PLN Pastikan Aliran Listrik di Banten Sudah 100 Persen Pulih
Menurut General Manager UID Banten, Dody Pangaribuan, pada Senin (5/8/2019) kemarin seluruh daerah di Banten dipastikan sudah pulih jaringan listrikny
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - PT PLN UID Banten mengklaim seluruh pasokan listrik yang sempat padam secara massal sudah 100 persen pulih.
Dalam artian, PLN memastikan bahwa sudah tidak ada lagi rumah atau lingkungan di Banten yang tidak dialiri listrik.
Menurut General Manager UID Banten, Dody Pangaribuan, pada Senin (5/8/2019) kemarin seluruh daerah di Banten dipastikan sudah pulih jaringan listriknya.
"Tanggal 5 Agustus 2019 dipastikan pasokan di banten sudah pulih semua," ujarnya saat ditemui di Tangerang, Rabu (7/8/2019).
Ia menjabarkan untuk wilayah DKI Jakarta sudah kembali nyala sebelum memasuki waktu Salat Maghrib pada tanggal 5 Agustus 2019.
Sementara untuk wilayah Banten dipastikan sudah menyala secara bertahap mulai pulul 20.00 WIB.
Dody memastikan memasuki pukul 23.00 WIB seluruh bagian Jawa Barat sudah menyala seutuhnya.
"Sampai sekarang tidak ditemukan dan tidak ada yang padam akibat pemadaman tanggal 4 Agustus kemarin. Kalau ada yang padam itu gangguan kecil. Kalau masih ada yang padam mohon laporkan ke kita juga karena kita tidak bisa memantau satu persatu," ungkap Dody.
PT PLN UID Banten pun telah menyiapkan anggaran hingga ratusan miliar sebagai dana kompensasi dampak pemadaman massal yang terjadi se-Jabodetabek pada Minggu (7/8/2019).
Dody mengatakan jajarannya telah menyiapkan dana sebesar Rp 153 miliar untuk didistribusikan kepada pelanggan di wilayah Banten.
Sebagai permintaan maaf dan tanggung jawab PLN saat pemadaman massal lebih dari 24 jam tersebut.
"Perhitungan kasar sekitar Rp 153 miliar harus kami siapkan sebagai bentuk kompensasi. Totalnya itu ada 3,2 juta pelanggan dari wilayah Banten," terang Dody.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan kompensasi yang diberikan dari PLN harus melewati beberapa tahapan yang tidak sulit.
Kompensasi yang diberikan dibagi menjadi dua golongan seperti pengguna listrik bersubsidi dan non-subsidi.
Bagi pelanggan subsidi akan diberikan kompensasi sebesar 20 persen, sementara non-subsidi mendapatkan kompensasi sebesar 35 persen.
• Babai Suhaimi Dipecat Atas Tuduhan Pakai Narkoba, Kuasa Hukum: Prestasi Dibalas Pemecatan
• Pedagang Besek Bambu di Pasar Kramat Jati Tak Rasakan Kenaikan Omzet
Dari dua jenis pelanggan tersebut pun dibagi lagi menjadi dua jenis pembayaran yakni pascabayar dan prabayar.
Untuk pelanggan yang biasa membayar listrik dengan cara pascabayar akan mendapatkan potongan harga pada tagihannya.
Sedangkan untuk pelanggan prabayar akan diberikan dua nomor token saat membeli token, satu token berupa nominal yang dibeli, dan token satunya nominal tambahan sebagai bentuk kompensasi.
"Misal saja setelah dihitung satu pelanggan bisa membayar Rp 1 juta, dia berhak mendapatkan kompensasi Rp 50 ribu maka pada rekening September pelanggan itu hanya bayar Rp 950 ribu untuk pascabayar," jelas Dody.
"Untuk prabayar pembelian mulai 1 September maka kejadiannya dia biasa misal beli Rp 1 juta maka dia berhak dapat kompensasi tambahan Rp 50 ribu maka akan ada 2 token yang terbit pada struknya," sambungnya.
Pemadaman beberapa waktu lalu disebabkan karena terjadinya trip hingga black out di sejumlah pembangkit, sehingga sebagian wilayah Banten, DKI Jakarta, sampai Jawa Barat mengalami pemadaman listrik.