Sederet Fakta Driver Ojek Online Kehilangan Motor, Tetap Antar Pesanan Sampai Dapat Rp 90 Juta

Dia menanti pesanan rampung sembari beristirahat beberapa saat di dalam resto. Saat keluar, Anton tak lagi melihat motornya di tempat semula.

Editor: Wahyu Aji
kompas.com/Bidik layar Kitabisa.com
Sopir ojek online Anton Budi bersama keluarganya. 

Dana yang terkumpul seluruhnya diserahkan pada Anton Senin (27/5/2019) di Kantor Operasional Go-Jek, Jakarta.

"Saya belum tahu sampai segitu, soalnya kan saya gaptek, tahunya WhatsApp saja sama telepon. Saya enggak percaya sama sekali, apa benar? Sedangkan uang yang saya butuhkan enggak segitu. Macam mimpi di siang bolong. Saya cuma bisa berterima kasih banyak sama Mas Fitro," kata Anton di hadapan wartawan.

7. Dapat motor

Anton Budi (39) pengemudi ojek online yang kehilangan motor namun tetap mengantarkan pesanan pada konsumen, dihadiahi sepeda motor oleh perusahaan tempatnya bekerja, Go-jek, Senin (27/5/2019).
Anton Budi (39) pengemudi ojek online yang kehilangan motor namun tetap mengantarkan pesanan pada konsumen, dihadiahi sepeda motor oleh perusahaan tempatnya bekerja, Go-jek, Senin (27/5/2019). (KOMPAS.com/Vitorio Mantalean)

Selain dana donasi yang menurutnya sudah lebih dari cukup, Anton masih diganjar hadiah motor dari perusahaan tempatnya bekerja.

Dalam acara seremoni pemberian apresiasi Go-Jek kepada pengemudi bintang lima, Senin kemarin, secara simbolik Anton menerima kunci motor yang diberikan untuknya. Meskipun begitu, ia mengaku belum tahu motor apa yang akan diterimanya.

"Belum tahu motornya nanti apa, cuma motor awal saya yang hilang itu beli tahun 2016. Lunas kredit 11 bulan, baru saya nikmati 8 bulan, eh, sudah ada yang 'mau' (mencuri). Ya, sudahlah,” katanya.

Di acara yang sama, ia juga dipertemukan kembali dengan Fitro. Keduanya pun bersalaman dan mengucapkan selamat juga terima kasih atas kebaikan masing-masing.

8. Ingin kuliahkan anak

Atas uang donasi yang diterimanya, Anton mengaku akan menggunakannya untuk biaya kuliah keempat anaknya. Ia mengaku, pendidikan tinggi saat ini membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak terjangkau oleh masyarakat dengan tingkat pendapatan seperti dirinya yang berprofesi sebagai buruh, selain juga menjadi pengemudi ojek online.

"Saya bercita-cita supaya bisa memberikan pendidikan setinggi-tinggnya untuk anak saya. Jangan sampai kayak orangtuanya, buruh," kata Anton.

Terutama anak sulungnya yang baru saja lulus SMA. Sementara itu anak bungsunya masih berusia 20 bulan.

"Ya, walaupun sekarang semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, siapa yang bisa jamin anak-anak saya nanti bisa masuk (universitas) negeri semua? Belum tentu juga yang sulung ini bisa masuk negeri. Kalau enggak kan butuh uang lebih banyak lagi," ucap Anton.

Proses pencairan dana secara bertahap yang diberlakukan oleh Kitabisa selaku platform penggalanan donasi, diakui Anton lebih baik daripada dicairkan dalam waktu bersamaan secara sekaligus. “Takut enggak terkendali, Mas, kalau dikasih langsung semua. Mending bertahap,” kata dia. (Luthfia Ayu Azanella)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengemudi Go-Jek Selesaikan Pesanan meski Motornya Hilang, Ini 8 Faktanya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved