Aksi 22 Mei
Presiden Jokowi dan Prabowo Tanggapi Aksi di Jakarta, Keduanya Tidak Toleransi Penganggu Demokrasi
Presiden menegaskan, pemerintahannya tidak akan memberi ruang kepada siapapun yang akan menganggu keamanan nasional.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Kami sudah sampaikan sebelumnya jika kami mendukung semua penggunaan hak konstitusional yang berakhlak, damai, dan tanpa kekerasan dalam perjuangan politik kebangsaan kita," ungkap Prabowo Subianto.
Di konferensi pers yang dilakukan Prabowo ini, dirinya mengimbau kepada aparat agar tidak melakukan kekerasan fisik.

Prabowo juga mengimbau agar kejadian yang terjadi pada malam hari hingga dini hari tadi, agar tidak terulang kembali.
"Saya mengimbau kepada seluruh pihak, masyarakat yang menyampaikan aspirasinya, pihak kepolisian, pihak TNI, dan semua pihak untuk menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik," kata Prabowo dalam konferensi persnya.
"Saya meminta kekerasan tadi malam dan juga pada subuh tadi yang mencoreng martabat bangsa Indonesia, jangan boleh terjadi lagi," ujar Prabowo menambahkan.
Sebelumnya, kerusuhan yang telah terjadi pada aksi massa 22 Mei, Rabu (22/5/2019) telah menyebabkan setidaknya 6 orang tewas.
Kejadian yang menyebabkan 6 orang tewas tersebut terjadi dalam aksi massa 22 mei yang pecah pada dini hari tadi.
Hal ini disebutkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melakukan kunjungan ke RS Tarakan untuk meninjau pelayanan kesehatan bagi korban aksi massa 22 Mei.
Dikutip dari Tribunnews.com, keenam korban penembakan meninggal dalam aksi 22 Mei itu tersebar di empat rumah sakit di Jakarta.
Sementara untuk korban luka-luka hingga pukul 09.0 WIB ada 200 orang.
"Jadi kira-kira ada 200 orang luka-luka per jam sembilan pagi ini, dan ada sekitar enam orang tercatat meninggal," ujar Anies Baswedan di RS Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) dikutip dari sumber yang sama.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan korban meninggal dalam aksi 22 Mei tersebar di beberapa rumah sakit.
Di RS Tarakan terdapat satu orang meninggal dunia, 2 di RS Pelni, 1 di RS Budi Kemuliaan, 1 di RS Mintoharjo, dan 1 di RSCM.
Namun, Widyastuti belum mengetahui secara pasti penyebab dari korban meninggal.
"Belum tahu secara pasti ya sebabnya. Sepertinya ada luka akibat benda tajam tumpul dan luka-luka lecet. Ada juga luka robek dan beberapa menembus ke pembuluh darah di paru-paru," ungkapnya.