UPDATE Harga Pangan di Bekasi, Cabai Rawit Merah Tembus Hingga Rp 85 Ribu per Kilogram
Perkembangan harga kebutuhan pangan di Bekasi belum mengalami perubahan. Harga cabai rawit merah masih belum stabil.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Hal yang sama juga terjadi pada harga Timun, dari yang semula Rp 5 ribu per kilogram naik dua kali lipat menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
Lalu harga kacang panjang dari yang semula Rp 10 ribu per kilogram melonjak hingga Rp 25 per kilogram sejak kemarin.
Untuk harga cabai rawit hijau Menurut Mono, sudah terjadi cukup lama sekitar satu bulan dan terjadi secara bertahap.
"Enggak sekaligus, naik Rp 5 ribu, Rp 10 ribu sampai sekarang udah Rp 70 ribu, ini juga sama cabai yang lain enggak barengan naiknya beda-beda tapi cabai rawit hijau emang udah duluan naik," jelas dia.
Terakhir harga kebutuhan pangan naik saat menjelang perayaan Idul Fitri.
Kemudian harga mulai stabil satu minggu setelahnya.
Akibat kenaikan ini, tidak sedikit pembeli yang mengurangi jumlah barang yang dibeli.
Adapun untuk kenaikan harga kemimgkinan akan terjadi hingga menjelang lebaran Idul Adha.
"Idul Adha biasanya naik, tapi ini belum iduladha aja udah naik, apa nanti turun lagi terus pas deket mau lebaran naik lagi enggak tahu juga," jelas dia.
Harga Cabai di Bekasi Tembus Rp 80 Ribu Per Kilogram
Harga cabai mengalami kenaikan yang cukup signifikan, di Pasar Baru, Jalan Ir Juanda, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Harga kebutuhan pangan ini mecapai Rp 80 ribu per kilogram, Selasa (17/7/2019).
Ibnu Fajar (28), pedagang cabai di Pasar Baru mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi sejak satu bulan lalu secara bertahap.
Kenaikan ini terbilang cukup tinggi lebih dari dua kali lipat dari harga normal yang berada di kisaran, Rp 25 ribu per kilogram.
"Cabai rawit merah udah sebulan ini naik pertama Rp 40 ribu, Rp 45 ribu, Rp 65 ribu sampai sekarang paling tinggi Rp 80 ribu per kilogram," kata Ibnu.
Kenaikan terjadi diduga akibat musim kemarau yanh berimbas pada jumlah pasokan barang menurun.
Ibnu biasa mengambil pasokan dari Pasar Induk Cibitung.
"Dari Pasar Induk kita ngambilnya udah Rp 70 ribu per kilogram, ya otomatis kita jualnya kisaran segitu (Rp 80 ribu)," imbuhnya.
Akibat kenaikan harga ini, dia mengaku banyak pembeli yang memilih mengurangi jumlah belanja.

Alhasil, keuntungan pedagang pasar seperti dirinya kian ikut menurun.
"Paling pada beli separuh bang, pada ngeluh si orang-orang, aturan mau beli sekilo jadi setengah, aturan mau beli setengah jadi seperapat," ujar dia.
Selian itu, harga komoditi yang juga mengalami kenaikan yakni, cabai merah keriting dari semula harga normal Rp 25 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram.
Hal yang sama juga terjadi pada harga Timun, dari yang semula Rp 5 ribu per kilogram naik dua kali lipat menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
Lalu harga kacang panjang dari yang semula Rp 10 ribu per kilogram melonjak hingga Rp 25 per kilogram sejak kemarin.
Pedagang lainnya bernama Mono (36) menjelaskan, selain cabai rawit merah yang naik hingga Rp 80 ribu per kilogram, kenaikan juga dialami pada harga cabai rawit hijau.
"Cabai rawit hijau Rp 70 ribu per kilogram kalau normalnya Rp 25-30 ribu per kilogram," jelas dia.
Menurut dia, kenaikan pada harga cabai rawit hijau sudah terjadi cukup lama dan terjadi secara bertahap.
"Enggak sekaligus, naik Rp 5 ribu, Rp 10 ribu sampai sekarang udah Rp 70 ribu, ini juga sama cabai yang lain enggak barengan naiknya beda-beda tapi cabai rawit hijau emang udah duluan naik," jelas dia.
Harga Cabai dan Sayur Meroket, Daya Beli Menurun di Pasar Cimanggis

Seiring meroketnya harga cabai dan sayur-sayuran, daya beli masyarakat pun menurun.
Hal itu terjadi Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, harga cabai meroket dua kali lipat dari Rp 30 ribu per kilogram, menjadi Rp 70 ribu per kilogram.
Sedangkan sayuran dari kacang panjang, buncis, pare, timun dan oyong, juga mengalami kenaikan harga sekitar 40 - 60%.
Yono (41) salah satu pedagang cabai dan sayur di pasar itu, mengatakan, semenjak harga naik, daya beli masyarakat menurun.
"Ya turun lah. Dari yang biasanya beli cabai sekilo sekarang setengah kilo atau seperempat," ujar Yono di Pasar, Selasa (16/7/2019).
Penurunan daya beli itu juga membuat pedagang ketar-ketir lantaran sayuran tidak bisa disimpan untuk dijual besok.
"Ya merasa susah juga. Kan kalau sayur enggak bisa disimpan buat besok. Iya busuk dia amnah," ujarnya.
Ratih (35), pembeli di Pasar Cimanggis mengaku kesal dengan naiknya harga cabai.
Penjual soto di Ciputat itu, tidak mengurangi budget pembelian cabai, namun karena harga yang melonjak, maka cabai yang didapat berkurang.
"Beli mah enggak kurang, cabenya aja yang kurang kan harganya naik. Beli mah sama 50 ribu, biasa dapat satu setengah kilo, sekarang mah setengah kilo enggak ada," ujar Ratih.
Harga Cabai di Pasar Mayestik Tembus Rp 90 Ribu/Kg

Harga cabai di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, melambung tinggi.
Per hari ini, Selasa (16/7/2019), harga cabai rawit merah mencapai Rp 90 per Kg.
Hal itu diungkapkan Sodikin (60), salah satu pedagang di Pasar Mayestik, saat ditemui TribunJakarta.com.
"Dari habis Lebaran itu belum turun juga. Saya juga bingung kenapa," kata Sodikin.
Ia menjelaskan, harga cabai di Pasar Mayestik memang tidak langsung melonjak drastis, melainkan naik secara perlahan.
Kenaikan harga cabai, diakui Sodikin, membuatnya pendapatannya menurun hingga 50 persen.
"Biasanya orang beli 1 Kg, sekarang cuma seperempat. Ya saya berharapnya cepat turun biar pendapatannya bisa normal lagi," ujarnya.
Harga Cabai Rawit di Pasar Ciracas Jakarta Timur Tembus Rp 80 Ribu Per Kilogram

Naiknya harga cabai imbas musim kemarau yang diperkirakan melanda Indonesia hingga bulan September 2019 mendatang terus dirasakan masyarakat.
Ayu (47), satu pedagang sayur-mayur di Pasar Ciracas, Jakarta Timur mengatakan harga seluruh jenis cabai terus meroket sejak minggu lalu.
"Cabai rawit sekarang Rp 80 ribu per kilogram, cabai keriting Rp 70 ribu per kilogram, cabai hijau Rp 40 ribu per kilogram. Semuanya naik Rp 10 ribu kalau dibanding minggu lalu," kata Ayu di Pasar Ciracas, Minggu (14/7/2019).
Merujuk informasi yang diterimanya dari sesama pedagang, Ayu menuturkan kenaikan harga karena petani sulit mendapat air untuk bercocok tanam.
Sejak harga meroket, dia mengaku banyak pembeli yang berangsur mengurangi jumlah belanjaannya.
"Pembeli sih enggak protes, karena mereka juga tahu musim kemarau. Habis mau nyalain siapa, masa nyalahin petani," ujarnya.
Tak hanya cabai, harga jengkol di Pasar Ciracas ikut naik jadi Rp 45 ribu per kilogram atau naik Rp 5 ribu dibanding pekan lalu.
Sementara timun dari yang sebelumnya Rp 10 ribu per kilogram kini jadi Rp 12 ribu per kilogram dan diperkirakan terus melonjak.
• Cara Mudah Meracik Kopi untuk Kecantikan, Atasi Jerawat Hingga Kulit Kering
• Instalasi Bambu di Bundaran HI Sudah Mulai Menghitam, Getah-getih Karya Seni yang Bersifat Sementara
• Sidang Empat Pengamen yang Jadi Korban Salah Tangkap Ditunda
• Pengerjaan Trotoar di Jalan Gunawarman Telan Biaya Rp 10 Miliar
• Disebut Terlalu Menganggap Dunia Bak Fairy Tale, Begini Reaksi Jessica Iskandar ke Nia Ramadhani
"Semuanya naik, kalau pun turun ya enggak lama. Harga masih belum stabil karena petani masih kesulitan dapat air. Mungkin masih naik lagunya harganya," tuturnya.
Jamal (34), pedagang sayur-mayur lainnya juga memperkirakan harga terus melonjak seiring mendekatnya hari raya Idul Adha 1440 Hijriah nanti.
Untuk sekarang, Jamal menyebut belum merasakan penurunan omzet karena pembeli karena cabai termasuk satu komoditas yang paling dicari masyarakat.
"Untung memang enggak banyak, tapi enggak buruk juga lah. Mungkin kalau harga terus naik ya baru kita rugi, sekarang keuntungan masih lumayan lah," kata Jamal.