Bocah Cianjur Kerap Tarik & Gigit Hewan Tetangga Sampai Mati, Sang Ibu: Saya Hanya Bisa Minta Maaf

Kelakukan aneh bocah asal Cianjur yang kerap bermain dengan kodok dan ular belakangan menjadi perbincangan warganet.

Editor: Muji Lestari
Tangkapan Layar TribunJabar
Kelakuan aneh bocah Cianjur Rizki Maulana Yusuf (11), Warga Kampung Condre RT 02/06, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, ia sering kejang-kejang karena sakit panas. Dia suka mencari kodok dan ular. 

Parahnya, anak ini juga tidak rakut dengan binatang-binatang yang berbahaya seperti ular.

“Seminggu setelah ia mengalami demam dan kejang-kejang dia sering ngamuk-ngamuk," kata ibu Rizki, Cucu (30).

Cucu mengatakan, kebiasaan aneh itu mulai terlihat setelah anaknya itu sering bermain-main dengan binatang seperti kodok dan ular.

"Saya kaget ketika melihat anak saya menangkap ular lalu ular itu ditarik dan digigit hingga mati, lalu menangkap kodok lalu kodok itu ditarik dan digigit hingga mati," katanya.

Alasan Pedagang Kaki Lima Masih Berdagang di Trotoar Jalan Kawasan Tanah Abang

Ia mengatakan, Rizki tak akan melepaskan ular tersebut sampai ular tersebut sudah mati.

"Sempat menarik ular hitam kobra dan dikira udah mati karena lemas, namun setelah dilepas ular tersebut kembali bergerak dan siap mematuk anak saya," katanya.

Ia mengatakan, selain ular dan kodok, Rizki juga sempat memainkan jenis tawon cukup menyengat.

Di Kampung Condre disebut papanting atau kamarang kendi.

"Saya melihat ia disengat tiga kali di tangannya, tapi ia malah tertawa. Tak nampak sedikitpun rasa sakit yang diperlihatkannya," kata Cucu.

Ditanya Sosok Menteri Muda di Kabinet Kerja Jilid II, Reaksi Spontan Jokowi Buat Pembawa Acara Kaget

Tetangga Cucu, Nanan (52) mengatakan prilaku Rizki memang tak seperti anak seusianya. Rizki sering memperlakukan binatang layaknya mainan.

"Kalau menangkap kodok ia suka mendengarkan suaranya, setelah tidak bersuara kodok itu digigit, hingga kodok itu tak bersuara, setelah tak bersuara ia ketawa, dan setelah kodok itu mati ia membuangya, begitupun pada binatang-binatang lainya seperti ular, anak ayam dan anak kucing," katanya.

Kepala Desa Babakansari, H Junaedi mengatakan bahwa Rizki mengalami gangguan mental.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah desa pernah memasukan ia ke untuk sekolah di SLB, namun itu tak berjalan mulus.

Di tengah perjalanan, orang tuanya memutuskan Rizki berhenti sekolah.

Ilustrasi kucing
Ilustrasi kucing (istimewa)

"Kebetulan di Desa Babakansarj ada yayasan, dan di dalamnya ada SLB, saya tak tau apa alasan orang tua Rizki malah memberhentikan anaknya sekolah," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved