Viral Ojek di Bandung Terima Dibayar Seikhlasnya dengan Rute Bebas, Tolak Bawa Penumpang Lawan Jenis
Tulisan yang disimpan di belakang pengemudi ojek di Bandung itu berbunyi, jasa layanan pengantaran penumpang hanya dikhususkan untuk laki-laki.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Para penumpang ojek online bakal menikmati sensasi berkendara yang berbeda ketika menaiki motor Yunansyah (39).
Ojek dalam jaringan ini menyediakan helm dengan teknologi tambahan untuk memanjakan penumpang saat berkendara.
Driver Ojek online yang melengkapi dengan helm interkom, Yunansyah di kediamannya pada Selasa (13/8/2019). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)
Helm untuk penumpang itu dilengkapi dengan interkom agar memudahkan Yunansyah dan penumpang dalam berkomunikasi.
Jadi, penumpang pun tak perlu bersusah payah mendekat ke telinga si pengemudi saat di jalan.
Selain berkomunikasi, penumpang bisa sembari mendengarkan suara radio.
Pengalaman berkendara ini tentunya belum dimiliki oleh layanan para pengendara ojek dalam jaringan.
Bahkan, ketika perjalanan jarak jauh, penumpang bisa memilih sendiri daftar lagu yang tersimpan di ponselnya.
"Jadi ada pilihannya, si penumpang itu bisa memilih lagu di playlist hpnya dengan mode Bluetooth saat di jalan," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Selasa (13/8/2019).
Yunansyah beralasan pelayanan terhadap penumpang menjadi hal utama yang harus diutamakan.
Sebab, kepuasan penumpang akan berdampak positif kepada kinerjanya saat berkendara membelah jalanan Ibu Kota.
Yunansyah juga merasa puas ketika bisa membuat penumpang senang dengan pelayanannya.
"Karena ada kepuasan yang enggak bisa dibeli oleh orang lain ketika penumpang senang," bebernya.
Kerja di PH Banting Setir Jadi Ojek Daring
Pada awalnya, bekerja sebagai ojek dalam jaringan sebenarnya bukan keinginan Yunansyah.
Ia dulu bekerja di sebuah Production House (PH) sebagai pencari talent.