HUT ke 74 Kemerdekaan RI

Cerita Sang Ibu Saat Hari Terakhir Bersama Paskibra Tangsel Aurel di Rumah: Dia Sudah Sangat Lelah

Memiliki hati sekuat baja, mungkin pantas disematkan kepada Sri Wahyuni, ibunda Aurellia Qurratu Aini.

Tribunjakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Sri Wahyuni dan Faried Abdurrahman, orang tua dari Aurellia Qurratu Aini, Paskibraka Tangsel yang meninggal saat masa diklat, di kediamannya di bilangan Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang, Jumat (3/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPONDOH - Memiliki hati sekuat baja, mungkin pantas disematkan kepada Sri Wahyuni, ibunda Aurellia Qurratu Aini.

Aurellia Qurratu Aini merupakan Paskibraka Tangerang Selatan (Tangsel) yang meninggal dunia pada masa pendidikan dan pelatihan (diklat).

Di hari kedua meninggalnya Aurel, panggilan karib almarhumah, Sri menguatkan dirinya berbincang dan tetap menyambut ratusan tamu yang datang untuk menyampaikan duka ke rumahnya di bilangan Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh Tangerang.

Dari kerabat, wali kota hingga pejabat dari berbagai kementerian silih berganti datang.

Karangan bunga ucapan duka sudah tak terhitung jumlahnya, bahlan posisinya sudah tidak beraturan karena saking banyaknya.

Selepas tahlilan hari ke dua meninggalnya Aurel, saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, bersama sang suami, Faried Abdurrahman, Sri masih menerima awak media dan menceritakan hari terakhirnya bersama putri sulungnya itu.

Masih mengenakan mukena selepas tahlilan, Sri bercerita, saat itu Kamis (31/7/2019), Aurel dalam keadaan fit dan prima.

Aurel siap menjalani pelatihan Paskibraka hari itu.

Dari informasi yang dihimpun, saat itu adalah hari terakhirnya latihan bersama TNI dari Batalyon Kavaleri La 9.

Suara Sri seperti tertahan. Wanita dua anak itu berbicara dengan suara pelan dan nada yang datar.

"Aurel dalam kondisi yang sangat fit. Dia sudah kasih tahu bahwa akan ada renang di sore hari. Saya sempat bilang, setelah kalian kegiatan fisik, itu tidak semua siap langsung masuk ke kolam nak. Kamu jangan ikut kalau kamu tidak sanggup," ujar Sri menceritakan nasihatnya kepada Aurel.

Namun Aurel seperti hendak menenangkan ibu tercinta. Ia mengatakan sanggup dan ingin tetap berenang.

Pukul 19.30 WIB hari itu, Aurel pulang dalam kondisi kelelahan. Kacamata seorang ibu tahu benar tanda-tanda pada anak.

"Dia sudah kelihatan sangat lelah. Sangat lelah. Tapi masih sempat cerita. Tadi kakak main air, mama, tadi ada empat orang teman kakak membuat kesalahan dan dihukum. Kakak berzikir jangan sampai kakak punya kesalahan. Alhamdulillah bukan kakak. Tapi karna korsa kami semua pasti dihukum bersama," ujar Sri menceritakan percakapan dengan anaknya yang ternyata itu adalah percakapan terakhir mereka.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved