Bentrok Pencari Suaka di Kalideres, Seorang Polisi Terluka, Warga Resah Hingga Sekolah Diliburkan
lemparan batu dan kayu beterbangan di halaman gedung eks Kodim Jakarta Barat yang menjadi lokasi penampungan para pengungsi.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bentrokan kembali pecah di gedung pengungsian para pencari suaka di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat, kemarin sore.
Berdasarkan video amatir yang diterima TribunJakarta.com, lemparan batu dan kayu beterbangan di halaman gedung eks Kodim Jakarta Barat yang menjadi lokasi penampungan para pengungsi.
Mereka juga menyerang pos keamanan yang menjadi tempat penyimpanan makanan.
Bahkan, anggota kepolisian dari Polsek Kalideres, Aiptu Daud Santoso mengalami luka dibagian tangan akibat terkena lemparan benda yang dilemparkan para pencari suaka.
Menurut anggota Tagana Jakarta Barat, Iwan, keributan bermula ketika para pencari suaka yang kelaparan berusaha membobol pos keamanan yang menjadi tempat penyimpanan makanan.
"Penyebabnya karena pada berebutan makanan," kata Iwan yang berada di lokasi kejadian, Kamis (22/8/2019).
Lantaran melihat pencari suaka mulai beringas, petugas pun kemudian mengeluarkan makanan tersebut dan memberikan kepada pencari suaka.
Namun, diantara para pencari suaka dari negara Afghanistan dan Sudan justru malah rebutan hingga terjadi bentrokan.
"Makanan itu kemudian kita keluarkan dari gudang dan kita bagikan kepada mereka. Tapi pencari suaka dari Afganistan itu berebut makanan dengan yang dari Sudan dan sampai terjadi bentrokan fisik," katanya.
Akibat bentrokan itu, akses di Jalan Bedugul sempat ditutup untuk umum.
Saat ini, kondisi di lokasi masih tegang meski keributan sudah berhasil diredam.
Aparat kepolisian pun masih berjaga untuk mengantisipasi adanya bentrok susulan.

Mengemper di luar pengungsian
Pasca terjadi bentrokan antara pencarisuaka asal Afghanistan dan Sudan pada kemarin sore, kini pencari suaka asal Sudan memilih mengemper di sekitar gedung pengungsian.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, sejumlah barang milik pencarisuaka asal Sudan kini memenuhi trotoar depan gedung pengungsian di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat.
Sementara para pencari suaka itu mengemper di depan ruko yang ada di seberang pengungsian menggunakan terpal sebagau alasnya.
Mereka memilih mengemper ketimbang harus berada di dalam pengungsian bersama pencari suaka asal Afghanistan.
Sedangkan pencari suaka asal Afghanistan dan beberapa negara lain seperti Somalia dan Mali masih berada di pengungsian.
"Kita takut didalam karena jumlahnya kalah dibanding mereka (Afghanistan), kita semalam juga tidur diluar," kata Ismail, pencari suaka asal Sudan, Jumat (23/8/2019).
Kendati pengungsi Sudan memilih berada diluar, kondisi di pengungsian saat ini sudah kondusif.
Mereka tampak berkumpul dengan pencari suaka sesama asal negaranya.
Diketahui, kemarin sore terjadi bentrokan antara pencari suaka asa Afghanistan dan Sudan di tempat ini.
Penyebabnya, karena saling berebut makanan yang disimpan di pos penjagaan pengungsian.
Mereka saling lempar batu, kayu hingga besi. Bahkan seorang anggota polisi sempat terluka akibat terkena lempara besi dalam keributan tersebut.

Warga resah
Bentrokan yang terjadi kemarin sore membuat warga sekitar pengungsian semakin resah dan mendesak agar pencari suaka dipindahkan dari lingkungannya.
Mereka merasa keberatan lantaran keberadaan para pencari suaka kerap kali menggangu ketertiban di komplek perumahan tersebut.
Diketahui, bentrokan antar pencari suaka bukan satu kali saja terjadi.
Sedikitnya sudah ada dua bentrokan serupa yang disebabkan karena saling berebut makanan dan air bersih.
Bahkan, akibat bentrokan kemarin, Sekolah Dian Harapan yang berada di sebelah pengungsian terpaksa meliburkan siswanya karena alasan keamanan.
Selain itu, para pencari suaka juga mengemper di depan ruko yang ada di seberang pengungsian.
Tommy warga sekitar pengungsian, mengatakan, warga sekitar bukan tak peduli terhadap nasib pencari suaka.
Namun, mereka juga merasa terganggu lantaran sudah lebih dari satu bulan pencari suaka ditampung di lingkungan perumahan, terlebih bersebelahan dengan sekolah.
"Terus terang terhadap pengungsi saya kasihan juga, ngeliat mereka mengemper, Tapi kita juga harus mikirin warga dan anak-anak sekolah disini terganggu," kata Tommy, Jumat (23/8/2019).
Tommy pun menyebut warga sekitar merasa serba salah dengan keberadaan mereka. Hal itu lantaran jumlah mereka mencapai ribuan orang.
"Sekarang gini kita lihat mereka ngemper di depan ruko kita, kita mau kasih mereka masuk atau ke toilet tapi kalau sekali dikash masuk, yang lainnya ikutan semua. Kita gimana mau usaha," paparnya.
Diketahui, kemarin sore terjadi bentrokan antara pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan di gedung pengungsian.
Penyebabnya, karena mereka saling berebut makanan yang disimpan di pos penjagaan.
Seorang anggota polisi sempat terluka akibat terkena lemparan besi.
Saat ini, para pencari suaka asal Sudan dan negara afrika lainnya memilih mengemper di sekitar pengungsian.
Mereka enggan ditempatkan bersama pencari suaka asal Afghanistan yang menjadi mayoritas di tempat ini.

Sekolah diliburkan
Dampak keributan antar pencari suaka di gedung pengungsian, Sekolah Dian Harapan terpaksa meliburkan siswanya hari ini.
Lokasi sekolah elit ini memang berada persis di sebelah gedung pengungsian di Jalan Bedugul, Kalideres, Jakarta Barat.
"Dadakan semalam dikasih tahunya melalui whastapp sekitar jam 11 malam," ujar Tommy, orangtua murid yang juga warga sekitar pengungsian, Jumat (23/8/2019).
Tommy mengaku belum mendapat informasi sampai kapan sekolah akan diliburkan.
Ia pun berharap pencari suaka dapat segera dipindahkan dari tempat ini. Ia khawatir keberadaan pencari suaka yang terlalu lama dapat menganggu kegiatan sekolah.
"Harapannya jangan tempatkan mereka di komplek perumahan apalagi di sebelah sekolahan. Enggak bagus untuk dampak sosial dan keamanan," kata Tommy.
Terlebih, saat keributan pecah kemarin sore masih ada siswa yang berada di dalam sekolah.
Para siswa pun sampai harus diamankan di dalam sekolah dan tak boleh pulang sebelum keributan mereda.
"Karena kalau misalkan timpukan itu kena siswa karena ini kan sebelahan siapa yang mau tanggung jawab," ujarnya.
Tommy menyebut sejak pengungsi ditempatkan di gedung eks Kodim, para siswa di sekolah tersebut sudah terkena dampaknya.
Salah satunya, para siswa tak diperkenankan pulang sendiri oleh pihak sekolah.
"Murid yang biasanya mereka jalan kaki sekarang jadi diantar jemput pakai mobil, itu jadi bikin macet. Habis mau gimana lagi, daripada mereka jadi korban salah sasaran," tuturnya.
• Pria Asal Magelang Peras Korban Modus Sebarkan Video Call Vulgar
• Pelajar Buru Daun Lidah Mertua, Omzet Pedagang Tanaman Hias di Jakarta Timur Naik
• Kirim Ribuan Aparat ke Papua, Moeldoko Klaim Tak Maksud Menekan: Justru Ingin Memberikan Rasa Tenang
• Rilis September Mendatang, Ini Spesifikasi Samsung Galaxy A50s Lengkap dengan Varian Warnanya
Diketahui, kemarin sore terjadi bentrokan antara pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan di gedung pengungsian.
Penyebabnya, karena saling berebut makanan yang disimpan di pos penjagaan pengungsian.
Mereka saling lempar batu, kayu hingga besi. Bahkan seorang anggota polisi sempat terluka akibat terkena lempara besi dalam keributan tersebut.
Saat ini, para pencari suaka asal Sudan dan negara afrika lainnya memilih mengemper di sekitar pengungsian.
Mereka mengaku enggan ditempatkan bersama pencari suaka asal Afghanistan yang menjadi mayoritas di tempat ini.
"Kami takut, jumlah kami hanya seratus, tapi mereka banyak sekali," ujar Nasir, salah seorang pencari suaka asal Sudan.
Namun sayangnya pihak sekolah tidak mau memberikan komentarnya terkait sampai kalan kegiatan belajar di sekolah elit ini diliburkan. (Elga Hikari Putra)