Bom Bunuh Diri di Solo

Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura Terima Doktrin dan Dibaiat Pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi

Polisi membuka pesan media sosial milik pelaku bom bunuh diri di Kartasura, Rofik Asharudin. Ada jejak pimpinan ISI Abu Bakar Al Baghdadi.

TribunSolo.com/Asep Abdullah Rowi
Pelaku bom bunuh diri Rofik Asharudin (22) dimasukkan ke dalam ambulance milik Polresta Solo di RSUD Dr Moewardi di Jalan Kolonel Sutarto, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (4/6/2019) sekitar pukul 04.10 WIB 

Pelaku berinisial RA dalam kondisi kritis setelah melakukan aksi bom bunuh diri.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membeberkan perkembangan terbaru peristiwa tersebut.

TribunJakarta.com mengutip TribunJateng.com, Tribunnews.com dan TribunSolo.com terkait perkembangan peristiwa tersebut.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat melakukan doa bersama di Masjid As-Salafi, Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Kamis (3/1/2019).
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat melakukan doa bersama di Masjid As-Salafi, Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Kamis (3/1/2019). (Istimewa)

Tito mengatakan kesimpulan sementara yang diambil oleh kepolisian, aksi yang dilakukan oleh RA itu termasuk dalam aksi lonewolf.

"Nah dalam kasus ini sampai hari ini, kesimpulan kita sementara sudah mendekati 90 persen ya bahwa itu adalah lonewolf," ujar Tito, pasca Salat Id, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Ia menyebut sejumlah alasan yang membuat kepolisian berkesimpulan seperti itu.

Pertama, yang bersangkutan ketika diperiksa memberikan keterangan bahwa mempelajari terorisme dari internet atau sosial media.

Di kediaman orang tua tempat pelaku tinggal juga ditemukan sejumlah bahan pembuat bom yang dirakitnya dengan belajar melalui internet pula.

Bahan itu pun dibeli sendiri oleh yang bersangkutan.

Alasan ketiga dilihat dari amatirnya RA dan bom yang tidak meledak secara sempurna.

Tito mengatakan bila yang bersangkutan termasuk profesional tentu ledakan bom pasti besar dan tubuhnya akan hancur berkeping-keping.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga melihat bahwa RA tak memiliki jaringan yang signifikan dalam aksi terorisme.

"Dilihat dari jaringannya, juga tidak ada jaringan yang signifikan. Meskipun dia pernah mengikuti satu pengajian yang dalam kelompok itu memang ada yang pernah terpapar jaringan terorisme, tapi sementara kami menyimpulkan bahwa serangan Ini adalah serangan lonewolf," kata dia.

"Serangan yang dilakukan sendiri, teradikalisasi sendiri, membuat bom sendiri, mengambil inisiatif sendiri, mensurvei sendiri. Itu pun kita lihat juga dari operasi yang relatif gagal karena yang kena dia sendiri," tukas Tito.

Brimob Bersiaga di Sekitar Ruang Perawatan Pelaku

Anggota Brimob Polda Jateng datang di RS Bhayangkara Prof Awaloedin Djamin, Selasa (4/6/2019)
Anggota Brimob Polda Jateng datang di RS Bhayangkara Prof Awaloedin Djamin, Selasa (4/6/2019) (TRIBUN JATENG/JAMAL A NASHR)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved