Bentrok Pencari Suaka di Kalideres, Seorang Polisi Terluka, Warga Resah Hingga Sekolah Diliburkan
lemparan batu dan kayu beterbangan di halaman gedung eks Kodim Jakarta Barat yang menjadi lokasi penampungan para pengungsi.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
Tommy mengaku belum mendapat informasi sampai kapan sekolah akan diliburkan.
Ia pun berharap pencari suaka dapat segera dipindahkan dari tempat ini. Ia khawatir keberadaan pencari suaka yang terlalu lama dapat menganggu kegiatan sekolah.
"Harapannya jangan tempatkan mereka di komplek perumahan apalagi di sebelah sekolahan. Enggak bagus untuk dampak sosial dan keamanan," kata Tommy.
Terlebih, saat keributan pecah kemarin sore masih ada siswa yang berada di dalam sekolah.
Para siswa pun sampai harus diamankan di dalam sekolah dan tak boleh pulang sebelum keributan mereda.
"Karena kalau misalkan timpukan itu kena siswa karena ini kan sebelahan siapa yang mau tanggung jawab," ujarnya.
Tommy menyebut sejak pengungsi ditempatkan di gedung eks Kodim, para siswa di sekolah tersebut sudah terkena dampaknya.
Salah satunya, para siswa tak diperkenankan pulang sendiri oleh pihak sekolah.
"Murid yang biasanya mereka jalan kaki sekarang jadi diantar jemput pakai mobil, itu jadi bikin macet. Habis mau gimana lagi, daripada mereka jadi korban salah sasaran," tuturnya.
• Pria Asal Magelang Peras Korban Modus Sebarkan Video Call Vulgar
• Pelajar Buru Daun Lidah Mertua, Omzet Pedagang Tanaman Hias di Jakarta Timur Naik
• Kirim Ribuan Aparat ke Papua, Moeldoko Klaim Tak Maksud Menekan: Justru Ingin Memberikan Rasa Tenang
• Rilis September Mendatang, Ini Spesifikasi Samsung Galaxy A50s Lengkap dengan Varian Warnanya
Diketahui, kemarin sore terjadi bentrokan antara pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan di gedung pengungsian.
Penyebabnya, karena saling berebut makanan yang disimpan di pos penjagaan pengungsian.
Mereka saling lempar batu, kayu hingga besi. Bahkan seorang anggota polisi sempat terluka akibat terkena lempara besi dalam keributan tersebut.
Saat ini, para pencari suaka asal Sudan dan negara afrika lainnya memilih mengemper di sekitar pengungsian.
Mereka mengaku enggan ditempatkan bersama pencari suaka asal Afghanistan yang menjadi mayoritas di tempat ini.
"Kami takut, jumlah kami hanya seratus, tapi mereka banyak sekali," ujar Nasir, salah seorang pencari suaka asal Sudan.
Namun sayangnya pihak sekolah tidak mau memberikan komentarnya terkait sampai kalan kegiatan belajar di sekolah elit ini diliburkan. (Elga Hikari Putra)