Rusuh di Papua
Mahasiswa Papua Unjuk Rasa Gunakan Topeng Monyet Gugat Praktik Rasisme
Puluhan mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Tangse mengatasnamakan diri Aliasnsi Mahasiswa Timur Malaenesia, berunjuk rasa di depan UIN.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Puluhan mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Tangerang Selatan (Tangsel) mengatasnamakan diri Aliasnsi Mahasiswa Timur Malaenesia, berunjuk rasa menggugat praktik rasisme di depan halte UIN Syarif Hidayatullah, Jalan Ir. Juanda, Ciputat, Selasa (20/8/2019).
Seperti diketahui, Papua Barat dan Papua sedang bergejolak sampai menimbulkan kericuhan dan pembakaran fasilitas umum.
Kericuhan itu merupakan buntut dari pernyataan rasis berupa umpatan yang dilontarkan kepada mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (16/8/2019).
Mereka membawa spanduk berisi gugatan mereka yang terkait praktik rasisme yang disebut menyakiti hati masyarakat Papua.
Salah seorang pengunjuk rasa membawa bendera merah putih.
Seorang lainnya menggunakan topeng.
Topeng tersebut menjadi simbol dari gugatan terhadap praktik rasisme mereka.
"Dia ini monyet, dia ini bukan manusia, kata mereka, bukan kata saya," ujar Rahman, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) salah satu orator.
• Ussy Sulistiawaty Belanja Belasan Juta untuk Masak Nasi Bakar, Andhika Pratama: Tumben Masaknya Enak
• Sekolah Direnovasi, Murid SDN Cipayung 01 Belajar di RPTRA Payung Tunas Teratai
Rahman juga menyinggung secara tersirat terkait banyaknya orang luar Papua yang mencari uang di Papua.
"Lebih mulia mana monyet yang mencari ilmu di rumah manusia atau manusia yang mencari uang di rumah monyet," pekiknya.
Mereka juga mendorong agar pelaku praktik rasisme yang terjadi di Surabaya bisa segera di proses hukum.