HUT ke 74 Kemerdekaan RI

Pelajar Meninggal saat Jalani Diklat Paskibraka Tangsel, Al-Azhar BSD Evaluasi Kirim Perwakilan

Evaluasi dilakukan lantaran, Aurellia Qurratu Aini, meninggal dunia dalam masa diklat Paskibraka tersebut.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Warta Kota/Andika Panduwinata
Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Jajaran SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong mengevaluasi pengiriman perwakilan sekolah untuk pendidikan dan pelatihan (diklat) Paskibraka Tangerang Selatan (Tangsel) pada tahun mendatang.

Evaluasi dilakukan lantaran, Aurellia Qurratu Aini, meninggal dunia dalam masa diklat Paskibraka tersebut.

Aurellia merupakan dara berusia 16 tahun dan sudah kelas XI jurusan MIPA di SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong.

Buku Diary Merah & Kisah Aurellia Paskibraka Kota Tangerang yang Dijagokan Bawa Baki Bendera Pusaka

"Ya sebenarnya kita sih karena ini ranahnya sudah di ranah pemerintah ya. Kita dari pihak sekolah tidak terlalu banyak mengikuti proses itunya ya. Cuma mungkin buat evaluasi kita saja dan menanyakan ke PPI kronologis kejadian yang sebelumnya selama diklat itu," ujar Yosef Hermawan, Humas Al-Azhar BSD Serpong saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (2/8/2019).

Yosef juga mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk mengurangi perwakilan untuk mengikuti seleksi Paskibraka Tangsel.

"Kemungkinan ke situ arahnya, mengurangi perwakilan. Sebelum ada perbaikan dari PPI ya. Dispora lah pemerintahnya," ujarnya.

Pihak Al-Azhar belum bergerak lebih jauh untuk mengetahui penyebab meninggalnya Aurellia.

Hal itu karena sepengetahuannya, Aurellia meninggal di rumah bukan saat pelatihan.

"Jadi sementara belum kita lihat unsur-unsur yang lain gitu mas. Kejadiannya di rumah si ya, jadi kondisi pelatihan apakah siang itu bagaimana, ada kekerasan atau tidak, kita belum ke ranah itu mas," ujarnya.

Yosef mengatakan, meninggalnya pelajar SMA Islam itu merupakan yang pertama kalinya sejak puluhan tahun mengirim perwakilan.

"Puluhan tahun kan kita ikut, belum ada kejadian. Setiap tahun siswa kita pasti mengirim perwakilan," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved