Penumpang Gelap Tercium, Prabowo Bikin Mereka Jengkel karena Ingin Korbankan Emak-emak

Langkah politik Prabowo Subianto dalam beberapa bulan terakhir membalikkan suasana colling down pasca-Pilpres 2019 lebih cepat.

Editor: Y Gustaman
YouTube Kompas TV
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertemu pada Rabu (24/7/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Langkah politik Prabowo Subianto dalam beberapa bulan terakhir membalikkan suasana colling down pasca-Pilpres 2019 lebih cepat.

Apa yang Prabowo melakukan hal tersebut, tak lain untuk membuat mati kutu para penumpang gelap yang mendomplengnya di Pilpres 2019.

Sejumlah langkah taktis yang ia perlihatkan, di antaranya bertemu pertama kali pasca-Pilpres dengan Jokowi di MRT. 

Meski pertemuan di tempat umum, Prabowo membuat keputusan yang bikin adem setelah memberi selamat kepada Jokowi-Maruf sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. 

Terbaru, Prabowo yang notabene rival Jokowi di Pilpres 2019, menghadiri Kongres V PDIP di Bali. Ia dielukan kader banteng moncong putih. 

Video Call dengan Intan Permata yang Fotonya Dicatut, Mas Yusuf Ungkapkan Ini: Cantiknya Luar Biasa

Yusuf Menolak Cinta, Sang Kekasih Nangis Curhat ke Pemilik Foto Intan Permata: Dua Tahun Loh

Susunan Lengkap Pengurus DPP PDI Perjuangan Periode 2019-2024, Hasto Masih Jabat Sekjen

Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhirnya bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).
Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhirnya bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (ISTIMEWA)

Kehadiran Prabowo diundang langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ia ceritakan dalam pidato politiknya di kongres. 

"Prabowo jenderal perang, dia sudah baca dalam situasi terakhir," ucap Dasco dilansir Kompas.com dalam artikel: Gerindra: Ada "Penumpang Gelap" yang Gigit Jari karena Langkah Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu membeberkan konteks soal langkah Prabowo Subianto tersebut. 

Menurut Dasco, ada penumpang gelap pada Pilpres 2019 yang kerap menyudutkan Prabowo Subianto dan Gerindra.

Sebagai capres nomor urut 02 pada Pilpres 2019, Prabowo mengambil cawapresnya Sandiaga Uno, mantan Wagub DKI Jakarta.

Prabowo kesal karena ulah para penumpang gelap itu.

Mantan Danjen Kopassus itu, kata Dasco, ingin membuat para penumpang gelap tersebut gigit jari.

Kelompok itu sempat memanasi Prabowo agar mengorbankan para pendukungya guna membuat negara rusuh.

Namun, menurut Dasco, Prabowo punya cara lain dan strategi yang mengagetkan penumpang gelap tersebut.

"Dia sudah bilang sama kita kalau kita diadu terus, kita terus dikorbankan," imbuh Dasco saat ditemui di rilis nasional Cyrus Network, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).

Direktur Advokasi BPN Prabowo-Sandi Safmi Dasco Ahmad saat ditemui awak media di depan Gedung Bawaslu seusai demo, Jumat (10/5/2019).
Attachments area
Direktur Advokasi BPN Prabowo-Sandi Safmi Dasco Ahmad saat ditemui awak media di depan Gedung Bawaslu seusai demo, Jumat (10/5/2019). Attachments area (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Dasco menceritakan, langkah pertama Prabowo yang tak diduga-duga kelompok tersebut.

Yaitu, Prabowo meminta para pendukungnya agar tak menggelar unjuk rasa saat sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Putusan ini, kata Dasco, membuat para penumpang gelap itu gigit jari.

"Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.

Prabowo, kata Dasco, memang mengatakan pada timnya akan mengambil tindakan yang tak diprediksi kelompok itu.

"Kata Prabowo, 'saya akan ambil tindakan yang bikin orang-orang itu enggak menduga'. Dia (Prabowo) banting setir, orang gigit jari," katanya.

Langkah selanjutnya, Prabowo membuka jalan rekonsiliasi, bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo.

Itu pun, kata Dasco, putusan yang sepertinya tak diduga kelompok tersebut.

Langkah itu, kata Dasco, diakukan lantaran setelah sidang MK, masih ada sekelompok orang yang berusaha menghasut Prabowo.

Dasco mengatakan kelompok itu ingin Prabowo mengorbankan para ulama dan emak-emak.

"Sesudah MK masih ada tuh, ada yang ngomong sama Prabowo, 'Pak, kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.'"

Massa yang ikut kawal sidang putusan sengketa Pilres di Mahkamah Konstitusi, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
Massa yang ikut kawal sidang putusan sengketa Pilres di Mahkamah Konstitusi, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

"Prabowo pikir, 'Emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan,'" ujar Dasco.

Guna mengantisipasi kekisruhan yang diinginkan oleh penumpang gelap itu, maka Prabowo merancang pertemuan dengan Jokowi.

Tujuannya, rekonsiliasi pascapilpres. Pertemuan itu pun terjadi pada 13 Juli 2019 di stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus.

"Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri. Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, tiba-tiba."

"Untuk persatuan bangsa, ketemu lah dua tokoh itu di MRT," ucap Dasco. 

Tamu Spesial

Prabowo menjadi salah satu bintang dalam Kongres V PDIP di Bali yang dibuka pada Kamis (8/8/2019).

Selain Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi, Prabowo menjadi salah satu sosok yang paling ditunggu kehadirannya.

Riuh tepuk tangan peserta kongres langsung membahana saat Prabowo tiba di lokasi kongres pasa Kamis siang.

Sejak awal, Megawati memang telah meminta kader-kadernya menyambut Prabowo dengan baik.

"Jangan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung undangan, apalagi ada undangan terhormat seperti Pak Prabowo yang hadir. Jadi jangan sampai ada yang bilang, huuu (disoraki), jangan begitu," kata DPD PDI-P Bali I Wayan Koster menirukan ucapan Megawati.

Presiden Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden terpilih KH Maruf Amin dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto duduk sejajar di Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019).
Presiden Jokowi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden terpilih KH Maruf Amin dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto duduk sejajar di Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019). (Kompas.com/Kristian Erdianto)

Setibanya di arena kongres, Prabowo pun mendapatkan tempat duduk yang spesial.

Ia duduk sederet bersama Megawati, Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Wapres terpilih Ma'ruf Amin.

Tempat duduk Prabowo dikatakan spesial karena ketua-ketua umum partai lain yang juga hadir mendapat tempat duduk yang terpisah.

Seperti diketahui, Prabowo memang diundang secara khusus oleh Megawati ketika keduanya bersua di kediaman Megawati akhir Juli 2019.

"Jadi kan Pak Prabowo waktu ketemu saya kan heboh ya media. Padahal saya tanya gini, Mas nanti mau enggak saya undang ke Kongres PDI-P? Kalau enggak mau, ya enggak apa-apa. Eh ternyata beliau mau," kata Megawati saat membacakan pidato politiknya.

Disinggung Mega

Mega menyinggung nama Prabowo beberapa kali dalam pidato politiknya. Ia mengatakan, dirinya ingin beristirahat sejenak setelah "bertarung" melawan Prabowo dalam Pemilu 2019 lalu.

"Iya lho, kan capek ya kalau disuruh namanya tempur terus. Ya sudahlah nanti tempur lagi di 2024. Siap?" kata Megawati diiringi tawa dan tepuk tangan para tamu undangan.

Dalam pidatonya, Megawati sempat bercerita tentang kejengkelannya ketika tim sukses Prabowo-Sandiaga membangun posko kemenangan di Jawa Tengah.

Ia merasa jengkel karena Jawa Tengah menjadi basis pendukung PDIP yang notabene merupakan partai pengusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, pesaing Prabowo-Sandi.

"Waktu itu Pak Prabowo katanya dipindahkan poskonya, ini terus terang, dipindahkan ke Jawa Tengah. Saya sudah mikir nih, hmmm gue datangin juga nih si Bowo. Ya dong, jengkel dong, orang sudah tahu itu tempatnya banteng lho," kata Megawati.

Ia mengatakan, keputusan Prabowo memindahkan posko ke Jawa Tengah menjadi motivasi bagi kader PDIP untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf menang cukup telak.

Megawati pun kembali menyindir Prabowo. Sambil berkelakar, ia menyarankan Prabowo berkoalisi dengan PDI-P kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2024 dan ingin menang di Jawa Tengah.

"Makanya kalau nanti (pemilu) dekat-dekat dengan saya ya," ujar Megawati disambut sorak-sorai peserta kongres.

Mendengar hal itu, sontak Prabowo berdiri dari kursinya. Mantan Danjen Kopassus itu kemudian memberikan hormat kepada Megawati.

Seluruh kader pun bersorak dan bertepuk tangan melihat peristiwa itu.

Sementara dari tempatnya berpidato, Megawati tertawa sambil sedikit menunduk dan meneruskan pidato politiknya. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved