Aksi 22 Mei

Ungkap Mudah untuk Menguak Dalang Kerusuhan 22 Mei, Mantan Kepala Intelijen Beberkan Caranya

Kepala Badan Intelijen Strategis TNI 2011-2013, Laksamada Muda Suleman Ponto tanggapi soal kerusuhan 22 Mei yang terjadi di beberapa wilayah Jakarta.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Rr Dewi Kartika H
YouTube/Kompas Tv
Kepala Badan Intelijen Strategis TNI 2011-2013, Laksamada Muda Suleman Ponto 

Bahkan ada dua tersangka terafiliasi ISIS Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan, polisi menangkap dua tersangka yang hendak ikut dalam aksi massa.

Menurut Iqbal, keduanya merupakan anggota Kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang terafiliasi dengan ISIS.

"Dari keterangan dua tersangka tersebut, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa tanggal 21-22 (Mei). Kami menemukan bukti yang sangat kuat," ujar Iqbal.

Penjelasan Adian Napitupulu

Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada TNI dan Polri yang solid dan bahu membahu selama berhari hari menjaga Jakarta dari kerusuhan yang mungkin saja berpotensi meluas pada tanggal 22 Mei 2019 yang lalu.

"Dari berbagai pernyataan polisi serta pemberitaan berbagai media terlihat jelas bahwa kerusuhan 22 Mei sulit untuk dikatakan sebagai peristiwa yang terjadi secara spontan," ujar Adian Napitupulu dalam keterangan persnya, Senin (27/5/2019).

Adian Napitupulu salami dan sapa Jokowi
Adian Napitupulu salami dan sapa Jokowi (Twitter @Murtadhaone)

Adian Napitupulu mengatakan siapapun tahu bahwa tidak mudah untuk menjaga stamina massa dalam kerusuhan yang berlangsung dalam durasi sangat lama dan tersebar di beberapa titik lokasi seperti Bawaslu, Tanah Abang juga Slipi.

 

"Yang sangat menyedihkan dan membuat kemanusiaan kita serasa digugat oleh hati nurani adalah karena massa yang tampak di berbagai pemberitaan dan video yang beredar, banyak diantaranya yang masih berusia belasan, termasuk beberapa korban jiwa juga masih berusia muda," ujar Adian Napitupulu.

Massa mengetapel Brimob saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Massa mengetapel Brimob saat bentrokan dengan polisi di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN ()

 

Dia mengatakan bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh Polisi untuk mengusut siapa dalang kerusuhan tersebut, antara lain melalui pengakuan ratusan orang yang di tangkap di lapangan, bukti bukti dilapangan, rekaman video, rekaman cctv, aliran dana, kendaraan pengangkut dan sebagainya.

"Dengan teknologi dan sumber daya yang di miliki tentunya Polisi mampu mengumpulkan semua bukti bukti itu," ujar Adian Napitupulu .

Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terus terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. Hingga Kamis dini hari, sebagian peserta aksi sudah digiring aparat kemanan untuk membubarkan diri. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terus terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. Hingga Kamis dini hari, sebagian peserta aksi sudah digiring aparat kemanan untuk membubarkan diri. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (WARTA KOTA/Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

"Menurut saya, yang sulit bukanlah mengumpulkan bukti bukti melainkan keberanian polisi untuk mengungkap siapa dalang sesungguhnya," dia menambahkan.

Warga melakukan transaksi jual beli di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (26/5/2019). Mendekati hari raya Idul Fitri, warga kembali memadati Pasar Tanah Abang pasca ditutup karena kerusuhan 22 Mei lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga melakukan transaksi jual beli di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (26/5/2019). Mendekati hari raya Idul Fitri, warga kembali memadati Pasar Tanah Abang pasca ditutup karena kerusuhan 22 Mei lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dijelaskan untuk mengusut dan mengumpulkan bukti-bukti di butuhkan teknologi, pengetahuan, kecermatan dan sumber daya manusia, tetapi untuk mengungkap siapa dalangnya maka yang dibutuhkan adalah keberanian luar biasa.

"Saya sangat berharap Polisi memiliki keberanian untuk mengungkap dalang kerusuhan tersebut," ujarnya.

"Pengungkapan itu sungguh menjadi sangat penting dan berharga bagi perjalanan bangsa ini ke depan untuk mencegah berulang nya peristiwa yang sama di kemudian hari," Adian Napitupulu menambahkan.

Di sisi lain, kata dia, kecepatan Polisi untuk mengungkap siapa dalang sesungguhnya menjadi sangat penting untuk mencegah spekulasi spekulasi liar dan fitnah yang asal tuduh sana sini tanpa dasar terlebih lagi bila di tambah "gorengan" dan "bumbu" hoax dari kepentingan politik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved