Hari Pertama Masuk, Murid SMPN 21 Tangerang Pakai Masker Imbas Terkurung Tol Kunciran

Mereka menghindari debu yang berasal dari pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan yang lalu.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Ega Alfreda
Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, BENDA - Sekolah hari pertama di SMPN 21 Tangerang meninggalkan pengalaman yang berbeda dari murid sekolah lain.

Sebab, dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi beberapa puluhan siswa SMPN 21 Tangerang sekolah sambil menggunakan masker guna menutupi wajahnya.

Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019).
Murid dan guru SMPN21 Tangerang yang belajar menggunakan masker imbas debu pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta yang mengurung sekolahnya sejak dua bulan silam, Senin (15/7/2019). (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Bukan karena kewajiban sekolah, melainkan inisiatif mereka menghindari debu yang berasal dari pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta sejak dua bulan yang lalu.

Sambil menelan pelajaran dari guru, mereka mengenakan masker di dalam kelas. Beberapa yang tidak membawa masker menutupi wajahnya dengan kerudung atau kain lainnya.

Hembusan angin kencang pun tak jarang terlihat memasuki ruangan kelas sambil membawa debu pembangunan.

Nurhaliza seorang murid kelas 8 mengatakan, menggunakan masker supaya tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di hari pertamanya sekolah.

"Sengaja biar enggak kemasukan debu di kelas," singkatanya, Senin (15/7/2019).

Bahkan beberapa murid juga inisiatif menyapu kelasnya yang terpapar debu pembangunan tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta padahal masih pagi hari.

Dikesempatan yang sama, Plh Kepala Sekolah SMPN21 Tangerang, Sarnoto mengatakan jajarannya akan melayangkan surat permohonan pemberian masker untuk anak muridnya.

Surat tersebut akan dilayangkan ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan pihak pengambang jalan tol.

"Siang ini nanti kita akan kirimkan surat ke dinas dinas untuk pengadaan masker bukan cuma untuk murid tapi juga untuk guru dan staf lainnya," ujar Sarnoto.

Ia mengatakan tiap hari juga akan mewajibkan muridnya untuk kerja bakti membersihkan ruang kelasnya saat siang hari dan sebelum pulang sekolah.

Tapi, menurutnya sejak viral, pekerja tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta setiap hati rajin menyirami tanah kering asal muasal debu yang menyelimuti sekolah.

"Kita enggak tahu kapan jadwal pastinya tapi sekarang lebih sering nyiramin tanah urukan itu," sambung Sarnoto.

Plh Kepsek asal Cirebon itu menegaskan kepada petugas tol agar tidak mengoperasikan alat berat dan bekerja pada pagi hari saat siswa masuk dan siang hari saat siswa pulang sekolah.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 05 Pastikan Anak Bungsu Mendikbud Diperlakukan Sama

Antarkan Anak Bungsu Sekolah Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Mendikbud Sambangi SD 5 Muhammadiyah

Pidato Jokowi di Visi Indonesia, Ultimatum Pelaku Pungli Hingga Tegaskan Ideologi Pancasila

"Sudah saya tegaskan pagi sama siang dan saat KBM (kegiatan Belajar Mengajar) untuk tidak beroperasi dan tidak membawa alat berat karena bahaya untuk murid saya," kata Sarnoto.

Kondisi SMPN21 Tangerang sendiri sejak dua bulan yang lalu terkurung pembangunan Tol Kunciran-Bandara Soekarno-Hatta, lantaran pintu gerbang depan terhalangi pembangunan.

Belum lagi bila sudah jadi, pintu gerbang sekolah akan tertutup tol setinggi gedung sekolah SMPN21 Tangerang sehingga sekolah benar-benar terisolasi.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved