Viral Momen Lamaran di Bantaeng dengan Uang Panaik Segini, Iin Ariska Tak Menyangka: Doakan Saja

Baru-baru ini ramai diperbincangkan soal kabar seorang wanita di Bantaeng, Sulawesi Selatan yang diberi mahar sebesar Rp 300 juta oleh keluarga calon

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Muhammad Zulfikar
Instagram @iinariskaa
Iin Ariska Syahrir dan M Irsam Mulia Nasir. 

Seorang wanita bernama Iin Ariska Sharir di lamar oleh seorang pria berupa uang panaik 300 juta, 1 hektar tanah, 1 stell emas, 1 ton beras dan kuda 1 ekor.
.
Lamaran itu di langsungkan Bonto lebang, Kec Bisappu, Kab Bantaeng Sulawesi Selatan," tulis akun @Makassar_iinfo.

Pergerakan Penumpang Mudik dan Arus Balik Menggunakan Bus di Tangerang Merosot Drastis

SDN Gedong 03 Wajibkan Orang Tua Buat Surat Pernyataan Jika Registrasi Dibantu Pihak Sekolah

Soal uang panaik

Seperti diwartakan Kompas.com, uang panaik yang menjadi salah satu tradisi saat hendak melangsungkan pernikahan sangat ditakuti oleh pasangan kekasih.

Pasalnya, uang panaik dinilai memberatkan dengan besarannya ditentukan oleh status sosial seorang wanita yang hendak dilamar.

Bahkan, kini uang panaik di tradisi Bugis Makassar mencapai miliaran rupiah tergantung status sosial wanita yang dilamar.

Dengan uang panaik ini, ada yang merasa terbebani dan ada pula yang menganggap sebagai gengsi dalam perkawinan.

Uang panai terkadang ditentukan berdasarkan kelas wanita yang hendak dipinang.

Misalnya, kelas wanita yang lulusan SMA, sarjana, telah bekerja, pegawai negeri sipil (PNS), dokter, hingga gadis telah berhaji memiliki mahar yang berbeda.

Salah seorang warga di Kabupaten Takalar, Taugi mengaku menikahkan anak laki-lakinya dengan gadis lulusan SMA dengan uang panaik Rp 100 juta, satu set perhiasan emas, 10 karung beras dan dua ekor kerbau.

"Memang tradisi di sini, malu kita juga kalau tidak menikahkan anak gara-gara uang panaik. Ya, diusahakan saja dipenuhi, tapi ada ji negosiasi sampai sesuai kemampuan. Soalnya, itu anak bungsuku, Ansar sudah lama pacaran sama itu gadis. Itu uang panaik berbeda dengan pesta pengantin laki-laki. Jadi kira-kira habis Rp 200 juta lebih," katanya.

Sementara itu, budayawan asal Sulsel, Prof Dr Nurhayati Rahman menggap bahwa uang panaik yang nilainya besar merupakan ujian bagi seorang laki-laki. Pihak keluarga wanita ingin melihat keseriusan laki-laki melamar pujaan hatinya.

"Di situlah nilai luhurnya uang panaik, dilihat dari keseriusan seorang laki-laki mencari uang. Jangan hanya menikah saja, tapi dia tidak mau bekerja keras. Jadi ada nilai positif dan negatif yang bisa diambil dari hal ini," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved