dokter dari awal sudah merasa lucu, gitu. Ini bencana pembantaian atau pemilu? Kok banyak amat yang meninggal. Pemilu kan happy-happy mau dapat pemimpin baru kah atau bagaimana? Nyatanya (banyak yang) meninggal,” ujar Ani.

Kemudian, Ani menyanggah pernyataan pihak KPU yang menyebutkan bahwa kasus meninggalnya petugas KPPS disebabkan kelelahan bekerja.

“Kalau kita bicara fisiologi, kelelahan itu kan kaitannya dengan fisik. Kalau orang beraktivitas, dia pakai gula metabolisme. Kalau habis capek. Dia hipoglekimia dia lapar. Kalau enggak oksigennya dipakai dia ngantuk. Jadi orang capek itu, dia ngantuk, dia lapar. Kalau dipaksa, dia pingsan, enggak mati dong,” ujar Ani.

Ani juga berpendapat, beban kerja petugas KPPS pada Pemilu 2019 ini tidak terlalu berat.

Ia membandingkannya dengan dokter yang sedang mengambil spesialis.

“Saya melihat beban kerjanya. Ada di laporan kerja saya. Itu beban kerjanya saya tidak melihat ada fisik yang capek. Yang saya tahu, dokter yang ambil spesialis itu capek kerja tiga hari tiga malam tidak ada yang mati. Yang ada itu malah tambah gendut,” kata Ani.

Ani menambahkan, kemungkinan penyebab kematian adalah penyakit yang sudah diderita petugas KPPS. Ia mencontohkan seseorang yang terkena tumor otak.

Apabila penderita tidak dibebani kerja otak yang besar, maka ia akan baik-baik saja. Namun, apabila beban kerjanya besar, tumor itu disebutnya akan “bertingkah” sehingga dapat menyebabkan penderita meninggal dunia.

“Jadi, bukan karena capeknya,” ujar Ani.

Dalam dialog tersebut, Ani Hasibuan juga mengaku tidak berpihak pada kedua kubu pasangan Pilpres 2019.

"Saya tak ikut-ikut dengan urusan sebelah sini sebelah sana. Saya dokter. Teliti, otopsi. Teman saya di RSCM itu mau bantu ko, ayo dong dipekerjakan," kata Ani Hasibuan seperti ditulis Wartakotalive.com, Rabu (8/5/2019).

Ani Hasibuan mengaku hanya peduli pada korban Pemilu serentak 2019.

Meskipun begitu, jika ditelusuri melalui jejak digital, dokter Ani Hasibuan menunjukkan kecenderungan politik dan aktivitasnya pada Pemilu 2019.

Hal ini ditunjukkan melalui akun Instagramnya, @anihasibuan1974, yang menggunggah beberapa foto yang cenderung mendukung Paslon 02, Prabowo-Sandi.

"Apa pun visi misinya, apa pun isi debatnya, kita hanya untuk #2019prabowopresiden," tulis Ani.

"Kami ber2 adalah PADI, Pasangan Abadi , semangat menuju #2019PrabowoPresiden," kata Ani dalam sebuah caption unggahan fotonya

SIMAK VIDEONYA:

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved