Modal Rp60 Juta, Dino Buka Usaha Jual Hula Hoop: Bisa Buat Kelambu, Laris Saat Car Free Day

Puluhan hula hoop berbahan rotan tergantung di sekitar gerobak Dino Atmajawijaya (50).

Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). 

Ketika itu, orang-orang Yunani mengembangkan alat berbentuk lingkaran dan dimainkan di pinggulnya.

Hingga pada tahun 1948, perusahaan di California Amerika bernama Wham-O memberikan hak paten kepada hula hoop produksinya.

Dijuluki hula berasal dari nama tarian Hawaii.

Seiring berkembangnya zaman, anak-anak banyak yang memainkan hula hoop hingga saat ini.

Bagi Dino, ia telah berjualan hula hoop sejak tahun 90-an berkeliling di Menteng, Jakarta Pusat.

Awalnya, ia melihat banyak pedagang yang membuat hula hoop berbahan rotan di kampungnya, Cirebon.

Dino pun memboyong hula hoop rotan itu untuk dijual di Menteng.

"Saya aja yang jualan hula hoop di daerah Menteng, enggak ada lagi," tambah pria anak tiga itu.

Sering Dibeli Saat Car Free Day

Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019).
Pedagang hula hoop, Dino Atmajawijaya di Jalan Teuku Umar, Menteng pada Kamis (15/8/2019). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Saat car free day di akhir pekan, tak jarang hula hoop-nya menjadi perhatian warga yang berolahraga.

Dagangannya laris manis saat akhir pekan lantaran banyak yang membelinya.

Bahkan, hula hoopnya pernah diborong oleh guru sekolah yang tengah melintas.

"Pernah ada yang borong 80 buah ini, besok langsung diantar di bilangan Ciracas buat siswa siswinya olahraga," tambahnya.

Ia menjual hula hoop berbahan rotan karena lebih tahan lama bisa bertahun-tahun lamanya.

"Ini bukan plastik yang gampang rusak. Rotan pun enggak akan peyot. Bisa bertahun-tahun," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved